Another One-Shot Story : Yuuji's Smile
Waiting For You
Fujiwara-san, A Story of Hope and Dream
One Hundred Years Cherry Blossom Tree
Rainy Girl
Star Gazer
Terdiam
Our Sweet Moment
21 January
* Read Another Stories :
First Love Butterfly
Di tengah kerumunan orang-orang, seekor kupu-kupu kecil terbang. Dengan sayapnya yang berwarna indah, membuat
kagum orang-orang yang melihatnya. Terkadang ia hinggap di tengah bunga-bunga
yang bermekaran. Sayapnya yang kecil yang tertutup ketika ia hinggap dan
mencium wanginya bunga.Kemudian, kupu-kupu kecil itu akan terbang dan
menebarkan serbuk-serbuk kebahagiaan ke kerumunan orang dan menumbuhkan
benih-benih cinta bagi mereka yang mampu merasakannya. Seorang pemuda berjalan
di tengah kota.Ia berjalan dengan wajah penuh kebahagiaan setelah kelulusan
yang dialaminya. Hatinya menari-nari di tengah bunga-bunga sakura yang
menyertai kegembiraan hatinya. Ketika itu, kupu-kupu kecil tersebut lewat di
dekat pemuda itu. Pemuda itu langsung terpesona dengan keindahan kupu-kupu
kecil tersebut. Ketika ia mengalihkan pandangannya kearah kupu-kupu kecil itu
terbang, secara tiba-tiba seorang gadis manis melintas tepat dihadapannya. Ia
tengah berlari bersama dengan teman-temannya untuk merayakan kelulusan mereka
dan tanda awal permulaan yang baru. Senyumnya yang indah terus terbayang di
pikiran pemuda itu. Di saat itulah ia bertemu dengan cinta pertamanya.
Seseorang yang ditakdirkan untuk bersama dengannya. Ia ingin mengejar
‘kupu-kupu’ kecil itu, tapi ia tidak bisa. Karena ia terlalu takut! Karena ia
terlalu malu!! Akhirnya, ia melepaskan’ kupu-kupu’ cinta pertamanya itu dan
melangkah pergi.........
***-***
“Jadi, kalian harus menjaga sikap
kalian selama kalian bersekolah di SMA ini. Itu saja yang ingin saya sampaikan
sebagai kepala sekolah. Saya harap, kalian semua dapat belajar dengan baik dan
pada akhirnya dapat lulus dengan nilai terbaik” Kepala sekolah itu turun dari
podiumnya diiringi dengan sambutan dan tepuk tangan yang keras dari para murid
baru yang mulai saat ini akan menjalani kehidupan sebagai siswa SMA.
Semua murid langsung bergegas
keluar dari ruangan aula dan menuju ruang kelas mereka masing-masing yang telah
ditentukan sebelumnya. Aku adalah salah satu dari murid itu. Bersama dengan
teman-teman dekatku yang satu sekolah denganku ketika SMP, aku berjalan menuju
ke ruang kelasku.
“Wah! Tidak terasa ya, sekarang
kita sudah SMA!” Kata temanku yang berambut coklat.
Aku hanya tersenyum.
“Iya. Rasanya waktu berjalan
dengan cepat”.
Salah seorang temanku menepuk
bahuku.
“Jadi, Katsuya, apa yang akan kau
lakukan pertama kali di SMA ini?”.
Aku tertegun.
“Apa ya? Tentu saja mengenal
sekolah ini lebih baik”.
Mereka justru tertawa ketika
mendengar jawabanku.
“Katsuya, Katsuya! Kau ini
bagaimana sih! Kalau itu’kan nanti kita bakal terbiasa juga dengan sekolah ini.
Sekarang ini, yang lebih penting, kita harus membuat mata para gadis-gadis itu
tertuju kearah kita!”.
“Benar! Kau nggak lihat apa!?
Banyak sekali gadis-gadis manis yang bersekolah di SMA ini! Kita beruntung,
Man!!”.
Aku hanya tersenyum.
“Mungkin kau benar”.
“Ayolah! Cowok keren pasti cepat
dapat pacar! Ngomong-ngomong, apa sebelumnya kau sudah pernah pacaran?”.
Aku menggelengkan kepalaku.
“Belum”.
Ya. Aku memang belum pernah
berpacaran dengan siapapun sebelumnya. Mungkin ini karena sifatku yang canggung
kalau berdekatan dengan gadis. Tapi...setidaknya aku sudah pernah merasakan
bagaimana rasanya menyukai seseorang. Apa kau tahu bagaimana rasanya ketika
kita menyukai seseorang? Meskipun hal itu hanya terjadi selama beberapa detik
saja...tapi aku langsung merasa hatiku telah jatuh ke tangannya yang lembut.
Mataku hanya bisa menatapnya. Menatap senyumannya yang manis. Pertemuan
beberapa detik itu telah mengubah segalanya dalam hidupku. Di setiap malam,
yang kumimpikan hanya wajahnya. Yang bisa kubayangkan hanya matanya yang
bersinar lebih terang daripada sebuah berlian. Bagiku, gadis itu lebih berharga
dari apapun yang kumiliki. Jika bisa...ya....seandainya jika bisa....aku ingin
bisa bertemu dengannya lagi.....
***-***
Sesaat aku memperhatikan
sekelilingku. Aku baru menyadari, sekolah ini memiliki taman yang cukup luas
dan terlihat sangat indah. Aku bisa melihat berbagai macam bunga bermekaran dan
menghiasi taman itu. Di dekat taman tersebut, ada sebuah pohon sakura yang
sedang bermekaran indah.
Aku mengangkat tanganku keatas.
Sehelai bunga sakura itu jatuh ke tanganku. Bunga sakura yang sangat indah.
“Woi! Kau sedang apa?” Salah
seorang temanku menyenggolku yang tengah melamun.
Aku segera terbangun dari
lamunanku.
“Tidak. Ng...aku kesana dulu ya”.
“Mau ngapain?”.
“Hanya jalan-jalan sebentar.
Rasanya pegal sekali habis duduk terus selama mendengarkan sambutan kepala
sekolah”
“Ya sudah. Jangan sampai salah
kelas ya”.
Aku tersenyum.
“Iya, iya. Sampai jumpa nanti”.
Setelah mereka semua
meninggalkanku seorang diri, aku berjalan perlahan di tengah taman yang sepi
ini. Ternyata, benar-benar indah setelah melihatnya dari dekat. Tiba-tiba,
ketika sedang mengaggumi taman ini, aku melihat seekor kupu-kupu kecil yang
melintas. Dalam sekejap, pandanganku langsung tertuju kearah kupu-kupu dengan
sayap indah itu. Dan, di saat itu pula aku melihatnya. Ia sedang tersenyum
sambil memandangi bunga-bunga yang berada di taman ini. Jantungku langsung
berdebar dengan kencang. Perasaanku langsung berubah menjadi tak karuan. Itu
dia. ‘Kupu-kupu’ cinta pertamaku.
“Erika! Kau di sini?”.
Tiba-tiba seorang pemuda
memanggil gadis itu.
Gadis itu langsung mengalihkan
pandangannya kearah laki-laki itu dan tersenyum.
“Yosuke!”.
Pemuda bernama Yosuke itu
langsung meletakkan tangannya di kepala gadis itu.
“Kupikir kau pergi ke mana? Aku
mencari-carimu dari tadi. Eh, ternyata kau berada di sini”.
“Maaf kalau aku membuatmu
khawatir. Tadi ada kupu-kupu yang cantik. Jadi, aku mengikutinya dan berakhir
di taman ini”.
“Ya sudah. Ayo kita kembali ke
kelas. Nanti guru mencari kita”.
“Iya”.
Mereka berduapun berlalu pergi
dan meninggalkanku seorang diri, berdiri sendirian di taman ini. Entah kenapa,
hatiku terasa sakit. Lebih sakit daripada ketika di tusuk oleh sebuah pedang.
Rasanya, semua bunga-bunga indah dihadapanku ini telah kehilangan warnanya.
Rasanya, dunia ini telah kehilangan segalanya dan berubah menjadi abu.
Kupu-kupu kecil itu lalu terbang
dan meninggalkan aku seorang diri.
***-***
Aku berjalan perlahan menuju ke
ruang kelas. Perlahan aku membuka pintu ruang kelas itu dengan wajah tanpa
semangat. Seorang guru langsung menyambutku dengan wajah kesal.
“Kau? Apa kau murid kelas ini?”.
“Iya. Maaf saya terlambat”.
“Sudahlah. Sana, duduk di tempat
dudukmu. Lain kali jangan terlambat lagi”.
Aku menganggukkan kepalaku dan
menatap ke sekelilingku. Aku tidak melihat ada kursi kosong yang tersisa. Tapi,
kemudian aku melihatnya. Ketika dia menyadari kalau aku menatapnya, ia balas
menatapku kemudian tersenyum. Aku tidak bisa berkata apapun. Pandanganku
tidak bisa lepas dari gadis itu. Aku
bisa merasakan kupu-kupu yang menari-nari di dalam tubuhku.
“Di sini kosong” Kata gadis itu.
Aku baru menyadari. Kursi di
sebelah gadis itu ternyata kosong!
Aku langsung berjalan pelan
kearah gadis itu dan tersenyum kecil kearahnya. Ia membalasku dengan senyuman
manis. Jantungku kembali berdebar-debar. Apakah ini takdir? Di dunia yang luas
ini, kami bertemu secara tidak sengaja? Di sekolah ini, kami kembali bertemu?
Apakah ini berarti kami memang ditakdirkan untuk bersama?
“Hai. Perkenalkan. Namaku Rikazuki
Erika” Katanya sambil menyodorkan tangannya kearahku.
“Ya. Aku...Hikaru Katsuya” Kataku
pelan sambil menjabat tangan Erika.
“Nama yang bagus” Dia kembali
tersenyum.
Aku terdiam sesaat.
“I...ya...Terima kasih. Namamu
juga sangat manis”.
Kami berdua saling tersenyum. Aku
melihat ke sekelilingku. Aku tidak menemukan sosok pemuda yang bersama
dengannya di taman tadi. Mungkin saja mereka tidak sekelas. Tetap saja hal itu
membuatku penasaran. Siapa sebenarnya pemuda itu!?
***-***
“Kau yakin tidak mau pergi
nongkrong nanti di mall, Katsuya?”
“Nggak. Aku mau langsung pulang saja”.
“Ya sudah. Lain kali saja ya! Sampai jumpa”
Aku melambaikan tanganku.
“Ya. Sampai jumpa besok”
Aku membawa bukuku dan tasku lalu berjalan keluar dari
kelas. Ketika aku sampai di dekat gerbang depan sekolah, pandanganku kembali
teralihkan oleh kupu-kupu yang melintas sehingga aku tidak melihat ke depan
ketika berjalan. Tiba-tiba...
Braaaakh!!
Aku terjatuh. Sepertinya aku bertabrakan dengan seseorang.
“Ma...maaf. Aku tidak sengaja” Kataku sambil mengangkat
kepalaku.
Aku tertegun.
Dia adalah ‘kupu-kupu’ itu.
Dan secara tidak sengaja, takdir kembali mempertemukan kami.
“Ah! Maaf ya. Itu karena aku tidak memperhatikan arah ku
berjalan. Sekali lagi, aku minta maaf”. Kataku sambil membantu membereskan
bukunya yang jatuh berserakan.
“Nggak apa-apa” Katanya lembut.
Gadis itu lalu menatap wajahku.
“Ah! Kau Hikaru’kan?”.
Aku tertegun.
Dia mengingat namaku?
“Hey. Jangan melamun” Katanya sambil sedikit tertawa.
Aku langsung terbangun dari lamunanku.
“Y....ya. AKu Hikaru. Kau Rikazuki’kan?”.
“Iya. Panggil saja Erika”.
Aku kembali tertegun.
“Eh?”.
“Kenapa bilang ‘eh’? Kau tidak mau?”.
“Ah! Tidak...Hmmm...baiklah...Erika-san”.
“Kalau begitu, aku juga akan memanggilmu Katsuya. Kau tidak
keberatan’kan?”.
Aku menggelengkan kepalaku.
“Sama sekali tidak”.
Kami berdua saling menatap sesaat.
Aku sudah tidak bisa
menghitung lagi berapa kali aku terpesona akan kecantikan gadis itu. Rasanya,
mataku tidak ingin melepaskan pandangan darinya. Gadis itu....terlalu indah
untuk dilupakan begitu saja. Melihatnya tersenyum tepat dihadapanku....tidak
ada yang kuinginkan lebih dari itu. Seandainya aku bisa mengucapkan kalimat
itu....aku pasti akan menjadi orang paling beruntung di dunia ini.
Gadis itu menatapku aneh lalu tersenyum sambil
melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.
“Hey, jangan menatapku seperi itu. Aku’kan jadi malu”.
Aku tertegun.
“Ah! Ma...maaf”.
“Kenapa kau dari tadi minta maaf terus sih? Santai aja”.
“I...ya” Kataku gugup.
Dia terdiam sesaat lalu tertawa.
“Kau lucu”.
“Hm? Apa?”.
“Kau. Kau lucu” Katanya.
“Be...begitu...A—“.
Belum selesai aku berbicara, tiba-tiba seorang pemuda
berjalan kearah kami.
“Erika! Aku mencarimu di kelas, tapi katanya kau sudah
keluar duluan. Kenapa kau tidak menungguku?”.
Erika bangkit berdiri.
“Maaf kalau aku membuatmu khawatir, Yosuke”.
Pemuda bernama Yosuke itu mengalihkan pandangannya kearahku.
“Dia ini....siapa dia?”.
“Ah! Dia teman sekelasku” Jelas Erika.
Aku mengangguk pelan.
“Y...ya. Aku Hikaru Katsuya”.
“Aku Rei Yosuke” Katanya dengan nada dingin.
Sebenarnya bukan kata-katanya yang dingin itu yang membuatku
merasa ketakutan. Tapi, yang membuatku merasa takut... adalah kata-katanya
setelah ini.
“Kekasih Erika”.
‘Kekasih Erika?’
Ternyata benar. Dugaanku selama
ini benar.
Yosuke adalah kekasih Erika.
Tentu saja. Gadis semanis Erika
pasti banyak sekali yang menaruh hati padanya. Termasuk laki-laki bodoh seperti
aku ini.
Tapi, aku tidak menyangka kalau
hal ini akan terjadi secepat ini.
Kalau bisa, aku ingin menutup kedua telingaku
agar aku tidak bisa mendengar kata-kata yang paling menyakitkan bagi seorang
laki-laki sepertiku ini. Aku tidak ingin mendengarnya...
“Kalau begitu, aku pergi dulu ya.
Sampai jumpa besok di sekolah, Katsuya-kun”.
“Sampai jumpa, Hikaru”.
Aku hanya menganggukkan kepala
pelan.
“Y...ya...sampai jumpa besok”.
Melihat mereka berdua berjalan
bersama dengan tatapan mesra seperti itu, saling tertawa dan bercanda merupakan
harapanku sejak dulu. Sejak aku pertama kali tidak sengaja melihat ‘kupu-kupu’
kecil itu yang terbang melintas. Meskipun hanya sesaat, meskipun hanya beberapa
detik, ‘kupu-kupu’ kecil itu telah hinggap di dalam hatiku dan tidak pernah tergantikan
sampai saat ini. Hatiku masih menunggunya untuk kembali hinggap, tapi sayangnya
harapan itu telah sirna. ‘Bunga’ yang dituju oleh ‘kupu-kupu’ itu bukanlah
aku....tapi ‘bunga’ yang lain....
***-***
“Baiklah, semuanya! Untuk tugas matematika
kali ini, kalian akan mengerjakannya secara kelompok”.
Suara guru yang tengah
menjelaskan masalah tugas yang harus kita selesaikan, keluar begitu saja tanpa
bisa kutangkap dengan jelas.
Bagaimana tidak?
Gadis di sampingku ini adalah
‘kupu-kupu’ cinta pertamaku yang sudah dimiliki oleh ‘bunga’ yang lain.
Seharusnya, aku tidak berada di sini....di sampingnya.......
“Hikaru-san”.
“Ya?”.
“Kau berpasangan dengan Rikazuki-san”.
Saat itu aku tidak tahu harus
berkata apa. Di sisi lain, aku sangat senang karena bisa berada di dekatnya.
Tapi...di sisi lain aku merasa sedih.
Harusnya aku tidak berada di
dekatnya lagi! Aku harus sadar! Dia sudah milik laki-laki lain!!
Apapun yang kulakukan tidak akan
bisa mengubah semuanya...termasuk mengubah perasaanku padanya....
***-***
“Selamat siang”.
Mendengar suara dari pintu, aku
segera melangkah menuju pintu dan membukanya.
“Ya?”.
Aku sangat terkejut.
“Hai”.
“Apa yang kau lakukan di sini?”.
Ternyata Erika.
Erika tersenyum sambil
mengeluarkan buku dari tasnya.
“Tugas itu?”.
“Apa?”.
“Yang harus kita kerjakan
berdua?”.
“Ahhh...”.
“Jangan bilang kau lupa?”.
“Ya....sebenarnya aku bukan lupa.
Hanya tidak ingat”.
Mendengar jawabanku yang
terdengar konyol, ia langsung tertawa.
“Maaf...aku....memang sedikit
lupa”.
“Tidak apa-apa. Ayo, kita
kerjakan”.
***-***
“Yang ini caranya seperti ini.
Kau mengerti?” Kata Erika sambil mengajariku.
Saat ini, kami tengah mengerjakan
tugas yang harus kami selesaikan secara berkelompok di ruang tamu rumahku.
Sejujurnya, aku tidak menyangka
kalau ia akan datang ke rumahku. Semua ini tiba-tiba sekali...
“Hey? Kau mengerti tidak?”.
Aku tertegun.
“Apa? Oh! I...iya aku paham”.
Erika tersenyum dan meletakkan
alat tulisnya.
“Kau suka melamun ya?”.
“Ah....tidak juga. Memang kenapa?
Aneh ya?”.
“Tidak juga. Hanya saja, aku
jarang sekali melihat laki-laki yang suka melamun sepertimu”.
“Begitu ya?”.
“Kau tau? Entah kenapa rasanya
aku pernah bertemu denganmu?”.
Aku terdiam dan menatapnya.
“Apa...aku salah lihat ya?”.
Apa jangan-jangan ia juga
melihatku waktu itu?
“Kau tidak salah lihat”.
Dia langsung mengalihkan
pandangannya kearahku.
“Benarkah? Kita pernah bertemu
sebelumnya?”.
“Tidak bertemu seperti itu. Hanya
saling berpapasan di tengah jalan”.
Erika mengernyitkan dahinya.
“Kapan?”.
“Sewaktu kelulusan SMP. Aku
melihatmu berjalan bersama dengan teman-temanmu”.
Erika langsung tertegun.
“Oh! Benar juga!! Pantas aku
rasanya pernah melihatmu di suatu tempat”.
Aku tersenyum kecil.
“I...iya...”.
Ternyata ia juga melihatku. Dan,
ternyata ia juga mengingatku...sama seperti aku mengingatnya...
Erika kembali menatap bukunya
yang tergeletak di lantai.
“Kau tau...ada cerita lucu saat
aku pertama kali bertemu dengan Yosuke”.
“Oh ya? Apa itu?” Tanyaku
penasaran.
Entah kenapa, Erika langsung
tersenyum malu.
“Tapi, aku malu menceritakannya”.
“Kalau kau tidak mau
menceritakannya....tidak apa-apa. Kau tidak perlu memaksakan dirimu”.
“Tidak. Aku harus
menceritakannya. Karena ini....juga menyangkut dirimu”.
Sambil berkata seperti itu, aku
bisa melihat wajahnya memerah.
Tapi, kira-kira hal apa yang
ingin ia ceritakan?
Anehnya, kenapa bisa ada
hubungannya denganku?
“Sebenarnya...waktu itu...waktu
aku sedang berjalan di tengah kota ketika kelulusan...Mmmmm....aku tidak
sengaja melihat seekor kupu-kupu kecil yang indah. Ketika aku mengalihkan
pandanganku kearah kupu-kupu itu....aku tidak sengaja melihatmu”.
Aku tidak percaya. Kejadiannya
sama seperti yang aku alami. Akupun....tak sengaja melihatnya....ketika
kupu-kupu itu melintas....seolah-olah memang sengaja mempertemukan kami berdua.
“Saat itu...untuk pertama
kalinya....aku....merasakan jantungku berdebar dengan kencang”.
“Saat itu...aku sempat
berpikir...mungkin...mungkin....”.
“Mungkin ‘orang’ itu adalah orang
yang ditakdirkan untukku”.
Aku terdiam. Mataku tak henti
menatap matanya. Aku kembali merasakan kupu-kupu kecil yang menari-nari di
dalam tubuhku. Orang itu....orang yang dia maksud adalah aku. Aku adalah cinta
pertamanya...ternyata ia juga sempat menyukaiku.
“Lalu? Apa yang terjadi?”
“Mmmm...setelah aku berlari
melewatimu, aku sempat menoleh ke belakang. Tapi, kau sudah berjalan pergi.
Ketika itu, aku tak sengaja menabrak Yosuke”.
Dia kembali tersenyum.
“Yah...begitulah. Kami
berkenalan, lalu kami berpacaran. Memang belum lama sih, tapi kurasa Yosuke itu
orang yang baik. Aku beruntung bisa bertemu dengannya”.
Ketika itu, aku mengalihkan
pandanganku kearah jendela. Kembali, aku melihat kupu-kupu kecil yang mempertemukan
kami berdua. Rasanya aneh kalau kembali mengingat kejadian itu. Pandangan kami
berdua teralihkan oleh kupu-kupu cantik tersebut....dan langsung membuat kami
berdua jatuh hati. Seolah-olah kami berdua memang ditakdirkan untuk bersama.
Seolah-olah kami ditakdirkan untuk saling jatuh cinta.
Ternyata.
Aku adalah ‘bunga’ yang
ditakdirkan untuk ‘kupu-kupu’ itu.
Tiba-tiba perasaanku berubah menjadi perasaan kecewa yang
luar biasa.
Aku memang ditakdirkan untuk bersama dengan Erika. Pada
waktu itu, takdir telah mempertemukan kami berdua.
Tapi, karena aku...
Karena aku terlalu takut...
Karena aku terlalu malu...
Aku tidak mengejar ‘kupu-kupu’ itu dan membiarkannya terbang
sehingga ia hinggap di ‘bunga’ yang lain.
Seandainya...seandainya waktu itu aku mengejar dan
menggenggam tangannya...’kupu-kupu’ itu pasti akan hinggap di hatiku....untuk
selamanya....
***-***
Aku sudah tidak bisa menghitung
lagi berapa kali aku terpesona akan kecantikan gadis itu. Rasanya, mataku tidak
ingin melepaskan pandangan darinya. Gadis itu....terlalu indah untuk dilupakan
begitu saja. Melihatnya tersenyum tepat dihadapanku....tidak ada yang
kuinginkan lebih dari itu. Seandainya aku bisa mengucapkan kalimat itu....aku
pasti akan menjadi orang paling beruntung di dunia ini.
Ya...seandainya aku bisa....
***-***
Tiap hari, aku selalu melihat
gadis itu. Aku selalu melihatnya baik dari dekat maupun dari kejauhan. Dan, setiap
kali aku melihatnya, kupu-kupu kecil itu selalu muncul dan terbang melintas di
dekatku. Ketika aku melihat senyuman yang mengembang di wajahnya, jantungku berdebar
kencang lebih dari biasanya. Aku tidak mampu mengalihkan pandanganku sedetikpun
darinya.
“Erika”
“Yosuke! Aku sudah menunggumu”
Ketika aku melihat ‘kupu-kupu’
itu kembali hinggap di ‘bunga’ yang lain, perasaan sedih kembali menguasaiku.
Kenapa takdir mempermainkanku
seperti ini!?
Kenapa bukan aku!?
Kenapa bukan aku yang berada di
sampingnya?
Tertawa dan tersenyum
bersamanya!?
Harusnya aku yang berada di sana!
Harusnya....’bunga’ tempat
‘kupu-kupu’ hinggap itu adalah aku!
Seandainya....seandainya
bisa....seandainya aku bisa mendapat kesempatan kedua...seandainya aku bisa
memutar waktu kembali ke waktu itu...seandainya aku dilahirkan kembali
dikehidupan yang selanjutnya....
Aku akan mengejarmu
Aku akan menggenggam tanganmu
Aku tidak akan melepaskanmu
Dan aku.......
Akan terus mencintaimu
***-***
Sebuah kabar. Sebuah kabar
membuat tubuhku membeku, tak mampu bergerak sedikitpun.
“Kau dengar?”.
“Iya. Katanya mereka berdua mau
pindah dan menetap di London”.
“Cepat sekali. Padahal belum lama
mereka bersekolah di sini’kan?”
“Kalau tidak salah sih, orang tua
si Rei itu ditugaskan ke London. Mereka berdua sudah berpacaran’kan? Karena
itu, gadis itu juga ikut dengannya”.
“Maksudmu gadis itu?”
“Iya. Kalau tidak salah
namanya...”
Erika. Ya. Erika adalah nama
gadis itu. Nama gadis yang menjadi cinta pertamaku. ‘Kupu-kupu’ cinta
pertamaku.
Aku adalah ‘bunga’nya.
Tempatnya untuk hinggap.
Tempatnya untuk menebarkan cinta
padaku.
Tapi....kini ‘kupu-kupu’ itu akan
pergi.
Pergi untuk selama-lamanya.
***-***
Aku sudah menunggu terlalu lama.
Terlalu lama sampai kelopak-kelopak
bunga ku telah terjatuh ke tanah. Dan,
kini....hanya satu kelopak bunga yang masih tersisa....
Kira-kira....akhir apa yang cocok
untuk sebuah bunga yang hampir kehilangan seluruh kelopaknya dan kehilangan kupu-kupu
yang menebarkan serbuk cintanya?
***-***
“Erika! Ayo cepat! Nanti lampunya keburu hijau” Seru Yosuke
sambil membawa beberapa koper untuk menuju ke London.
“Iya!” Balas Erika.
Mereka berdua menyebrangi jalan yang tengah ramai oleh para
pejalan kaki.
‘Kupu-kupu’ itu akan
pergi.
Seekor kupu-kupu kecil yang cantik terbang melintas.
Akan pergi untuk
selama-lamanya.
***-***
Aku berjalan perlahan menuju ke
rumahku tanpa semangat. Kedua orang tuaku yang melihat tingkah anehku itu
segera menjadi khawatir. Tapi, aku dengan pelan menyuruh mereka untuk tidak
menggangguku.
Aku masuk ke dalam kamarku. Tak
terasa, air mata mulai membasahi wajahku. Aku bersandar di pintu kamarku.
Anehnya, meskipun air mata itu melambangkan kesedihan yang tidak bisa kubendung
lagi...tapi aku justru tersenyum.
Aku sudah menunggu terlalu lama.
Aku tidak akan bisa bertemu
dengan ‘kupu-kupu’ cinta pertamaku lagi. Semuanya sudah terlambat. Aku hanyalah
‘bunga kecil’ yang telah kehilangan warnanya. ‘Bunga kecil’ yang telah
kehilangan ‘kupu-kupu’nya....
Terlalu lama sampai kelopak-kelopak
bunga ku telah terjatuh ke tanah. Dan, kini....hanya satu kelopak bunga
yang masih tersisa....
Aku hanyalah ‘bunga kecil’ yang
hampir membusuk dan tidak memiliki waktu lama lagi untuk hidup seiring dengan
habisnya seluruh kelopak bunga ku yang ada...
Aku hanya ingin bertanya satu
hal.
Satu hal saja.
Kira-kira....akhir apa yang cocok untuk sebuah bunga yang hampir
kehilangan seluruh kelopaknya dan kehilangan kupu-kupu yang menebarkan serbuk
cintanya?
***-***
“Erika! Apa yang kau lakukan!?” .
Erika berjalan perlahan mengikuti
kupu-kupu kecil yang terbang.
“Kupu-kupu yang cantik”.
Ia tertegun.
Kupu-kupu itu....
“ERIKAAAAAAAA!!!!!”
BRAAAAAAAKH!!!!!!!!!!!!!!
***-***
Aku berjalan perlahan ke
lemariku. Di sana, aku menemukan obat yang biasanya kuminum ketika aku sedang
sakit. Dengan wajah yang basah oleh air mata, aku mengambil obat itu dan
langsung meminumnya sampai habis.
Aku tahu, waktuku sudah tidak
lama lagi. Tidak ada ‘bunga’ yang tidak bisa hidup tanpa kelopak dan
‘kupu-kupu’ kecil yang selalu berada di sisinya.
Mataku mulai berkunang-kunang...
Perlahan-lahan, tubuhku terasa
lemas....
Akupun terjatuh ke lantai....
Di saat itu...
Aku melihatnya...
Aku melihat kupu-kupu itu....
Dan aku tersenyum....
***-***
Kupu-kupu itu melintas.
Gadis manis itu dengan sekejap langsung mengalihkan pandangannya.
Terpesona akan kecantikan kupu-kupu itu...
Ia berjalan perlahan mengikutinya....
Ia melangkah lebih dekat....
Sampai akhirnya ia menyadari......
Kupu-kupu itu adalah......
***-***
Bunga itu telah kehilangan seluruh kelopaknya....
Bunga itu telah kehilangan semua warnanya....
Bunga itu kehilangan kupu-kupu yang menemaninya....
Sesaat sebelum kelopak bunganya yang terakhir terjatuh ke tanah....
Ia melihat kupu-kupu itu....
Kupu-kupu yang sama dengan waktu itu...
Kupu-kupu itu adalah....
Kupu-kupu cinta
pertamanya
***-***
Seandainya....seandainya bisa....seandainya aku bisa mendapat
kesempatan kedua...seandainya aku bisa memutar waktu kembali ke waktu
itu...seandainya aku dilahirkan kembali dikehidupan yang selanjutnya....
Aku akan mengejarmu
Aku akan menggenggam tanganmu
Aku tidak akan melepaskanmu
Dan aku.......
Akan terus mencintaimu
***-***
Di tengah kerumunan orang-orang, seekor kupu-kupu kecil terbang. Dengan sayapnya yang berwarna indah, membuat
kagum orang-orang yang melihatnya. Terkadang ia hinggap di tengah bunga-bunga
yang bermekaran. Sayapnya yang kecil yang tertutup ketika ia hinggap dan
mencium wanginya bunga.Kemudian, kupu-kupu kecil itu akan terbang dan
menebarkan serbuk-serbuk kebahagiaan ke kerumunan orang dan menumbuhkan
benih-benih cinta bagi mereka yang mampu merasakannya. Seorang pemuda berjalan
di tengah kota.Ia berjalan dengan wajah penuh kebahagiaan setelah kelulusan
yang dialaminya. Hatinya menari-nari di tengah bunga-bunga sakura yang
menyertai kegembiraan hatinya. Ketika itu, kupu-kupu kecil tersebut lewat di
dekat pemuda itu. Pemuda itu langsung terpesona dengan keindahan kupu-kupu
kecil tersebut. Ketika ia mengalihkan pandangannya kearah kupu-kupu kecil itu
terbang, secara tiba-tiba seorang gadis manis melintas tepat dihadapannya. Ia
tengah berlari bersama dengan teman-temannya untuk merayakan kelulusan mereka
dan tanda awal permulaan yang baru. Senyumnya yang indah terus terbayang di
pikiran pemuda itu. Di saat itulah ia bertemu dengan cinta pertamanya.
Seseorang yang ditakdirkan untuk bersama dengannya. Ia langsung berlari
mengejar gadis itu dan menggenggam tangannya....tidak akan pernah
melepaskannya.
Dan...sampai akhir....ia akan terus mencintai....kupu-kupu cinta
pertamanya itu....
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar