Kamis, 21 Agustus 2014

Light Novel : My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!! Chapter 3

LIGHT NOVEL



Ore no Kanpekina Romanchikkuna Kōkō Seikatsu Ga Gen'in Kawaīi [TORAPPU] Rūmumeito no Dainashi Ni Sa Rete Iru!

My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!!
Volume 1 Chapter 3


Read : 
             Chapter 1
        
             Chapter 2
        
             Chapter 4

* Read Another Stories :

One Shot-Stories
  


Chapter 3 : Keluargamu Itu...Semuanya Menggunakan Nama ‘Ryuu’, Ya? Memang Kalian Keturunan Naga?

“Paman Kagoshima!!”
Setelah mencari, berputar dan bertanya serta berjalan seharian, akhirnya pemuda berambut biru itu, Aozaki Tetsuya sampai juga di rumah Paman Kagoshima.
Rumahnya tidak terlalu besar dengan dinding berwarna coklat yang menambah kesan sederhana. Di halamannya terdapat tumbuhan bambu dan kolam ikan yang kecil.
Jika dibandingkan dengan rumah Paman Kagoshima, rumah Tetsuya jauh terlihat lebih besar dan mungkin lebih mewah.
Tapi Tetsuya tidak mempermasalahkan hal itu.
Rumah yang kecil tapi hangat jauh lebih baik daripada rumah yang besar dan luas tapi suasananya sangat dingin.
“Paman Kagoshima!! Ini aku Tetsuya!!!” Teriak Tetsuya sambil mengetuk pintu rumah.
Tetsuya menghela nafas kemudian mengambil telepon genggamnya.
“Ah...sudah jam 18.00...Haaah...Paman Kagoshima ke mana sih? Aku mau istirahat...Ini benar rumahnya’kan??” Tetsuya berkata pada dirinya sendiri.
Tak terasa sudah selarut ini sejak perjalanannya ke Kirikka.

Drap Drap Drap

Suara langkah kaki tiba-tiba terdengar dari dalam rumah.
“Ya, sebentar.”
Tetsuya mengangkat sebelah alisnya.
“Paman Kagoshima? Tapi suaranya terdengar lebih muda...”
Beberapa saat kemudian, pintu pun terbuka.
Namun, yang muncul di hadapan Tetsuya bukanlah sosok Paman Kagoshima yang ia kenal.

Melainkan seorang remaja, kira-kira seumuran dengannya. Tubuhnya sedikit lebih tinggi dari Tetsuya. Berbeda dengan rambut biru tua Tetsuya yang sedikit panjang melebihi leher, rambut pemuda itu cukup pendek dan berwarna coklat muda.
Mereka berdua saling berpandangan untuk beberapa saat.
“Etto...siapa kau?” Tanya Tetsuya sambil menggaruk pipinya.
***-***
“Selamat makaaan!!!” Kata Tetsuya sambil langsung melahap makanan yang tersedia di meja makan.
Seorang pria paruh baya dengan rambut berwarna coklat pendek, Kagoshima Ryuuhei [Paman Kagoshima] dan pemuda berambut coklat muda pendek itu hanya mampu terdiam melihat Tetsuya yang makan dengan lahapnya.
Tetsuya memang memiliki nafsu makan yang luar biasa. Meskipun begitu, yang membuat Paman Kagoshima dan pemuda berambut coklat itu terlihat bingung dan bertanya-tanya itu adalah bagaimana mungkin ia makan sebanyak itu tapi tubuhnya tidak menjadi gemuk???
Yah, itu adalah rahasia Tetsuya yang lain...

“Kau makan lahap sekali? Apa seharian ini kau belum makan?” Tanya Paman Kagoshima sambil tersenyum kecil.
“Akhu shudhah mhkan!! Thapi ghara-garha akhu dihkejhar-kehjar samha behandalhan kohtah, akhuh jadhih lahpar laghi!! Munch--Munch--Begitulah cheritanya--ukh!! Uhuk!! Uhuk!!!”
“Kau itu...kalau makan pelan-pelan. Dan, kalau makan itu jangan sambil bicara apalagi panjang lebar seperti itu. Ini.” Pemuda itu menuangkan jus jeruk untuk Tetsuya.
“Terima kasih, Ryu--Ryuu--“ Kata Tetsuya sambil berusaha mengingat sesuatu.
“Ryuuto!!” Katanya tiba-tiba sambil mengacungkan jari telunjuknya.
“Haaah...yang benar ‘Ryuuji’ Kagoshima Ryuuji. Kau tidak pandai dalam menghafal nama orang lain, ya? Aozaki?” Nada bicaranya terdengar merendahkan dan sedikit kesal.
“Maafh!! Akhu therlahlu lhapar unthuk menghafhal!!” Tetsuya kembali memakan makannya dengan lahapnya.
Pemuda bernama Ryuuji itu berkata ‘huh’ dengan pelan lalu mengalihkan pandangannya dari Tetsuya.
Dia, Kagoshima Ryuuji, adalah putra dari Kagoshima Ryuuhei [atau yang biasa dipanggil Paman Kagoshima oleh Tetsuya].
Paman Kagoshima tersenyum.
“Maaf ya, harusnya aku menjemputmu di stasiun tadi. Tapi, karena aku sedang ada suatu urusan penting, aku jadi tidak bisa menjemputmu.”
Tetsuya menggeleng pelan sambil meletakkan sumpitnya.
“Tidak apa-apa, Paman. Paman tidak perlu repot-repot untuk menjemputku segala.” Jawabnya.
“Hah...baguslah kalau begitu.” Paman Kagoshima berkata sambil kembali memakan makanannya.
Tetsuya terdiam sesaat.
Dalam hati, ia bersyukur karena Paman Kagoshima tidak jadi menjemputnya. Meskipun ia harus berurusan dengan Ryoji dan berjalan selama berjam-jam, tapi baginya itu tidak jadi masalah. Karena ia bisa kembali bertemu dan berkenalan dengan gadis itu meskipun ia belum sempat bertanya siapa namanya.
“Yang lebih penting, kenapa paman tidak pernah bilang kalau paman memiliki seorang anak?” Tanya Tetsuya tiba-tiba.
“Hm? Itu karena kau tidak pernah bertanya.” Jawab Paman Kagoshima sambil memasukkan nasi ke dalam mulutnya.
“Ha? Jawaban macam apa itu?” Tetsuya berkata sambil menyipitkan sebelah matanya.
“Itu karena aku memang tidak pernah memperkenalkan Ryuuji secara langsung pada keluargamu. Bisa dibilang, aku tidak punya waktu untuk melakukannya.” Jawab Paman Kagoshima.
“Begitu ya?” Tetsuya berkata pelan.
Tidak memiliki waktu?
Apa Paman Kagoshima juga orang yang sangat sibuk sehingga jarang menghabiskan waktu dengan Ryuuji?
Apa jangan-jangan Ryuuji juga merasakan apa yang ia rasakan?
Memiliki orang tua yang super sibuk dan meninggalkanmu seorang diri di rumah?
Ketika Tetsuya memikirkan masalah itu, hal yang terbayang di dalam pikirannya justru kedua orang tuanya.
Kira-kira apa yang sedang dilakukan oleh 2 orang bodoh itu sekarang, ya?” Pikir Tetsuya dengan wajah kesal.
“Kenapa kau menatapku dengan wajah seperti itu? Memangnya aku berbuat sesuatu yang salah padamu?” Tanya Ryuuji.
“Ah...tidak, bukan apa-apa. Aku hanya memikirkan sesuatu yang tidak penting.” Tetsuya berkata sambil tersenyum dan memalingkan pandangannya dari Ryuuji.
“Nah, nah, sudahlah kalian berdua. Tetsuya, kalau kau ada pertanyaan untukku, tanyakan saja. Selama aku bisa menjawabnya, pasti akan kujawab.” Paman Kagoshima tersenyum.
“Iya, terima kasih, Paman. Kalau boleh tahu, apa pekerjaan paman?” Tanya Tetsuya kemudian ia meminum jus jeruk di gelasnya.
Too-san bekerja di Kirikka Academy.” Jawab Ryuuji.

BRUUUUSH!!!!

Tetsuya memuncratkan jus yang diminumnya dan tanpa sengaja mengarah ke arah Ryuuji dengan indahnya.

“Hm...baguslah...terima kasih atas berkah semprotan jus-nya, Aozaki-kun.” Ryuuji berkata dengan gaya seperti orang berdoa dengan wajah basah kuyub.
“Maaf, aku tidak sengaja.” Tetsuya mengelap mulutnya.
Ia kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke arah Paman Kagoshima.
“Etto...apa benar paman bekerja di Kirikka Academy?”.
“Tentu. Untuk apa aku berbohong mengenai masalah pekerjaanku.” Paman Kagoshima menjawab sambil mengambil lauk.
“Dengar ya, too-san bekerja sebagai guru P.E. [Physical Education] di Kirikka Academy.” Tambah Ryuuji dengan nada bangga.
“Waaa...hebat! Berarti, paman jago olahraga, ya?!” Kata tetsuya kagum.
“Seperti itulah. Jangan meremehkanku, ya!” Balas Paman Kagoshima.
Sugoi ne...[luar biasa]” Tetsuya kembali mengaggumi Paman Kagoshima.
Pantas saja tubuhnya masih terlihat bagus dan juga sehat.
“Ah, Ryuuji ini...juga bersekolah di Kirikka Academy’kan?” Tanya Tetsuya ke arah Ryuuji.
“Yup, aku memang bersekolah di sana.” Jawab Ryuuji.
“Pasti menyenangkan ya...bisa satu sekolah dengan ayah sendiri. Setiap hari kalian bisa bertemu.”
“Tidak juga. Kalau setiap hari aku harus melihat wajahnya yang sudah setengah tua itu berdekatan dengan guru-guru yang masih cantik dan muda, aku bisa muntah atau mati karena terkena serangan jantung.” Ryuuji berkata seperti itu dengan nada biasa, tidak peduli apakah orang yang kini di sampingnya itu ayahnya sendiri atau orang lain.
Ano...aku tidak pernah berdekatan dengan guru-guru cantik yang masih muda. Kalau yang kau maksud itu Nagata-sensei, itu tidak mungkin. Dia terlalu muda untukku. Selain itu, ia juga sudah memiliki kekasih. Dan satu hal lagi, tega sekali kau bicara seperti itu pada ayahmu sendiri.” Paman Kagoshima bicara sambil membuat ekspresi kecewa di wajahnya. Mungkin ia merasa, dengan ekspresi di wajahnya itu, orang-orang akan berbalik merasa kasihan padanya. Namun entah kenapa, bukannya membuat orang yang melihat merasa kasihan, tapi justru membuat mereka ingin tertawa atau merasa aneh.

“Oh...kupikir kau tidak peduli.” Ryuuji berkata sambil memakan makannya.
Tentu saja aku peduli!! Yang kau bicarakan itu akan membuat image-ku rusak secara tidak langsung!!! Tetsuya, kau jangan dengarkan ucapannya!!!” Ancam Paman Kagoshima dengan wajah yang berubah menjadi kesal.
“Oh...oke...” Kata Tetsuya sambil mengangkat kedua tangannya.
Baiklah, ini sudah terlalu jauh dan memasuki level di mana Tetsuya tidak ingin ikut campur dalam masalah ini.
“Ngomong-ngomong, apa maksud too-san dengan ‘Nagata-sensei sudah memiliki kekasih’? Apa benar hal itu? Terakhir kali aku dengar, dia hanyalah seorang guru energik yang bertepuk sebelah tangan.”
“Kau belum dengan gosipnya? Nagata-sensei sedang dengan dekat Haru-sensei.” Jawab Paman Kagoshima sambil membuka lembaran korannya.
“Ah...begitukah? Akhirnya cinta Nagata-sensei terwujud juga~ Aku ikut senang. Kalau sudah saatnya masuk nanti, aku akan memberikan selamat untuknya.”
“Tapi, entah kenapa aku merasa kasihan dengan Kinmochi-sensei.” Kata Paman Kagoshima sambil membaca korannya.
“Glek!! Kalau guru yang satu itu, tidak usah diberi rasa kasihan!!!! Justru kita yang harus diberi rasa kasihan ketika berhadapan langsung dengannya!!!!!” Teriak Ryuuji.
“Eh? Memangnya kenapa??” Tanya Tetsuya penasaran.
Ryuuji langsung menatap ke arah Tetsuya dengan wajah yang suram seperti habis mendengar sebuah cerita hantu yang sangat menyeramkan.
“Dengar, kalau kau sudah bersekolah di Kirikka Academy nanti, jangan sampai kau berurusan dengan seorang guru yang galaknya melebihi seekor monster!! Bukan! Bahkan jauh, jauh, jauh melebihi iblis!!! Namanya Kinmochi Riina!!!”
“A--ada yang seperti itu ya!!!?” Tetsuya langsung terlihat ketakutan.

Hari-hari apa yang akan dilaluinya di Kirikka nanti!!!?
“Jangan bicara seperti itu! Kinmochi-sensei mungkin terlihat galak, tapi sebenarnya ia memiliki hati yang sangat lembut. Ia guru yang sudah senior dan usianya sudah cukup dewasa, 34 tahun, banyak guru yang menaruh rasa hormat padanya.”
“Guru tua yang tidak laku dan pada akhirnya akan menjadi perawan tua.” Ryuuji berkata pelan. Sepertinya Paman Kagoshima tidak mendengar ucapannya barusan.
***-***
“Baiklah, karena sekarang sudah pukul 21.30, lebih baik kalian tidur saja.”
“Siap, Paman! Tapi di mana aku tidur?” Tanya Tetsuya.
“Kau tidur sekamar dengan Ryuu. Kamarnya ada di ujung sana, di dekat toilet. Minta Ryuu mengantarmu.” Jawab Paman Kagoshima sambil tetap membaca korannya di ruang tamu.
“Oke! Ayo, Aozaki-kun. Kutunjukkan kamarnya.” Ajak Ryuuji sambil mematikan televisi.
 Tetsuya berjalan mengikuti Ryuuji dari belakang tapi kemudian menghentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya ke arah Paman Kagoshima.
Paman Kagoshima yang menyadari kalau Tetsuya memperhatikannya dari tadi, menurunkan sedikit korannya dan tersenyum.
“Ada apa?”
“Ah! Paman tidak tidur?” Tanyanya.
Paman Kagoshima menghela nafas pelan. Kemudian bangkit berdiri, melipat korannya dan meletakkannya di atas meja.
“Tentu saja.”
“Ah, iya, Mulai besok, aku tidak akan di rumah. Untuk makan, kalian pesan saja. Nanti akan kuberikan uang. Selamat malam.” Kata Paman Kagoshima sambil melangkah ke kamarnya yang terletak di ruang tamu.
“Selamat malam.” Kata Tetsuya dan Ryuuji bersamaan.
***-***
“Hwaam...ngantuknya!” Tetsuya langsung merebahkan tubuhnya tubuhnya di atas tempat tidur yang terletak di bagian atas, sementara Ryuuji tidur di bagian bawah.
Kamar Ryuuji terletak di ujung ruangan. Ruangannya memang tidak terlalu besar tapi sangat nyaman.
Di sana terdapat sebuah lemari yang terbuat dari kayu, sebuah meja belajar, komputer dan sebuah televisi. Serta berbagai macam kaset video game.
Di dindingnya, terdapat berbagai macam poster-poster karakter dari berbagai macam permainan.
Sepertinya, Ryuuji seorang gamer.
“Kau hobi main game?” Tanya Tetsuya dari atas.
Tempat tidur di kamar Ryuuji terdiri atas 2 tempat tidur yaitu atas dan bawah yang dihubungkan dengan tangga.
“Hmm...seperti itulah. Berbagai macam game sudah kumainkan dengan genre dan tingkat kesulitan yang bervariasi. Bagaimana denganmu, apa kau suka bermain game?” Kali ini, Ryuuji yang bertanya.
“Begitulah. Karena orang tuaku jarang sekali ada di rumah, tidak ada yang bisa kulakukan selain bermain game sambil mengisi waktu luang.”
“Oh...begitu...” Jawab Ryuuji singkat.
Untuk beberapa saat, suasana menjadi hening.
.................
......................................
....................................................................
Tetsuya terdiam di atas tempat tidurnya. Matanya menatap tepat ke arah langit-langit kamar Ryuuji.
Ia kemudian menghela nafas dan memejamkan matanya, bermaksud untuk tidur.
Ketika tangannya tanpa sengaja terselip di bawah bantalnya, Tetsuya merasakan sesuatu.
“Hm? Apa ini? sebuah kertas?” Kata Tetsuya pelan.

Sebuah kertas putih tersembunyi di balik bantal yang ia pakai. Tetsuya terdiam sesaat berusaha menganalisa kertas apa itu.
Tetsuya menyipitkan matanya.
“Kertas apa ini?”
Ia tertegun begitu menyadari kalau itu adalah sebuah foto.
Ketika Tetsuya bermaksud untuk membalik kertas itu,
Wuuah! Jangaaan!!!!” Teriak Ryuuji sambil menarik keras itu dari tangan Tetsuya.
“Hua!! Kau mengaggetkanku saja!! Kupikir kau sudah tidur!!!!” Teriak Tetsuya kaget sambil kembali bangkit dan duduk di tempat tidurnya.
Ryuuji tidak merespon ucapan Tetsuya dan menggenggam kertas itu dengan kedua tangannya.
Sepertinya, kertas itu sangat berharga untuk Ryuuji meskipun ia tidak tahu kertas apa itu.
“Kau...tidak melihat gambarnya’kan?!” Kata Ryuuji dengan ekspresi kesal.
“Gambar? Ayaaa~ jadi itu benar-benar sebuah foto? Ijinkan aku untuk melihatnya, aku penasaran.” Kata Tetsuya sambil berusaha meraih selembar foto itu dari tangan Ryuuji.
Tapi dengan cepat, Ryuuji langsung menghindari tangan Tetsuya yang berusaha merebut selembar foto itu dirinya.
“Hentikan!” Teriak Ryuuji keras.
“Ukh...” Melihat reaksi Ryuuji, Tetsuya tidak bisa berkata apa-apa. Sepertinya, Ryuuji memang tidak ingin memperlihatkan isi foto itu.
Tetsuya menghela nafas panjang lalu memutuskan untuk meminta maaf pada Ryuuji.
“Haah...maaf’kan aku. Tidak seharusnya aku bersikap seperti itu. Kalau kau memang tidak ingin menunjukkan foto itu padaku, ya tidak masalah.”
Tentu saja, setiap orang pasti punya rahasia yang tidak ingin diketahui oleh orang lain.
Dan dalam kasus ini, Tetsuya sama sekali tidak memiliki hak untuk memaksa Ryuuji menceritakan hal yang tidak ingin ia ceritakan.
“Ah...kurasa aku juga harus minta maaf. Tidak seharusnya aku berteriak padamu. Kau’kan tamu di keluargaku.” Jawab Ryuuji berusaha sedikit tersenyum tapi ia tetap tidak bisa menyembunyikan ekspresi sedih di wajahnya.
“Jangan memasang wajah seperti itu. Aku jadi semakin merasa bersalah.”
“Kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Ini hanya foto lama. Tapi entah kenapa aku tidak bisa membuangnya sampai saat ini...”
“Oh...”



Tetsuya terdiam sesaat. Kata-kata Ryuuji terdengar sangat lemah...
“Hey, apa itu foto kekasihmu?” Tanya Tetsuya.
“Bagaimana ya...maaf, aku tidak ingin membahas mengenai hal ini. Bisakah kita membahas hal lain saja?”
“Hm...Tentu saja...” Jawab Tetsuya pelan.
Atmosfir diantara mereka berdua terasa semakin berat.
Tetsuya kembali membaringkan dirinya di atas tempat tidurnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ryuuji.
Keheningan yang aneh kembali terjadi.
Tetsuya memperhatikan ke arah jam dinding di hadapannya.
Jam 22.10 P.M.
Ia menghela nafas panjang kemudian tertegun.
“Ah, aku baru menyadarinya. Maaf aku sudah memanggilmu dengan ‘Ryuuji’” Kata Tetsuya.
“Tidak apa-apa. Kau boleh memanggilku dengan ‘Ryuuji’. Semua teman dekatku memanggil dengan nama depanku.”
Begitukah?
Jadi ia sudah menganggapnya sebagai teman dekatnya?
“Kalau begitu...kau panggil aku ‘Tetsuya’ saja. Kebanyakan orang menyingkat namaku menjadi ‘Tetsu’. Terserah kau mau panggil yang mana.”
“Diterima, Tetsuya.” Jawab Ryuuji sambil tersenyum kecil.
“Oh ya, ada satu hal yang membuatku merasa penasaran.” Tetsuya kembali berkata.
“Apa itu?”
“Keluargamu itu...semuanya menggunakan nama ‘Ryuu’ ya? Memang kalian keturunan naga?”
Ryuuji hanya terdiam dan tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Tetsuya.
“Ryuuji? Kau sudah tidur?”
“Haa...aku hanya memikirkan jawaban atas pertanyaan anehmu itu.”
Tetsuya mengangkat sebelah alisnya.
“Memangnya seaneh itu?”
Perlahan-lahan suasana yang berat dan canggung itu mulai mencair.
“Tidak juga sih. Tapi, kalau kau memang ingin tahu. Maka akan kuberitahu. Namaku Kagoshima Ryuuji, orang tua yang kau panggil ‘Paman’ itu Kagoshima Ryuuhei,  kakekku bernama Kagoshima Ryuuta, kakek dari kakekku bernama Kagoshima Ryuuto, kakek dari kakek dari kakekku lagi bernama Kagoshima Ryuuko, kakek dari kakek dari kakek dari kakekku lagi bernama Kagoshima Ryuuzaki, terus---“
Ryuuji berbicara panjang lebar sementara Tetsuya menghitung dengan jarinya sampai ia merasa kebingungan.
“Tunggu dulu, tunggu dulu, tunggu dulu, tunggu dulu, tunggu dulu!!!!!!” Tetsuya menyela perkataan Ryuuji.
“Ada apa lagi?”
“Biar kutebak! Nama kakek dari kakek dari kakek dari kakek dari kakekmu lagi adalah Kagoshima Ryuu!!!” Kata Tetsuya dengan percaya diri.
“Haa?? Namanya Kagoshima Toru.” Jawab Ryuuji.
Begitu mendengar jawaban itu, Tetsuya langsung merasa seperti terkana hantaman sebuah batu yang keras tepat di tengah wajahnya.
“Kau mau membuatku bingung, ya??!” Kata pemuda berambut biru tua itu dengan nada kesal.
“Menurutmu? Aku hanya menjawab pertanyaanmu.” Ryuuji menjawab dengan santainya.
“Ukh” Tetsuya kembali merasakan sebuah batu yang berat dan besar menimpa kepalanya.
Tetsuya langsung memejamkan matanya dan berkata ‘huh’ dengan pelan.
Beberapa saat kemudian, ia bisa mendengar Ryuuji berkata ‘terima kasih’ dengan suara kecil namun ia tidak menanggapinya dan hanya tersenyum sebelum akhirnya tertidur.
***-***
“Tetsuya-kun...”
“Tetsuya-kun...”
“Hm? Siapa itu?” Tetsuya berkata pelan.
Ia berusaha membuka matanya yang terasa masih sangat berat.
“Huh? Tempat apa ini? Kata Tetsuya bingung begitu menyadari kalau sudah tidak berada lagi di kamar Ryuuji dan berada di sebuah tempat yang tidak diketahuinya.
Tempat misterius itu dipenuhi dengan bunga-bunga yang cantik dan penuh dengan warna.
Ah...taman bunga yang sangat indah...
Tunggu...
Apa ini surga?
Apa ini artinya dia sudah mati??
Apa jangan-jangan ketika ia tertidur malaikat pencabut nyawa tak sengaja maupun dengan sengaja mencabut nyawanya?
Atau jangan-jangan...Paman Kagoshima itu adalah seorang psikopat yang suka memakan daging anak-anak tak berdosa seperti dirinya?
Bisa saja...ternyata Ryuuji yang telah membunuhnya!!!
Tapi, jika Paman Kagoshima dan Ryuuji adalah pembunuh berdarah dingin, maka itu berarti...orang yang dengan sengaja ingin membunuh dan menyingkirkannya dari dunia ini adalah...
Kedua orang tuanya yang telah menitipkannya ke rumah Paman Kagoshima di Kirikka!!
...........................
Tidak, tidak, tidak. Itu tidak mungkin.
Itu hanyalah sebuah khayalan mengerikan yang sama sekali tidak penting!!
Ia kemudian memutuskan untuk berjalan dan menyusuri tempat aneh ini lebih dalam lagi dan berusaha mencari tahu siapa yang telah memanggil namanya.
“Halo? Siapa yang tadi memanggil namaku?” Teriaknya sambil berjalan.        
Untuk beberapa saa, tidak ada jawaban atas pertanyaannya sampai kemudian muncul sosok yang tidak asing lagi, muncul dihadapannya dan langsung memeluknya!
“Uwaaa...!!” Terianya kaget.
“Tetsuya-kun...aku senang bisa bertemu lagi denganmu...” Suaranya terdengar sangat lembut dan kecil.
“Suara ini...!!” Tetsuya langsung tertegun begitu mendengar suara sosok kecil dihadapannya itu yang kini telah memeluk tubuhnya dengan erat.
Sosok itu, tak lain adalah gadis kecil berambut merah yang sangat manis itu...
Cinta pertama Tetsuya di Kirikka!!

“Tetsuya-kun...” Katanya lembut.
“I--I--I--I--Iyaaa!!!” Jawabnya dengan nada bicara gugup. Jantungnya berdebar dengan kencang dan wajahnya berubah menjadi merah, melebihi warna merah sebuah tomat.
“Aku...”
Aku...”
“Aku mencin--“

BRUAAAAAASSH!!!!

“Waaa!!!”
“Kyaaaa!!”
Tiba-tiba, dari langit, turun air tsunami yang sangat deras!!!!!
“Apa-apaan iniiiiiiiiiii!!!!!!!!!!!!!????” Teriak Tetsuya dengan suara kencang.

“Hoi...Tetsu. Sampai kapan kau mau tidur? Bangun, ini sudah pagi.”
Hm?
Tetsuya membuka matanya perlahan.
Ia memeluk gulingnya dengan erat kemudian menoleh ke arah suara yang memanggilnya itu. Matanya masih setengah terbuka dengan air liur yang masih menetes dari mulutnya.
“Hoi, Tetsuya!”
Rasanya ia kenal dengan suara itu...
Tetsuya berusaha membuka mata sepenuhnya. Dan, yang ia lihat adalah wajah Ryuuji. Tentu saja, Tetsuya langsung berteriak kaget dan langsung bangkit dari tempat tidurnya. Kakinya tidak sengaja menendang wajah Ryuuji. Akibatnya, Ryuuji jatuh kebawah dengan keras.
“Kuh! Ada apa denganmu!?” Teriak Ryuuji sambil berusaha menahan rasa sakit di bagian bawah tubuhnya.
Tetsuya mengusap-usap matanya.
“Ah, Ryuuji. Pagi.”
“Bukan ‘pagi’ tahu!!! Kenapa kau tiba-tiba berteriak histeris seperti itu dan menendangku begitu saja!!!”
“Habisnya, kau tiba-tiba muncul di hadapanku sih!!”
“Kau juga tidak bangun-bangun meskipun aku sudah berteriak-teriak di depan telingamu!!!” Balas Ryuuji.
“Haah!!! Kalau kau ingin membangunkanku, biasa saja! Tidak usah pakai air juga aku pasti akan bangun.” Tetsuya berkata sambil menggaruk rambutnya yang berantakan.
“Mendengar ucapan Tetsuya, Ryuuji tertegun.
“Air? Air apa? Aku tidak membangunkanmu dengan air??”
“Ha? Lalu, yang basah-basah ini ap--“ Ucapan Tetsuya terhenti ketika ia melihat cairan aneh di bagian ranjangnya. Cairan yang sama juga ada dibagian celananya.
“Wuaaa!!! Kau ngompol ya, Tetsuya!!!???” Teriak Ryuuji kaget.
“Huaaaaaa!!! Kenapa jadi seperti ini!!!??” Tetsuya berteriak histeris sambil memukul-mukulkan kakinya ke tempat tidurnya sementara Ryuuji berusaha menahan tawa.

***-***
A/N : Hay, minna XDD
Chapter 3-nya agak (bukan agak tapi sangaaaat) lama//plaaak
Banyak fanart numpuk merengek minta dikerjain...Ilustrasi numpuk...jadi pusing mau bikin duluan yang mana...
Rencananya sih, maunya fanart, ilustrasi, fanart, ilustrasi (cuma akhirnya malah kebanyakan fanart///duaaagh)
Ceritanya masih bosenin ya...
Ilustrasinya masih jelek...Tapi aku akan terus berlatih! Semoga di ch berikutnya ilustrasinya bisa semakin baik :)
Oh ya, kalau ada yang nyadar, hairlight-nya Tetsuya jadi beda (sengaja aku ubah) XD
Sebenarnya aku udah ga sabar waktu ch 5 atau ch 6, soalnya chara-chara penting sudah mulai bermunculan!!! Jadi ada banyak chara baru dan bakal rameee!!!!//nari-nari ga jelas

Oke, sekian, sankyuu buat yang udah mau mampir!!


Author,
Fujiwara Hatsune

Tidak ada komentar:

Posting Komentar