Selasa, 26 Agustus 2014

Story : Fujiwara-san, A Story of Hope and Dream

Story : Fujiwara-san : A Story of Hope and Dream



*Another One-Shot Story : First Love Butterfly
                                            Yuuji's Smile
                                           Waiting For You 
                                       
                                            One Hundred Years Cherry Blossom Tree 

                                           Rainy Girl

                                         
                                           Star Gazer 

                                           Terdiam

                                           Our Sweet Moment

* Read Another Stories :


Fujiwara-san : A Story of Hope and Dream

“Hidup itu indah. Penuh dengan pengalaman yang akan membuat hidup kita menjadi semakin baik dari hari ke hari.  Itulah yang diinginkan oleh semua orang. Hidup itu penuh dengan warna. Warna yang memancarkan kesedihan serta air mata dan warna yang memancarkan kebahagiaan serta senyuman. Itulah yang dirasakan oleh setiap orang. Hidup akan terasa lebih indah dan lebih berwarna ketika kita memiliki sebuah harapan, impian serta cita-cita yang ingin kita capai. Tentu saja. Siapa yang tidak memiliki impian serta harapan dalam hidupnya? Aku ingin jadi apa di masa depan nanti, aku ingin jadi seperti siapa di masa depan nanti dan aku ingin menjadi sesuatu yang berguna di masa depan nanti. Itulah yang diharapkan oleh setiap orang. Namun, terkadang semua itu tidak berjalan dengan mulus. Kadang kita tidak bisa menemukan impian dan harapan kita. Ada saatnya semua itu tertutupi seperti langit yang cerah tertutup awan gelap dan muncul hujan yang sangat deras atau ketika badai yang besar menghalangi langkah kita untuk terus berjalan maju ke depan. Jika kita hanya menunggu sampai hujan dan badai itu lewat tanpa melakukan apapun, maka kita tidak akan pernah bisa menemukan impian kita yang sesungguhnya. Tapi, ketika kita berusaha untuk melewati hujan dan badai yang sedang menerpa kehidupan kita, maka percayalah! Suatu saat nanti, pelangi yang indah akan muncul dan mengantarmu menuju ke mimpi dan harapanmu yang sesungguhnya!!”
-Fujiwara Hatsune-
***-***
Namaku Fujiwara. Aku hanyalah seorang gadis berusia 18 tahun yang menjalani kehidupan biasa-biasa saja. Sama seperti kebanyakan orang, aku juga pernah merasakan berbagai pengalaman dalam hidupku selama 18 tahun ini. Pengalaman itu tidaklah sepenuh ya menyenangkan dan penuh dengan canda tawa. Namun, juga penuh dengan kesedihan dan pengalaman yang terasa sangat pahit untuk di ingat lagi. Tapi, justru itu semua yang membuat hidupku lebih berwarna. Apalagi, ketika aku berjalan ke depan dan berusaha menemukan mimpiku yang sesungguhnya.
Bisa dibilang, aku yang sekarang sangat berbeda dengan aku yang dulu. Aku hidup di dalam keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan 2 orang adik laki-laki dan perempuan sedangkan aku sendiri adalah anak yang paling tua. Aku yang masih kecil adalah orang yang ceria dan mudah bergaul dengan siapapun. Meskipun aku masih belum mengetahui ‘ingin jadi apa aku di masa depan nanti’, tapi aku tetap menjalani kehidupanku dengan penuh kebahagiaan.
Semuanya berubah ketika aku dan keluargaku memutuskan untuk pindah ke kota lain. Tentu saja aku sangat gugup. Pindah ke tempat yang baru berarti meninggalkan sahabatku yang lama dan bertemu dengan sahabat baru, Jujur, aku belum siap pada saat itu. Menjadi murid baru di sebuah sekolah yang benar-benar baru, merupakan suatu yang sangat berat buatku. Akibatnya, aku menjadi seorang murid yang sangat pemalu dan terkenal pendiam di sekolah. Aku sanggup sama sekali tidak berbicara di sekolah seharian. Mungkin bagi kalian itu sangat aneh. Tapi, hal itu benar-benar terjadi padaku. Setiap kali ada tugas kelompok, aku tidak bisa menentukan kelompokku sendiri sehingga harus guru yang memilihkannya untukku. Alasanku tidak bisa memilih kelompok itu sangat simpel. Aku tahu. Semua murid di kelas itu tidak menyukaiku karena sifatku yang sangat pendiam. Kehadiranku di sana hanya akan merusak kelompok mereka. Karena itulah aku tidak sanggup untuk memilih. Sesuatu yang bagi orang lain mungkin sangat simpel, tapi bagi orang sepertiku, hal itu adalah hal yang sangat sulit untuk di lakukan.
Meskipun aku sangat pendiam di sekolah, tapi hal itu tidak berlaku ketika aku berada di dalam rumahku sendiri. Di rumah, aku berubah 360 derajat. Ketika berada di dalam rumah, aku orang yang sangat ramai dan menyenangkan. Aku sangat suka bermain dengan saudara-saudaraku yang lain dan selalu membicarakan banyak hal. Hal itu membuatku merasa seperti memiliki 2 kepribadian yang sangat bertolak belakang. Terkadang aku jadi bingung sendiri, ‘sebenarnya aku itu yang mana sih?’
Setahun kemudian, aku harus pindah lagi. Aku berharap bisa memulai sesuatu yang baru. Aku juga berharap bisa mendapatkan teman-teman yang baik. Intinya, pada waktu itu, aku berharap agar aku bisa merasakan kehidupan sekolah yang menyenangkan. Tapi, sama seperti sebelumnya. Aku sama sekali tidak memiliki seorang teman. Aku tidak tahu kenapa. Mungkin saja kepribadian baruku yang pendiam dan pemalu di hadapan orang lain yang tidak kukenal mulai meresap dan merubah kepribadian sepenuhnya. Ya. Sejak saat itu, aku berubah. Aku bukanlah Fujiwara yang dulu lagi.
Setiap hari aku lalui dengan perasaan bosan. Tentu saja. Itu karena aku tidak memiliki seorang temanpun untuk diajak bercanda atau bermain. Sungguh kehidupan sekolah yang buruk. Tapi, kalian tahu. Meskipun aku merasakan sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan ketika aku bersekolah, akupun menemukan sebuah pengalaman yang tidak akan pernah kulupakan sampai saat ini. Pengalaman yang mengubah tujuan hidupku sepenuhnya.
Ketika aku kelas 3 SD, aku memilih mengikuti ekstrakurikuler musik. Saat itu aku berpikir, mungkin aku ingin menjadi seorang pemusik. Sampai kelas 4 aku bertahan dengan ekstra musik. Tapi, semuanya berubah ketika aku berada di kelas 4. Sewaktu pulang sekolah, adikku yang kedua (yang cowok) berjalan mendekatiku sambil membawa sebuah buku dan pensil. Awalnya aku tidak mengerti apa yang ingin dia lakukan. Ternyata, ia mengajakku untuk bermain sebuah game. Game itu seperti permainan yang bisa kita mainkan dalam Ps namun adikku justru menggambarnya. Kalau tidak salah, permainan itu menggunakan gambar karakter dinaosaurus yang harus melindungi telurnya. Meskipun hanya sebuah gambar dalam buku, tapi permainan itu terasa sangat menyenangkan. Ketika itulah aku berpikir...’aku juga ingin membuat yang seperti ini!’.
Pada waktu itu gambarku masih sangat jelek dan sama sekali tidak bisa di bandingkan dengan gambarku yang sekarang (meskipun pada kenyataannya, gambarku yang sekarangpun masih belum terlalu bagus). Hal itu membuatku menjadi tidak terlalu suka dengan hal menggambar. Tapi, seperti yang sudah kuceritakan sebelumnya, kejadian itu telah mengubah hidupku sepenuhnya. Aku jadi suka menggambar. Meskipun pada waktu itu gambarku masih sangat pas-pasan, tapi jujur saja, baru pertama kali aku merasakan sesuatu yang berbeda dalam kehidupanku. Rasanya menjadi lebih berwarna.
Akhirnya, ketika aku kelas 5 SD, aku berganti ekstra. Dari seni musik menjadi menggambar. Aku sangat bersemangat sekali pada waktu itu. Entah kenapa, aku jadi sangat jatuh cinta pada dunia menggambar.
 Sama seperti sebelumnya, aku harus kembali pindah ke kota lain dan menjadi ‘orang paling tidak di sukai di kelas’ ketika aku SMP. Tapi, bagiku yang sekarang, hal itu sudah tidak terlalu menjadi masalah lagi. Karena aku telah menemukan sesuatu yang sangat kusukai. Yaitu menggambar.
Kecintaanku terhadap menggambar semakin bertambah ketika aku SMP. Ketika itulah, aku menonton sebuah anime berjudul ‘Naruto’. Ceritanya mungkin sangat sederhana yaitu tentang kehidupan seorang ninja yang ingin diakui keberadaannya. Namun, entah kenapa...aku sangat tertarik dengan cerita itu. Sejak itulah, aku mulai mengenal dunia anime. Saat itu, aku yang sangat menyukai anime ‘Naruto’ membuat beberapa gambar komik Naruto yang kubuat di bukuku. Sewaktu itu gambarku masih belum terlalu bagus. Tapi, aku tetap merasa enjoy dan terus menggambar. Hingga akhirnya pada suatu hari, timbul suatu pikiran dalam kepalaku.
‘Ya! Kenapa tidak terpikirkan dari dulu! Kenapa...aku tidak membuat komikku sendiri!?’
Pikiran sederhana itulah yang membawaku ke mimpi baruku yaitu menjadi seorang komikus terkenal. Setiap hari, aku selalu menggambar komik di bukuku. Awalnya, aku masih meniru dari ide cerita orang lain. Tapi, lama-kelamaan aku mampu menemukan ide untuk ceritaku sendiri. Aku senang. Meskipun semua cerita komik yang kubuat selalu berhenti di tengah jalan (itu karena kebiasaan buruk saya yang selalu gonta-ganti cerita di tengah jalan ^^) tapi aku tetap berusaha membuat komikku sendiri yang suatu saat nanti dapat diterbitkan. Itulah impianku.
Semua itu masih berlanjut ketika aku memasuki masa SMA. Ketika aku SMA. Aku dan keluargaku kembali pindah ke tempat kelahiran kami dan tidak akan berpindah lagi untuk seterusnya. Ketika aku menjalani masa SMA aku masih menjadi Fujiwara yang pendiam tapi aku memiliki 1-2 orang yang masih mau berteman denganku. Alasannya hanya satu. Saat SMA, aku suka membawa komik ke sekolah. Di saat itulah, aku mengetahui kalau ada anak lain yang menyukai komik dan anime sepertiku dan dia selalu meminjam komik-komik yang kubawa. Kami mulai menjadi dekat. Yang tidak bisa kupercaya adalah kami berteman karena anime. Benar-benar suatu kebetulan. Dunia anime dan manga telah mengubah hidupku sepenuhnya!
Di kelas, aku lebih sering menggambar dan mencorat-coret di bukuku. Murid-murid di kelasku yang pernah melihat gambarku langsung terkejut ketika aku bisa menggambar seperti itu. Jujur saja, waktu itu gambarku sudah mendekati gambarku yang sekarang dan aku sudah lumayan suka dengan gaya gamnbarku sendiri. Hal itu membuatku sedikit merasa bangga pada diriku sendiri. Akhirnya...aku menemukan alasan kenapa aku hidup di dunia ini!
Aku tidak lagi menggambar di sebuah buku yang tebal. Melainkan, di selembar kertas berwarna putih yang di sebut HVS. Aku juga sudah menggunakan spidol dan drawing pen untuk meninta gambarku (kalau dulu gambarku tidak kutinta jadi hanya gambar pensil saja). Gambarku yang sekarang sudah jauh berbeda dengan gambarku yang dulu. Aku tidak tahu pastinya. Tapi, karena hampir setiap hari aku menghabiskan waktuku di dalam kamarku untuk menggambar, mungkin itulah yang membuat gaya gambarku mulai berubah. Setidaknya tidak membuatku merasa malu ketika orang lain membacanya.
Selain menggambar, aku juga punya hobi baru yaitu mendengarkan lagu Jepang. Awalnya, aku suka mendownload lagu-lagu anime yang kutonton. Lama-kelamaan, aku jadi mengenal grup band Jepang lain yang terkenal dan lagunya juga bagus-bagus. Sejak saat itu, aku tidak hanya jatuh cinta pada dunia manga dan anime tapi juga pada Jepang itu sendiri. Berkat suka mendengarkan lagu-lagu Jepang, aku memiliki hobi baruku yang lain yaitu menulis cerita. Banyak cerita yang kubuat selalu terinspirasi dari lagu-lagu Jepang yang kudengarkan. Hidupku pun menjadi semakin menarik tiap harinya dan semakin penuh dengan warna.
Namun kalian tahu. Tak selamanya langit selalu terang, tak selamanya pula matahari bersinar terang menyinari dunia ini. Ada kalanya, matahari tenggelam dan berganti dengan bulan. Ada kalanya langit yang terang berubah menjadi gelap. Ada kalanya pelangi yang indah menghilang dan berganti dengan hujan serta badai.
Ya. Suatu saat aku mengambil sebuah keputusan yang kembali mengubah hidupku. Suatu hari aku...memutuskan untuk mengubur impianku menjadi seorang komikus dalam-dalam. Mengambil keputusan itu bukanlah suatu hal yang mudah bagiku. Tapi, aku telah mempertimbangkan banyak hal. Aku baru menyadari, bahwa ternyata membuat komik itu tidaklah semudah yang kukira dulu sewaktu aku masih kecil. Aku mulai merasa kalau menjadi seorang komikus terlalu berat untuk kulakukan hingga akhirnya aku memutuskan untuk menyerah. Semua hal yang kulakukan selama kurang 6 tahun belajar menggambar untuk menjadi seorang komikus ternama...rasanya menjadi suatu hal yang sia-sia.
Tapi, sama seperti yang kukatakan. Tak selamanya matahari akan selalu bersinar dengan terang. Ada kalanya, matahari akan tenggelam dan berganti dengan bulan. Meskipun impianku sebagai komikus telah kutenggelamkan, tapi aku yakin kalau impian lain akan datang dan menggantikan impianku yang lama.
Ketika itu...aku telah menyiapkan banyak ide untuk komik yang ingin kubuat. Namun, karena aku tidak jadi membuatnya, rasanya semua ide yang telah kukeluarkan dengan susah payah akan jadi sia-sia. Akhirnya aku memutuskan satu hal. Aku akan gunakan ide yang awalnya akan kugunakan untuk komikku menjadi sebuah ide untuk ceritaku.
Di saat itulah impianku mulai berubah. Bukan menjadi seorang komikus lagi, tapi menjadi seorang penulis cerita yang terkenal.
Kalian tahu? Kalau aku melihat semuanya lagi, aku tidak menyesal telah menghabiskan sebagian waktuku untuk belajar menggambar. Berkat menggambar aku jadi mengenal dunia manga dan anime. Berkat menggambar aku jadi menemukan impianku meskipun harus terhenti di tengah jalan. Tapi, pada akhirnya aku berhasil menemukan impian baruku. Meskipun aku tidak jadi membuat komik, tapi aku selalu bisa menggambar kapanpun dan aku juga selalu bisa menulis cerita kapanpun. Rasanya tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain kedua hal itu.
Yah...begitulah aku sampai saat ini. Masih menjadi seorang gadis berusia 18 tahun yang berusaha mewujudkan semua mimpi dan cita-citanya. Menjadi seorang komikus terkenal mungkin bukan takdirku, atau mungkin menjadi penulis terkenal juga bukan takdirku tapi takdir orang lain. Aku tidak tahu apakah impianku sebagai seorang penulis akan berhasil atau mungkin aku kembali berimpian menjadi seorang komikus. Aku tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang nanti. Tapi aku percaya dan yakin akan satu hal. Suatu saat nanti. Ya, suatu saat nanti, sebuah pelangi yang indah akan membawaku ke impianku yang sesungguhnya.
THE END


 A/N : Hai, minna XD
Cerita ini sebenarnya sih terinspirasi dari cerita hidupku sendiri, gimana ceritanya waktu aku masih sekolah, terus kenapa aku mau jadi komikus dan sekarang malah jadi suka nulis cerita :)

Sankyuu

Author,
Fujiwara Hatsune








Tidak ada komentar:

Posting Komentar