Minggu, 20 Juli 2014

Story : First Love Butterfly

Story : First Love Butterfly


Another One-Shot Story : Yuuji's Smile

                                           Waiting For You

                                           Fujiwara-san, A Story of Hope and Dream 
      
                                           One Hundred Years Cherry Blossom Tree 

                                           Rainy Girl

                                         
                                           Star Gazer

                                           Terdiam

                                           Our Sweet Moment
                                       
                                           21 January      


* Read Another Stories :






 First Love Butterfly

Di tengah kerumunan orang-orang, seekor kupu-kupu kecil terbang.  Dengan sayapnya yang berwarna indah, membuat kagum orang-orang yang melihatnya. Terkadang ia hinggap di tengah bunga-bunga yang bermekaran. Sayapnya yang kecil yang tertutup ketika ia hinggap dan mencium wanginya bunga.Kemudian, kupu-kupu kecil itu akan terbang dan menebarkan serbuk-serbuk kebahagiaan ke kerumunan orang dan menumbuhkan benih-benih cinta bagi mereka yang mampu merasakannya. Seorang pemuda berjalan di tengah kota.Ia berjalan dengan wajah penuh kebahagiaan setelah kelulusan yang dialaminya. Hatinya menari-nari di tengah bunga-bunga sakura yang menyertai kegembiraan hatinya. Ketika itu, kupu-kupu kecil tersebut lewat di dekat pemuda itu. Pemuda itu langsung terpesona dengan keindahan kupu-kupu kecil tersebut. Ketika ia mengalihkan pandangannya kearah kupu-kupu kecil itu terbang, secara tiba-tiba seorang gadis manis melintas tepat dihadapannya. Ia tengah berlari bersama dengan teman-temannya untuk merayakan kelulusan mereka dan tanda awal permulaan yang baru. Senyumnya yang indah terus terbayang di pikiran pemuda itu. Di saat itulah ia bertemu dengan cinta pertamanya. Seseorang yang ditakdirkan untuk bersama dengannya. Ia ingin mengejar ‘kupu-kupu’ kecil itu, tapi ia tidak bisa. Karena ia terlalu takut! Karena ia terlalu malu!! Akhirnya, ia melepaskan’ kupu-kupu’ cinta pertamanya itu dan melangkah pergi.........
***-***
“Jadi, kalian harus menjaga sikap kalian selama kalian bersekolah di SMA ini. Itu saja yang ingin saya sampaikan sebagai kepala sekolah. Saya harap, kalian semua dapat belajar dengan baik dan pada akhirnya dapat lulus dengan nilai terbaik” Kepala sekolah itu turun dari podiumnya diiringi dengan sambutan dan tepuk tangan yang keras dari para murid baru yang mulai saat ini akan menjalani kehidupan sebagai siswa SMA.
Semua murid langsung bergegas keluar dari ruangan aula dan menuju ruang kelas mereka masing-masing yang telah ditentukan sebelumnya. Aku adalah salah satu dari murid itu. Bersama dengan teman-teman dekatku yang satu sekolah denganku ketika SMP, aku berjalan menuju ke ruang kelasku.
“Wah! Tidak terasa ya, sekarang kita sudah SMA!” Kata temanku yang berambut coklat.
Aku hanya tersenyum.
“Iya. Rasanya waktu berjalan dengan cepat”.
Salah seorang temanku menepuk bahuku.
“Jadi, Katsuya, apa yang akan kau lakukan pertama kali di SMA ini?”.
Aku tertegun.
“Apa ya? Tentu saja mengenal sekolah ini lebih baik”.
Mereka justru tertawa ketika mendengar jawabanku.
“Katsuya, Katsuya! Kau ini bagaimana sih! Kalau itu’kan nanti kita bakal terbiasa juga dengan sekolah ini. Sekarang ini, yang lebih penting, kita harus membuat mata para gadis-gadis itu tertuju kearah kita!”.
“Benar! Kau nggak lihat apa!? Banyak sekali gadis-gadis manis yang bersekolah di SMA ini! Kita beruntung, Man!!”.
Aku hanya tersenyum.
“Mungkin kau benar”.
“Ayolah! Cowok keren pasti cepat dapat pacar! Ngomong-ngomong, apa sebelumnya kau sudah pernah pacaran?”.
Aku menggelengkan kepalaku.
“Belum”.
Ya. Aku memang belum pernah berpacaran dengan siapapun sebelumnya. Mungkin ini karena sifatku yang canggung kalau berdekatan dengan gadis. Tapi...setidaknya aku sudah pernah merasakan bagaimana rasanya menyukai seseorang. Apa kau tahu bagaimana rasanya ketika kita menyukai seseorang? Meskipun hal itu hanya terjadi selama beberapa detik saja...tapi aku langsung merasa hatiku telah jatuh ke tangannya yang lembut. Mataku hanya bisa menatapnya. Menatap senyumannya yang manis. Pertemuan beberapa detik itu telah mengubah segalanya dalam hidupku. Di setiap malam, yang kumimpikan hanya wajahnya. Yang bisa kubayangkan hanya matanya yang bersinar lebih terang daripada sebuah berlian. Bagiku, gadis itu lebih berharga dari apapun yang kumiliki. Jika bisa...ya....seandainya jika bisa....aku ingin bisa bertemu dengannya lagi.....
***-***
Sesaat aku memperhatikan sekelilingku. Aku baru menyadari, sekolah ini memiliki taman yang cukup luas dan terlihat sangat indah. Aku bisa melihat berbagai macam bunga bermekaran dan menghiasi taman itu. Di dekat taman tersebut, ada sebuah pohon sakura yang sedang bermekaran indah.
Aku mengangkat tanganku keatas. Sehelai bunga sakura itu jatuh ke tanganku. Bunga sakura yang sangat indah.
“Woi! Kau sedang apa?” Salah seorang temanku menyenggolku yang tengah melamun.
Aku segera terbangun dari lamunanku.
“Tidak. Ng...aku kesana dulu ya”.
“Mau ngapain?”.
“Hanya jalan-jalan sebentar. Rasanya pegal sekali habis duduk terus selama mendengarkan sambutan kepala sekolah”
“Ya sudah. Jangan sampai salah kelas ya”.
Aku tersenyum.
“Iya, iya. Sampai jumpa nanti”.
Setelah mereka semua meninggalkanku seorang diri, aku berjalan perlahan di tengah taman yang sepi ini. Ternyata, benar-benar indah setelah melihatnya dari dekat. Tiba-tiba, ketika sedang mengaggumi taman ini, aku melihat seekor kupu-kupu kecil yang melintas. Dalam sekejap, pandanganku langsung tertuju kearah kupu-kupu dengan sayap indah itu. Dan, di saat itu pula aku melihatnya. Ia sedang tersenyum sambil memandangi bunga-bunga yang berada di taman ini. Jantungku langsung berdebar dengan kencang. Perasaanku langsung berubah menjadi tak karuan. Itu dia. ‘Kupu-kupu’ cinta pertamaku.
“Erika! Kau di sini?”.
Tiba-tiba seorang pemuda memanggil gadis itu.
Gadis itu langsung mengalihkan pandangannya kearah laki-laki itu dan tersenyum.
“Yosuke!”.
Pemuda bernama Yosuke itu langsung meletakkan tangannya di kepala gadis itu.
“Kupikir kau pergi ke mana? Aku mencari-carimu dari tadi. Eh, ternyata kau berada di sini”.
“Maaf kalau aku membuatmu khawatir. Tadi ada kupu-kupu yang cantik. Jadi, aku mengikutinya dan berakhir di taman ini”.
“Ya sudah. Ayo kita kembali ke kelas. Nanti guru mencari kita”.
“Iya”.
Mereka berduapun berlalu pergi dan meninggalkanku seorang diri, berdiri sendirian di taman ini. Entah kenapa, hatiku terasa sakit. Lebih sakit daripada ketika di tusuk oleh sebuah pedang. Rasanya, semua bunga-bunga indah dihadapanku ini telah kehilangan warnanya. Rasanya, dunia ini telah kehilangan segalanya dan berubah menjadi abu.
Kupu-kupu kecil itu lalu terbang dan meninggalkan aku seorang diri.
***-***
Aku berjalan perlahan menuju ke ruang kelas. Perlahan aku membuka pintu ruang kelas itu dengan wajah tanpa semangat. Seorang guru langsung menyambutku dengan wajah kesal.
“Kau? Apa kau murid kelas ini?”.
“Iya. Maaf saya terlambat”.
“Sudahlah. Sana, duduk di tempat dudukmu. Lain kali jangan terlambat lagi”.
Aku menganggukkan kepalaku dan menatap ke sekelilingku. Aku tidak melihat ada kursi kosong yang tersisa. Tapi, kemudian aku melihatnya. Ketika dia menyadari kalau aku menatapnya, ia balas menatapku kemudian tersenyum. Aku tidak bisa berkata apapun. Pandanganku tidak  bisa lepas dari gadis itu. Aku bisa merasakan kupu-kupu yang menari-nari di dalam tubuhku.
“Di sini kosong” Kata gadis itu.
Aku baru menyadari. Kursi di sebelah gadis itu ternyata kosong!
Aku langsung berjalan pelan kearah gadis itu dan tersenyum kecil kearahnya. Ia membalasku dengan senyuman manis. Jantungku kembali berdebar-debar. Apakah ini takdir? Di dunia yang luas ini, kami bertemu secara tidak sengaja? Di sekolah ini, kami kembali bertemu? Apakah ini berarti kami memang ditakdirkan untuk bersama?
“Hai. Perkenalkan. Namaku Rikazuki Erika” Katanya sambil menyodorkan tangannya kearahku.
“Ya. Aku...Hikaru Katsuya” Kataku pelan sambil menjabat tangan Erika.
“Nama yang bagus” Dia kembali tersenyum.
Aku terdiam sesaat.
“I...ya...Terima kasih. Namamu juga sangat manis”.
Kami berdua saling tersenyum. Aku melihat ke sekelilingku. Aku tidak menemukan sosok pemuda yang bersama dengannya di taman tadi. Mungkin saja mereka tidak sekelas. Tetap saja hal itu membuatku penasaran. Siapa sebenarnya pemuda itu!?
***-***
“Kau yakin tidak mau pergi nongkrong nanti di mall, Katsuya?”
“Nggak. Aku mau langsung pulang saja”.
“Ya sudah. Lain kali saja ya! Sampai jumpa”
Aku melambaikan tanganku.
“Ya. Sampai jumpa besok”
Aku membawa bukuku dan tasku lalu berjalan keluar dari kelas. Ketika aku sampai di dekat gerbang depan sekolah, pandanganku kembali teralihkan oleh kupu-kupu yang melintas sehingga aku tidak melihat ke depan ketika berjalan. Tiba-tiba...
Braaaakh!!
Aku terjatuh. Sepertinya aku bertabrakan dengan seseorang.
“Ma...maaf. Aku tidak sengaja” Kataku sambil mengangkat kepalaku.
Aku tertegun.
Dia adalah ‘kupu-kupu’ itu.
Dan secara tidak sengaja, takdir kembali mempertemukan kami.
“Ah! Maaf ya. Itu karena aku tidak memperhatikan arah ku berjalan. Sekali lagi, aku minta maaf”. Kataku sambil membantu membereskan bukunya yang jatuh berserakan.
“Nggak apa-apa” Katanya lembut.
Gadis itu lalu menatap wajahku.
“Ah! Kau Hikaru’kan?”.
Aku tertegun.
Dia mengingat namaku?
“Hey. Jangan melamun” Katanya sambil sedikit tertawa.
Aku langsung terbangun dari lamunanku.
“Y....ya. AKu Hikaru. Kau Rikazuki’kan?”.
“Iya. Panggil saja Erika”.
Aku kembali tertegun.
“Eh?”.
“Kenapa bilang ‘eh’? Kau tidak mau?”.
“Ah! Tidak...Hmmm...baiklah...Erika-san”.
“Kalau begitu, aku juga akan memanggilmu Katsuya. Kau tidak keberatan’kan?”.
Aku menggelengkan kepalaku.
“Sama sekali tidak”.
Kami berdua saling menatap sesaat.
 Aku sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali aku terpesona akan kecantikan gadis itu. Rasanya, mataku tidak ingin melepaskan pandangan darinya. Gadis itu....terlalu indah untuk dilupakan begitu saja. Melihatnya tersenyum tepat dihadapanku....tidak ada yang kuinginkan lebih dari itu. Seandainya aku bisa mengucapkan kalimat itu....aku pasti akan menjadi orang paling beruntung di dunia ini.
Gadis itu menatapku aneh lalu tersenyum sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.
“Hey, jangan menatapku seperi itu. Aku’kan jadi malu”.
Aku tertegun.
“Ah! Ma...maaf”.
“Kenapa kau dari tadi minta maaf terus sih? Santai aja”.
“I...ya” Kataku gugup.
Dia terdiam sesaat lalu tertawa.
“Kau lucu”.
“Hm? Apa?”.
“Kau. Kau lucu” Katanya.
“Be...begitu...A—“.
Belum selesai aku berbicara, tiba-tiba seorang pemuda berjalan kearah kami.
“Erika! Aku mencarimu di kelas, tapi katanya kau sudah keluar duluan. Kenapa kau tidak menungguku?”.
Erika bangkit berdiri.
“Maaf kalau aku membuatmu khawatir, Yosuke”.
Pemuda bernama Yosuke itu mengalihkan pandangannya kearahku.
“Dia ini....siapa dia?”.
“Ah! Dia teman sekelasku” Jelas Erika.
Aku mengangguk pelan.
“Y...ya. Aku Hikaru Katsuya”.
“Aku Rei Yosuke” Katanya dengan nada dingin.
Sebenarnya bukan kata-katanya yang dingin itu yang membuatku merasa ketakutan. Tapi, yang membuatku merasa takut... adalah kata-katanya setelah ini.
“Kekasih Erika”.
‘Kekasih Erika?’
Ternyata benar. Dugaanku selama ini benar.
Yosuke adalah kekasih Erika.
Tentu saja. Gadis semanis Erika pasti banyak sekali yang menaruh hati padanya. Termasuk laki-laki bodoh seperti aku ini.
Tapi, aku tidak menyangka kalau hal ini akan terjadi secepat ini.
 Kalau bisa, aku ingin menutup kedua telingaku agar aku tidak bisa mendengar kata-kata yang paling menyakitkan bagi seorang laki-laki sepertiku ini. Aku tidak ingin mendengarnya...
“Kalau begitu, aku pergi dulu ya. Sampai jumpa besok di sekolah, Katsuya-kun”.
“Sampai jumpa, Hikaru”.
Aku hanya menganggukkan kepala pelan.
“Y...ya...sampai jumpa besok”.
Melihat mereka berdua berjalan bersama dengan tatapan mesra seperti itu, saling tertawa dan bercanda merupakan harapanku sejak dulu. Sejak aku pertama kali tidak sengaja melihat ‘kupu-kupu’ kecil itu yang terbang melintas. Meskipun hanya sesaat, meskipun hanya beberapa detik, ‘kupu-kupu’ kecil itu telah hinggap di dalam hatiku dan tidak pernah tergantikan sampai saat ini. Hatiku masih menunggunya untuk kembali hinggap, tapi sayangnya harapan itu telah sirna. ‘Bunga’ yang dituju oleh ‘kupu-kupu’ itu bukanlah aku....tapi ‘bunga’ yang lain....
***-***
“Baiklah, semuanya! Untuk tugas matematika kali ini, kalian akan mengerjakannya secara kelompok”.
Suara guru yang tengah menjelaskan masalah tugas yang harus kita selesaikan, keluar begitu saja tanpa bisa kutangkap dengan jelas.
Bagaimana tidak?
Gadis di sampingku ini adalah ‘kupu-kupu’ cinta pertamaku yang sudah dimiliki oleh ‘bunga’ yang lain. Seharusnya, aku tidak berada di sini....di sampingnya.......
“Hikaru-san”.
“Ya?”.
“Kau berpasangan dengan Rikazuki-san”.
Saat itu aku tidak tahu harus berkata apa. Di sisi lain, aku sangat senang karena bisa berada di dekatnya. Tapi...di sisi lain aku merasa sedih.
Harusnya aku tidak berada di dekatnya lagi! Aku harus sadar! Dia sudah milik laki-laki lain!!
Apapun yang kulakukan tidak akan bisa mengubah semuanya...termasuk mengubah perasaanku padanya....
***-***
“Selamat siang”.
Mendengar suara dari pintu, aku segera melangkah menuju pintu dan membukanya.
“Ya?”.
Aku sangat terkejut.
“Hai”.
“Apa yang kau lakukan di sini?”.
Ternyata Erika.
Erika tersenyum sambil mengeluarkan buku dari tasnya.
“Tugas itu?”.
“Apa?”.
“Yang harus kita kerjakan berdua?”.
“Ahhh...”.
“Jangan bilang kau lupa?”.
“Ya....sebenarnya aku bukan lupa. Hanya tidak ingat”.
Mendengar jawabanku yang terdengar konyol, ia langsung tertawa.
“Maaf...aku....memang sedikit lupa”.
“Tidak apa-apa. Ayo, kita kerjakan”.
***-***
“Yang ini caranya seperti ini. Kau mengerti?” Kata Erika sambil mengajariku.
Saat ini, kami tengah mengerjakan tugas yang harus kami selesaikan secara berkelompok di ruang tamu rumahku.
Sejujurnya, aku tidak menyangka kalau ia akan datang ke rumahku. Semua ini tiba-tiba sekali...
“Hey? Kau mengerti tidak?”.
Aku tertegun.
“Apa? Oh! I...iya aku paham”.
Erika tersenyum dan meletakkan alat tulisnya.
“Kau suka melamun ya?”.
“Ah....tidak juga. Memang kenapa? Aneh ya?”.
“Tidak juga. Hanya saja, aku jarang sekali melihat laki-laki yang suka melamun sepertimu”.
“Begitu ya?”.
“Kau tau? Entah kenapa rasanya aku pernah bertemu denganmu?”.
Aku terdiam dan menatapnya.
“Apa...aku salah lihat ya?”.
Apa jangan-jangan ia juga melihatku waktu itu?
“Kau tidak salah lihat”.
Dia langsung mengalihkan pandangannya kearahku.
“Benarkah? Kita pernah bertemu sebelumnya?”.
“Tidak bertemu seperti itu. Hanya saling berpapasan di tengah jalan”.
Erika mengernyitkan dahinya.
“Kapan?”.
“Sewaktu kelulusan SMP. Aku melihatmu berjalan bersama dengan teman-temanmu”.
Erika langsung tertegun.
“Oh! Benar juga!! Pantas aku rasanya pernah melihatmu di suatu tempat”.
Aku tersenyum kecil.
“I...iya...”.
Ternyata ia juga melihatku. Dan, ternyata ia juga mengingatku...sama seperti aku mengingatnya...
Erika kembali menatap bukunya yang tergeletak di lantai.
“Kau tau...ada cerita lucu saat aku pertama kali bertemu dengan Yosuke”.
“Oh ya? Apa itu?” Tanyaku penasaran.
Entah kenapa, Erika langsung tersenyum malu.
“Tapi, aku malu menceritakannya”.
“Kalau kau tidak mau menceritakannya....tidak apa-apa. Kau tidak perlu memaksakan dirimu”.
“Tidak. Aku harus menceritakannya. Karena ini....juga menyangkut dirimu”.
Sambil berkata seperti itu, aku bisa melihat wajahnya memerah.
Tapi, kira-kira hal apa yang ingin ia ceritakan?
Anehnya, kenapa bisa ada hubungannya denganku?
“Sebenarnya...waktu itu...waktu aku sedang berjalan di tengah kota ketika kelulusan...Mmmmm....aku tidak sengaja melihat seekor kupu-kupu kecil yang indah. Ketika aku mengalihkan pandanganku kearah kupu-kupu itu....aku tidak sengaja melihatmu”.
Aku tidak percaya. Kejadiannya sama seperti yang aku alami. Akupun....tak sengaja melihatnya....ketika kupu-kupu itu melintas....seolah-olah memang sengaja mempertemukan kami berdua.
 “Saat itu...untuk pertama kalinya....aku....merasakan jantungku berdebar dengan kencang”.
“Saat itu...aku sempat berpikir...mungkin...mungkin....”.
“Mungkin ‘orang’ itu adalah orang yang ditakdirkan untukku”.
Aku terdiam. Mataku tak henti menatap matanya. Aku kembali merasakan kupu-kupu kecil yang menari-nari di dalam tubuhku. Orang itu....orang yang dia maksud adalah aku. Aku adalah cinta pertamanya...ternyata ia juga sempat menyukaiku.
“Lalu? Apa yang terjadi?”
“Mmmm...setelah aku berlari melewatimu, aku sempat menoleh ke belakang. Tapi, kau sudah berjalan pergi. Ketika itu, aku tak sengaja menabrak Yosuke”.
Dia kembali tersenyum.
“Yah...begitulah. Kami berkenalan, lalu kami berpacaran. Memang belum lama sih, tapi kurasa Yosuke itu orang yang baik. Aku beruntung bisa bertemu dengannya”.
Ketika itu, aku mengalihkan pandanganku kearah jendela. Kembali, aku melihat kupu-kupu kecil yang mempertemukan kami berdua. Rasanya aneh kalau kembali mengingat kejadian itu. Pandangan kami berdua teralihkan oleh kupu-kupu cantik tersebut....dan langsung membuat kami berdua jatuh hati. Seolah-olah kami berdua memang ditakdirkan untuk bersama. Seolah-olah kami ditakdirkan untuk saling jatuh cinta.
Ternyata.
Aku adalah ‘bunga’ yang ditakdirkan untuk ‘kupu-kupu’ itu.
Tiba-tiba perasaanku berubah menjadi perasaan kecewa yang luar biasa.
Aku memang ditakdirkan untuk bersama dengan Erika. Pada waktu itu, takdir telah mempertemukan kami berdua.
Tapi, karena aku...
Karena aku terlalu takut...
Karena aku terlalu malu...
Aku tidak mengejar ‘kupu-kupu’ itu dan membiarkannya terbang sehingga ia hinggap di ‘bunga’ yang lain.
Seandainya...seandainya waktu itu aku mengejar dan menggenggam tangannya...’kupu-kupu’ itu pasti akan hinggap di hatiku....untuk selamanya....
***-***
Aku sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali aku terpesona akan kecantikan gadis itu. Rasanya, mataku tidak ingin melepaskan pandangan darinya. Gadis itu....terlalu indah untuk dilupakan begitu saja. Melihatnya tersenyum tepat dihadapanku....tidak ada yang kuinginkan lebih dari itu. Seandainya aku bisa mengucapkan kalimat itu....aku pasti akan menjadi orang paling beruntung di dunia ini.
Ya...seandainya aku bisa....
***-***
Tiap hari, aku selalu melihat gadis itu. Aku selalu melihatnya baik dari dekat maupun dari kejauhan. Dan, setiap kali aku melihatnya, kupu-kupu kecil itu selalu muncul dan terbang melintas di dekatku. Ketika aku melihat senyuman yang mengembang di wajahnya, jantungku berdebar kencang lebih dari biasanya. Aku tidak mampu mengalihkan pandanganku sedetikpun darinya.
“Erika”
“Yosuke! Aku sudah menunggumu”
Ketika aku melihat ‘kupu-kupu’ itu kembali hinggap di ‘bunga’ yang lain, perasaan sedih kembali menguasaiku.
Kenapa takdir mempermainkanku seperti ini!?
Kenapa bukan aku!?
Kenapa bukan aku yang berada di sampingnya?
Tertawa dan tersenyum bersamanya!?
Harusnya aku yang berada di sana!
Harusnya....’bunga’ tempat ‘kupu-kupu’ hinggap itu adalah aku!
Seandainya....seandainya bisa....seandainya aku bisa mendapat kesempatan kedua...seandainya aku bisa memutar waktu kembali ke waktu itu...seandainya aku dilahirkan kembali dikehidupan yang selanjutnya....
Aku akan mengejarmu
Aku akan menggenggam tanganmu
Aku tidak akan melepaskanmu
Dan aku.......
Akan terus mencintaimu
***-***
Sebuah kabar. Sebuah kabar membuat tubuhku membeku, tak mampu bergerak sedikitpun.
“Kau dengar?”.
“Iya. Katanya mereka berdua mau pindah dan menetap di London”.
“Cepat sekali. Padahal belum lama mereka bersekolah di sini’kan?”
“Kalau tidak salah sih, orang tua si Rei itu ditugaskan ke London. Mereka berdua sudah berpacaran’kan? Karena itu, gadis itu juga ikut dengannya”.
“Maksudmu gadis itu?”
“Iya. Kalau tidak salah namanya...”
Erika. Ya. Erika adalah nama gadis itu. Nama gadis yang menjadi cinta pertamaku. ‘Kupu-kupu’ cinta pertamaku.
Aku adalah ‘bunga’nya.
Tempatnya untuk hinggap.
Tempatnya untuk menebarkan cinta padaku.
Tapi....kini ‘kupu-kupu’ itu akan pergi.
Pergi untuk selama-lamanya.
***-***
Aku sudah menunggu terlalu lama.
Terlalu lama sampai kelopak-kelopak  bunga ku telah terjatuh ke tanah. Dan, kini....hanya satu kelopak bunga yang masih tersisa....
Kira-kira....akhir apa yang cocok untuk sebuah bunga yang hampir kehilangan seluruh kelopaknya dan kehilangan kupu-kupu yang menebarkan serbuk cintanya?
***-***
“Erika! Ayo cepat! Nanti lampunya keburu hijau” Seru Yosuke sambil membawa beberapa koper untuk menuju ke London.
“Iya!” Balas Erika.
Mereka berdua menyebrangi jalan yang tengah ramai oleh para pejalan kaki.
‘Kupu-kupu’ itu akan pergi.
Seekor kupu-kupu kecil yang cantik terbang melintas.
Akan pergi untuk selama-lamanya.
***-***
Aku berjalan perlahan menuju ke rumahku tanpa semangat. Kedua orang tuaku yang melihat tingkah anehku itu segera menjadi khawatir. Tapi, aku dengan pelan menyuruh mereka untuk tidak menggangguku.
Aku masuk ke dalam kamarku. Tak terasa, air mata mulai membasahi wajahku. Aku bersandar di pintu kamarku. Anehnya, meskipun air mata itu melambangkan kesedihan yang tidak bisa kubendung lagi...tapi aku justru tersenyum.
Aku sudah menunggu terlalu lama.
Aku tidak akan bisa bertemu dengan ‘kupu-kupu’ cinta pertamaku lagi. Semuanya sudah terlambat. Aku hanyalah ‘bunga kecil’ yang telah kehilangan warnanya. ‘Bunga kecil’ yang telah kehilangan ‘kupu-kupu’nya....
Terlalu lama sampai kelopak-kelopak  bunga ku telah terjatuh ke tanah. Dan, kini....hanya satu kelopak bunga yang masih tersisa....
Aku hanyalah ‘bunga kecil’ yang hampir membusuk dan tidak memiliki waktu lama lagi untuk hidup seiring dengan habisnya seluruh kelopak bunga ku yang ada...
Aku hanya ingin bertanya satu hal.
Satu hal saja.
Kira-kira....akhir apa yang cocok untuk sebuah bunga yang hampir kehilangan seluruh kelopaknya dan kehilangan kupu-kupu yang menebarkan serbuk cintanya?
***-***
“Erika! Apa yang kau lakukan!?” .
Erika berjalan perlahan mengikuti kupu-kupu kecil yang terbang.
“Kupu-kupu yang cantik”.
Ia tertegun.
Kupu-kupu itu....
“ERIKAAAAAAAA!!!!!”
BRAAAAAAAKH!!!!!!!!!!!!!!
***-***
Aku berjalan perlahan ke lemariku. Di sana, aku menemukan obat yang biasanya kuminum ketika aku sedang sakit. Dengan wajah yang basah oleh air mata, aku mengambil obat itu dan langsung meminumnya sampai habis.
Aku tahu, waktuku sudah tidak lama lagi. Tidak ada ‘bunga’ yang tidak bisa hidup tanpa kelopak dan ‘kupu-kupu’ kecil yang selalu berada di sisinya.
Mataku mulai berkunang-kunang...
Perlahan-lahan, tubuhku terasa lemas....
Akupun terjatuh ke lantai....
Di saat itu...
Aku melihatnya...
Aku melihat kupu-kupu itu....
Dan aku tersenyum....
***-***
Kupu-kupu itu melintas.
Gadis manis itu dengan sekejap langsung mengalihkan pandangannya.
Terpesona akan kecantikan kupu-kupu itu...
Ia berjalan perlahan mengikutinya....
Ia melangkah lebih dekat....
Sampai akhirnya ia menyadari......
Kupu-kupu itu adalah......
***-***
Bunga itu telah kehilangan seluruh kelopaknya....
Bunga itu telah kehilangan semua warnanya....
Bunga itu kehilangan kupu-kupu yang menemaninya....
Sesaat sebelum kelopak bunganya yang terakhir terjatuh ke tanah....
Ia melihat kupu-kupu itu....
Kupu-kupu yang sama dengan waktu itu...
Kupu-kupu itu adalah....

Kupu-kupu cinta pertamanya
***-***
Seandainya....seandainya bisa....seandainya aku bisa mendapat kesempatan kedua...seandainya aku bisa memutar waktu kembali ke waktu itu...seandainya aku dilahirkan kembali dikehidupan yang selanjutnya....
Aku akan mengejarmu
Aku akan menggenggam tanganmu
Aku tidak akan melepaskanmu
Dan aku.......
Akan terus mencintaimu
***-***
Di tengah kerumunan orang-orang, seekor kupu-kupu kecil terbang.  Dengan sayapnya yang berwarna indah, membuat kagum orang-orang yang melihatnya. Terkadang ia hinggap di tengah bunga-bunga yang bermekaran. Sayapnya yang kecil yang tertutup ketika ia hinggap dan mencium wanginya bunga.Kemudian, kupu-kupu kecil itu akan terbang dan menebarkan serbuk-serbuk kebahagiaan ke kerumunan orang dan menumbuhkan benih-benih cinta bagi mereka yang mampu merasakannya. Seorang pemuda berjalan di tengah kota.Ia berjalan dengan wajah penuh kebahagiaan setelah kelulusan yang dialaminya. Hatinya menari-nari di tengah bunga-bunga sakura yang menyertai kegembiraan hatinya. Ketika itu, kupu-kupu kecil tersebut lewat di dekat pemuda itu. Pemuda itu langsung terpesona dengan keindahan kupu-kupu kecil tersebut. Ketika ia mengalihkan pandangannya kearah kupu-kupu kecil itu terbang, secara tiba-tiba seorang gadis manis melintas tepat dihadapannya. Ia tengah berlari bersama dengan teman-temannya untuk merayakan kelulusan mereka dan tanda awal permulaan yang baru. Senyumnya yang indah terus terbayang di pikiran pemuda itu. Di saat itulah ia bertemu dengan cinta pertamanya. Seseorang yang ditakdirkan untuk bersama dengannya. Ia langsung berlari mengejar gadis itu dan menggenggam tangannya....tidak akan pernah melepaskannya.
Dan...sampai akhir....ia akan terus mencintai....kupu-kupu cinta pertamanya itu....
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar