*Another One-Shot Story : First Love Butterfly
Yuuji's Smile
Waiting For You
Fujiwara-san, A Story of Hope and Dream
One Hundred Years Cherry Blossom Tree
Rainy Girl
Our Sweet Moment
21 January
Terdiam
Aku memejamkan
kedua mataku perlahan. Perlahan, aku melihat senyumanmu yang sangat hangat. Aku
bisa melihat wajahmu yang terlihat bahagia ketika kita pertama kali bertemu.
Ketika kita pertama kali saling berpegangan tangan satu sama lain. Namun, meskipun
aku bisa melihatnya dengan jelas, tapi aku takkan pernah bisa melihat senyuman
itu lagi. Aku tidak akan bisa merasakan genggaman tangan itu lagi. Aku tidak
akan pernah bisa meraihnya lagi dengan kedua tanganku. Entah kenapa, tapi jarak
diantara kita ini sangat menyakitkan. Sangat menyakitkan untuk diingat dan
dikenang. Tapi, tidak ada yang bisa kulakukan. Aku hanya bisa terdiam.
Aku mengaduk
segelas kopi yang ada di hadapanku. Bahkan, kopi yang hangat mulai berubah
menjadi dingin seiring dengan berjalannya waktu. Sama seperti saat itu. Ketika
senyumanmu yang hangat berubah menjadi dingin, sedingin es. Aku ingin bebas
dari perasaan ini. Perasaan yang bercampur satu di dalam hatiku ini. Perasaan
yang terus-menerus menyiksa ini. Tapi, tidak ada yang bisa kulakukan. Aku hanya
bisa terdiam.
Perlahan
pandanganku teralihkan ke arah jam pasir yang terpajang di dekat mejaku. Aku
melihat pasir tersebut terjatuh ke bawah sedikit demi sedikit. Terjatuh ke
tempat di mana bayanganpun tidak akan nampak ketika kegelapan datang. Aku
kembali teringat. Kita berdua sangat sering pergi ke café ini dan memesan
segelas kopi yang hangat. Aku bisa senyuman itu ketika kau menggenggam tanganku
dan berkata ‘Aku mecintaimu’. Hatiku langsung menari-nari gembira ketika
pertama kali kau mengucapkan kalimat itu. Hanya bersama dengan dirimu, aku
sudah merasa sangat senang. Kenyataan bahwa kau tidak ada lagi di sini,
kenyataan bahwa aku tidak akan pernah melihat senyumanmu lagi, kenyataan bahwa
aku tidak akan pernah bisa melihat wajahmu lagi, kenyataan bahwa aku tidak akan pernah
mendengar kau mengucapkan kata-kata itu lagi dan kenyataan bahwa kau tidak akan
lagi bisa mencintaiku seperti saat itu. Aku tidak bisa mencintai orang lain.
Aku tidak bisa. Selama hatiku masih menatap ke bawah, selama hatiku masih
menatap ke arah masa lalu, maka aku tidak akan pernah bisa mencintai orang
lain. Tapi, tidak ada yang bisa kulakukan. Aku hanya bisa terdiam.
Aku bisa
mengingat senyumanmu ketika kau meminum segelas kopi itu. Hanya dengan
melihatnya, aku merasa sangat senang. Aku masih mengingat semua hal-hal
menyenangkan yang selalu kita lakukan berdua. Aku masih mengingat hari itu.
Ketika hari sedang hujan, kau langsung berlari ke arahku dan melepaskan
mantelmu. Lalu, kau menaruhnya di atas kita supaya kita bisa berlindung dari
hujan. Meskipun kau sedikit terkena hujan, tapi kau tidak pernah mengeluh. Yang
kau katakan hanyalah ‘Kau tidak terkena hujan’kan?’. Kau hanya mengkhawatirkan
diriku tanpa mengkhawatirkan dirimu. Aku sangat senang. Namun, semua itu
sekarang ini hanyalah seperti sebuah mimpi. Sebuah mimpi yang mungkin hanya
terjadi sekali tanpa bisa diulangi lagi. Tapi, tidak ada yang bisa kulakukan.
Aku hanya bisa terdiam.
Aku tahu. Suatu
saat nanti, takdir pasti memisahkan kita berdua. Hanya saja, kita tidak bisa
mengetahui kapan hal itu terjadi. Kita hanya bisa menunggu sampai takdir
memisahkan jalan kita. Sampai suatu saat nanti, kita berdua akan menjalani
sebuah jalan yang berbeda yang tidak akan pernah bertemu lagi di sebuah titik
yang akan menyatukan kita lagi. Aku kesepian karena kau tidak ada di sini. Tidak
ada di sini untuk menemaniku. Aku tidak bisa mendengar suaramu mengatakan
‘Jangan khawatir, aku akan selalu bersama denganmu’. Aku tidak bisa mendengarmu
memanggil namaku dengan lembut. Bahkan sampai saat ini, aku tidak ingin semua
itu terjadi. Aku ingin bisa melihatmu setidaknya sekali lagi. Aku ingin
menyentuh wajahmu yang lembut itu sekali lagi. Tapi, tidak ada yang bisa
kulakukan. Aku hanya bisa terdiam.
Aku
bertanya-tanya, apa yang waktu ajarkan pada kita? Mungkinkah suatu saat nanti,
waktu akan mengajariku untuk melupakanmu? Untuk tidak kembali mengingatmu lagi?
Hari di mana
semua kesedihanku akan menghilang sedikit demi sedikit suatu saat nanti pasti
akan datang, meskipun begitu, aku tidak tahu kapan hari itu akan datang untuk
menghapus semua ingatanku tentangmu. Sejak kau tidak berada di sini lagi, aku
selalu mengingatmu. Aku selalu membayangkan dirimu memelukku dengan tubuhmu
yang hangat dan memanggil namaku. Tapi, tidak ada yang bisa kulakukan. Aku
hanya bisa terdiam.
Aku sadar,kalau
kita berdua tidak akan bisa saling menggapai lagi, aku sadar kalau kita berdua
sudah tidak bisa saling menyentuh lagi.
Meskipun begitu,
aku ingin dapat mengenang semua ini sedikit lebih lama lagi. Sampai hari di
mana aku bisa melupakan dan melepaskanmu untuk selama-lamanya. Sampai hari di
mana aku tidak lagi hanya terdiam dan bisa mengucapkan...
“Selamat
tinggal...aku mencintaimu”.
THE END
A/N: Hai, minna XDD
lagi-lagi cerita ini juga terisnpirasi daru lagu he he
lagunya Kashiwagi Yuki, Chinmoku :)
sankyuu
Author,
Fujiwara Hatsune
Tidak ada komentar:
Posting Komentar