Senin, 19 Januari 2015

Light Novel : My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP} Roommate!! Chapter 4



 Light Novel :  My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!! Chapter 4

 
*Read :
              Chapter 1
          
             Chapter 2
          
             Chapter 3

 
 * Read Another Stories :

One Shot-Stories
How to Make a Friend


Ore no Kanpekina Romanchikkuna Kōkō Seikatsu Ga Gen'in Kawaīi [TORAPPU] Rūmumeito no Dainashi Ni Sa Rete Iru!!
My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!!
Volume 1 Chapter 4
                 


Chapter 4 : Apakah Kirikka Academy Itu Tempat Yang Menyenangkan?

"Kinou no kyou no seiten de
Nyuudougumo o miteta
Daru gurai no kasei da
Omomuro ni me o tojite”
Kagoshima Ryuuji, putra dari Kagoshima Ryuuhei, pagi itu sedang mengambil sebotol air putih dan menuangkannya ke dalam gelas sambil menyanyikan sebuah lagu [Summer Time Record --Kagerou Project--]
Perlahan, ia meminum air tersebut.
“Hwaah...! Segarnya...”
Sampai saatnya, ia melihat ke arah jendela--
“Hm?”
Ia tertegun ketika pandangannya terarah ke arah seorang pemuda berambut biru tua, Aozaki Tetsuya, yang sedang berada di luar.
Ini adalah hari kedua Tetsuya di Kirikka setelah kedua orang tuanya menyuruhnya untuk pindah [baca : mengusir].
Dan...
Kalau kalian penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Tetsuya...
Ia sedang menjemur kasurnya.
Ryuuji yang melihat itu langsung menghela nafas panjang dan meletakkan gelasnya di atas meja.
“Si bodoh itu...”
***-***
“Bagaimana ini?? Bagaimana ini???? Bagaimana ini?????????? Akh! Kalau orang-orang lain tahu tentang hal memalukan ini...Tunggu! Bahkan bisa saja sampai masuk ke surat kabar!!!”

‘Aozaki Tetsuya, pemuda asal Osaka yang baru saja pindah Ke Kirikka, bermimpi tentang gadis yang disukainya kemudian mengompol di kasurnya’

“GYAAAAA!!!!!! TIDAK MUNGKIIIIN!!!! TIDAK MUNGKIIIIN!!!!  TIDAK MUNGKIIIIN!!!! KALAU SEPERTI ITU CERITANYA, AKU TIDAK AKAN BISA KELUAR DARI RUMAH DAN JUGA PERGI KE SEKOLAAAAAAAAH!!!!!!!!!!”
Teriak Tetsuya histeris sambil memegangi kepalanya.
Tetsuya langsung terjatuh dan memeluk lututnya dengan erat sambil menangis.
“Tidak, tidak, tidak...Bahkan sebelum aku memulai kehidupanku di sini, reputasiku sudah hancur duluan...Hiks...Hiks...Aku tidak akan pernah mendapatkan kehidupan sekolahku yang sempurna [dan juga Love Comedy]...Hiks...”
“Sudahlah jangan menangis dan bersikap seperti anak kecil seperti itu. Rasanya sangat menjijikan melihatmu menangis seperti anak gadis manis yang sedang kesulitan.”
Ryuuji tiba-tiba datang dan berdiri di dekatnya.
“Ry--Ryuuji--“
 Kata Tetsuya pelan sambil menoleh ke arah Ryuuji.
“Hm?”
“Berarti aku sangat imut, ya~ Ehe he he.”
 Tetsuya berkata dengan wajah merona.
“He--Hentikan!! Kau mulai membuatku merasa takut!!!”
Ryuuji sedikit berjalan mundur.
“Nyaa~ Ryuuji suka tipe yang seperti ini, ya?? Nekomimi
Tetsuya berkata sambil berpose seperti seekor kucing.
“Guah!! Aku mau muntah!!!”
 Kata Ryuuji sambil menutupi mulutnya.
Tetsuya versi perempuan yang memakai baju nekomimi yang sangat imut dan manis langsung terbayang di kepala Ryuuji.

“Nyaaaa, Ryuuji-kun~ Ayo, kita main-nyaaaaan~”
Neko Tetsuya berlari ke arahnya dengan baju super mini yang sangat seksi.
“Ayo, neko-nyaaaaan”
Ryuuji juga berlari ke arahnya dan menggenggam kedua tangannya.
“Aha ha ha-nyaaan~”
“Aha ha ha ha.”
Merekapun berputar-putar dengan bahagianya sambil tersenyum bahagia. Pada akhirnya mereka menikah dan mempunyai anak-anak yang memiliki telinga dan ekor kucing yang sangat lucu >///<
The End

Title : My Boy/Girlfriend is A Neko?!

“Ubh...”
Ryuuji berharap tidak pernah membayangkannya seperti itu dan senyata itu, karena sekarang dia benar-benar merasa ingin muntah.
“Atau yang seperti ini, Tsundere?? ”
Tetsuya kembali berpose.
Kali ini seperti seorang gadis Tsundere yang galak, dingin dan jutek tapi memiliki sisi manis di dalamnya sambil berkata sesuatu yang terdengar seperti ‘Tsun’,’ Tsun’.
“Ukh!! Aku tidak tahan lagi!!! Berhenti membuatku berkhayal yang aneh-aneh!!!”
Teriak Ryuuji sambil menutupi wajahnya.
“Fu fu fu, aku’kan hanya bercanda. Tapi, aktingku bagus’kan? Yah, aku tahu kalau aku memang cocok memerankan peran gadis kecil yang manis~”
 Tetsuya berkata dengan penuh rasa percaya diri.
“Bercanda apanya!? Kau membuatku berimajinasi hal yang sangat menjijikan!!! Dan apanya yang cocok memerankan gadis kecil yang manis!!!? Kau lebih cocok jadi pria tua pengangguran yang mesum!!”
“Ehe he, jangan seperti itu. Buktinya kau sampai terhanyut dan terbawa dengan aktingku’kan???”
Ryuuji terdiam sesat.
“Hmm...Kau ada benarnya juga sih. Aku memang sedikit tertarik dengan aktingmu. Ah, tunggu! Bahkan aku mulai merasakan jatuh cinta padamu!”
Kata Ryuuji dengan gerakan seperti hendak memeluk Tetsuya dan menciumnya.
“Guah!! Apa-apaan kau!!? Aku ini laki-laki normal yang masih tertarik pada gadis-gadis manis nan lembut!!!! Sana, jangan mendekat! Pergi yang jauh-jauh sana!!!!!!!”
 Teriak tetsuya dengan gerakan seperti mengusir seekor kucing.
“Tuh’kan! Makanya jangan melakukan hal-hal aneh yang menjijikan seperti itu!!! Kau paham’kan sekarang bagaimana takutnya aku tadi!!?”
Kata Ryuuji.
“Iya, iya. Aku minta maaf. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji.”
 Kata Tetsuya sambil tersenyum dan membentuk huruf ‘V’ dengan jarinya lalu tertawa ‘he he he’.
“Kau bohong, ya?”
Ryuuji menghela nafas kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kasur yang kini sedang tergantung di tali jemuran.
“Tapi...Aku tidak tahu kalau kau masih melakukan hal yang hanya dilakukan oleh anak SD.”
Ryyuji berkata sambil menyandarkan dirinya pada tiang jemuran.
“Sudah diam. Jangan berkomentar...Kau membuatku merasa jatuh ke lubang yang suram lagi...”
Tetsuya yang dari tadi terlihat ceria sejak kedatangan Ryuuji tiba-tiba langsung menjadi suram kembali.
Setelah bangun dengan cairan aneh di tempat tidurnya, Tetsuya langsung berlari keluar sambil membawa kasur tersebut dan bergegas menjemurnya. Karena sekarang sudah hampir memasuki musim gugur, matahari tidak bersinar terlalu terang. Tapi masih beruntung karena masih ada angin yang membuat kasur itu cepat menjadi kering.
“Coba kau lihat apa yang sudah kau lakukan pada kasur berhargaku ini...? Sebelum kau ada di sini, aku selalu tidur di atas dan aku sangat menikmatinya. Ini adalah kasur kesayanganku. Tak kupercaya, kau meninggalkan sebuah noda di atasnya...”
 Ryuuji berkata dengan wajah sedih.
“Jangan berekspresi seperti itu! Kau pikir aku ingin hal seperti ini terjadi?! Aku tidak sengaja! Ini pasti karena aku bermimpi aneh semalam.”
Kata Tetsuya sambil berusaha membela diri.
Sebenarnya, kejadian itu terjadi bukan karena mimpi yang dialaminya semalam.
Kalau kalian ingin tahu dengan apa yang terjadi sebenarnya...
Sewaktu di Fun Hamburger , Tetsuya memesan es krim sundae dan cola ukuran besar.
Karena waktu itu, ia memesan 10 hamburger dan 2 kentang, minuman cola itu tidak cukup dan ia membeli 5 lagi.
Itu penyebab pertama.
Yang kedua...
Ketika ia berada di rumah Paman Kagoshima, ia langsung diajak untuk makan malam bersama.
Totalnya, ia menghabiskan 5 mangkuk nasi dan 2 botol penuh air putih.
Bahkan setelah minum sebanyak itu, ia tidak pergi ke toilet dan langsung memutuskan untuk pergi tidur.
Benar-benar bodoh...
Baiklah, kembali ke cerita yang sebenarnya...
“Hmmm...Baiklah. Bersyukurlah karena ayah sedang pergi hari ini. Kalau tidak, dijamin ia akan membantingmu seperti seorang pegulat dan seluruh tulang di tubuhmu kupastikan akan remuk.”
Ryuuji berkata dengan nada datar.
 Meskipun ia sebenarnya tidak serius dengan perkataannya barusan, tapi itu sudah cukup untuk membuat Tetsuya merasa merinding dan tulang-tulang di dalam tubuhnya dicabuti satu per satu.
Sangat mengerikan...
Tiba-tiba Tetsuya tertegun dan berkata ke arah Ryuuji.
“Ah ya, ke mana ayahmu pergi? Dia bilang mulai hari ini dia tidak akan ada di rumah? Kenapa?”
Tanya Tetsuya dengan rasa penasaran.
“Orang tua itu? Hm...Liburan musim panas Kirikka Academy akan berakhir 2 hari lagi. Kami akan memulai semester 2 pada bulan September. Tapi, untuk semua guru, mereka harus sudah kembali ke asrama 2 hari sebelum liburan berakhir.”
Jelas Ryuuji.
“Hee...? Kenapa?”
“Untuk mempersiapkan kelas dan juga sekolah. Juga kamar. Mereka juga akan mengadakan rapat untuk kegiatan sekolah. Kira-kira seperti itu.”
 Jawab Ryuuji dengan wajah seperti sedang berpikir.
“Hmm...Repot juga, ya? Berarti setelah ini kau dan aku juga akan meninggalkan rumah ini. Eh? Tunggu dulu! Siapa yang akan tinggal di sini??”
“Menurutmu? Hantu penunggu rumah ini pasti akan melakukannya dengan baik.”
“Tch! Kau ini. Jangan bercanda.”
 Kata Tetsuya kesal.
Meskipun ia tahu kalau ucapan Ryuuji hanya candaan belaka, tapi ia merasa sedikit merinding setelah mendengarnya.
Bahkan ia mulai merasakan sesuatu yang aneh berdiri di belakangnya.
“Eh, aku serius kok. Di rumah ini memang ada penghuninya.”
Ryuuji berusaha membuat Tetsuya percaya dengan perkataannya.
“Bohong kau!! Mana, kalau memang ada tunjukkan padaku!!!”
Kata Tetsuya sambil melipat kedua tangan di depan dada.
Melihat ekspresi tidak percaya di wajah Tetsuya, Ryuuji lalu tersenyum ke arahnya sambil mengarahkan tangannya ke samping kirinya.
“Nih, ada di sebelahku, he he. Tetsuya, perkenalkan, ini Hyoro. Hyoro-chan, perkenalkan, ini Tetsuya J
GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!!!!!!!!!!!!
Tetsuya langsung menjerit seperti seorang gadis, ketika Ryuuji, dengan senyum di wajahnya memperkenalkannya pada hantu wanita di sampingnya.
Hantu itu berlumuran darah, dengan rambut tak terurus dan kepala yang pecah, di mana bagian otaknya terlihat dengan cemerlangnya di depan mata Tetsuya, yang bahkan tidak berani membedah seekor kadal.
Bukan hanya itu bagian mengerikannya. Setan wanita itu juga membawa kapak berlumuran darah dan samar-samar Tetsuya bisa mendengar kata ‘Nice to meet you’, dari mulutnya yang hancur. [Tunggu, sejak kapan hantu itu jadi orang asing?!].
Tapi, sudah jelas bagian paling mengerikan dan super menakutkan dari kejadian yang baru saja terjadi di hadapannya itu adalah, bagaimana bisa Ryuuji memperkenalkannya pada hantu itu dengan senyuman seperti itu di wajahnya!!!?
Apa dia sudah tidak waras!!!?
“Hey!! Sampai kapan mau melamun!?”
Ryuuji berteriak kesal sambil menjentik-jentikkan jarinya di depan wajah pemuda berambut biru tua itu, yang langsung membuat Tetsuya tertegun kaget.
“Lho, Ryuuji?”
Kata Tetsuya sedikit bingung, dan wajahnya kali ini benar-benar mirip orang yang baru saja bangun tidur.
“Kau mimpi, ya!? Hoi! Tiba-tiba teriak keras sekali di depan telingaku!!!”
Ryuuji memukul kepala Tetsuya dengan sedikit keras, dan itu otomatis membuat Tetsuya menjadi kesal.
“Apa sih, Ryuuji!? Aku’kan teriak gara-gara kau menunjukkan hantu Hyoro-chan itu padaku!!!”
Tetsuya berterak dan memegang kepalanya yang dipukul oleh Ryuuji sambil menghentak-hentakkan sebelah kakinya ke tanah.
Namun, Ryuuji hanya berkata ‘Hah!!??’, dan memandang Tetsuya dengan tatapan super bingung.
“Hyoro-chan apa?! Aku hanya mengarangnya saja kok!!”
Kata Ryuuji yang mengeluarkan statement bahwa ia hanya menipu tetsuya soal hantu perempuan bernama Hyoro-chan itu.
Dan Tetsuya, sama sekali tidak bisa menghilangkan ekspresi aneh di wajahnya, yang jika bisa berkata pasti akan mengatakan sesuatu seperti ‘Lalu itu apaan!!!!?’, karena hantu wanita di belakang Ryuuji itu tengah mengacung-acungkan kapaknya sambil berkata ‘I’m Hyoro-chan, i’m Hyoro-chan’.
Sepertinya Ryuuji tidak menyadari bahwa Hyoro-chan itu memang benar-benar ada dan sekarang ini tepat di belakangnya!!!!!!!!!!!
..........................
..........................................
..................................................................
“....................Ah...Sudahlah...Biar saja...”
Tetsuya berkata pasrah sambil mengalihkan pandangannya ke belakang.
“Setelah kita pergi, aku akan menitipkan kuncinya pada tetangga sebelah.”
 Kata Ryuuji, kali ini dengan jawaban yang terdengar lebih masuk akal.
“Ah...Sama denganku.”
Menyadari kalau apa yang dialaminya dan Ryuuji cukup mirip, Tetsuya langsung menanggapi perkataan pemuda berambut coklat muda pendek itu samil mengangguk-angguk.
“Kudengar kau terpaksa pindah kemari karena kedua orang tuamu pindah ke New York.”
 Tanya Ryuuji untuk memastikan.
“Ya, begitulah. Orang tuaku memang sangat sibuk. Mereka bekerja dari pagi dan pulang larut malam. Bahkan mereka hanya  meninggalkan suarat ketika mereka berangkat ke New York padahal aku harus segera ke Kirikka. Mereka sama sekali tidak membuat persiapan apapun untukku. Benar-benar orang tua yang tidak bertanggung jawab.”
Tetsuya berdiri di dekat kasur yang ia jemur sambil melipat kedua tangannya.
Diam-diam, dia melirik ke belakang Ryuuji, dan dia tidak melihat hantu aneh itu lagi di sana.
‘Fyuuuh’.
“Hmm...Itu bagus’kan?”
 Kata Ryuuji tiba-tiba yang membuat Tetsuya langsung meloncat kaget.
“Kau bercanda? Apanya yang bagus?!”
“Maksudku, mereka bekerja sekeras itu untukmu. Kurasa... Mereka sangat menyanyangimu.”
 Ryuuji berkata sambil sedikit tersenyum.
“Ha? 2 orang bodoh iitu sama sekali tidak peduli padaku. Mereka tidak peduli dengan hal lain selain pekerjaan mereka. Aku tidak tahu apakah itu bisa disebut sayang atau tidak.”
Kata Tetsuya sambil menggaruk rambutnya dan menghela nafas panjang.
Ryuuji terdiam.
“Ryuuji?”
 Panggil Tetsuya ketika ia tidak mendengar jawaban dari Ryuuji.
Mendengar namanya di sebut, Ryuuji langsung bangun dari lamunannya dan terkejut.
“Eh...Ah...”
Melihat reaksi Ryuuji, Tetsuya langsung menyipitkan sebelah matanya, bingung dengan sikap Ryuuji yang tiba-tiba berubah menjadi agak aneh.
“Ada apa denganmu? Tiba-tiba sikapmu berubah begitu.”
Tanya Tetsuya penasaran.
“Tidak. Hey, keluargamu kaya’kan?”
Ryuuji tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang aneh yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembicaraan mereka sebelumnya.
“Eh, iya. Karena mereka selalu bekerja seharian penuh jadi kurasa begitu. Memang kenapa?”
“Mmm...Terkadang aku berpikir...Mungkin akan lebih baik kalau keluargaku sedikit lebih kaya.”
Kata Ryuuji dengan nada bicara yang terdengar lemah.
“Kau mengatakan sesuatu?”
Tanya Tetsuya di sampingnya.
Sepertinya, Tetsuya tidak mendengar ucapan Ryuuji barusan dengan jelas karena ia bicara dengan volume suara yang kecil.
“Tidak ada apa-apa, aku hanya mengatakan kalau kau masih beruntung karena kau masih bisa bersama dengan kedua orang tuamu.”
Ryuuji berkata pelan sambil menundukkan kepalanya.
 Anehnya, nada bicaranya terdengar sedih.
Tetsuya lalu tertegun.
“Benar juga. Ia baru menyadari kalau ibu Ryuuji tidak ada di rumah ini.
Di mana dia...?
“Hey, Ryuuji. Di mana ibumu? Kenapa aku tidak melihatnya dari kemarin? Apa ia sedang tidak ada di rumah?”
Begitu mendengar pertanyaan Tetsuya, tubuh Ryuuji terlihat sedikit bergetar.
Ia hanya terdiam tanpa merespon ucapan Tetsuya.
“Ryuuji?
 Kau kenapa?”
“Ukh...”
 Ryuuji berkata pelan sambil mengepalkan kedua tangannya.
“Ryuuji?!”
 Kali ini Tetsuya sedikit berteriak.
Tubuh Ryuuji terlihat semakin gemetar dan wajahnya terlihat pucat.
Ada apa ini?
“Oi, Ryuuji!”
Tetsuya kembali berteriak sambil menggoyang-goyangkan bahu Ryuuji.
Tapi Ryuuji tetap tidak menjawab seolah sedang terhanyut dengan pikirannya sendiri.

Kalau kau lebih memiliki banyak uang, tidak akan ada yang meninggalkanmu!!!

 RYUUJI!!!?
“!!!!!”
Ryuuji tertegun.
Perlahan, ia mengangkat kepalanya. Wajahnya basah oleh keringat.
Apa yang terjadi dengannya?!
“He--Hey? Kau baik-baik saja? Kau membuatku takut.”
Kata Tetsuya pelan.
Fuuuh...
Ryuuji menghela nafas beberapa kali untuk menenangkan dirinya. Perlahan, ia menoleh ke arah Tetsuya dan tersenyum kecil.
“Aku baik-baik saja. Maaf ya sudah membuatmu merasa khawatir.”
“Ha...O--Oke...”
Meskipun begitu, Tetsuya tahu kalau ada sesuatu yang tidak beres dengan Ryuuji.
Ia bersikap aneh seperti itu, ketika Tetsuya bertanya mengenai ibunya.
Apa jangan-jangan terjadi sesuatu antara Ryuuji dengan ibunya?
“Oh ya, tentang cerita itu...Aku yakin kau tidak akan mau dengar.”
Cerita?
Ternyata memang ada cerita dibalik semua sikap aneh Ryuuji tadi.
Yang jelas, sepertinya terjadi sesuatu yang buruk antara Ryuuji dengan ibunya.
Ekspresinya terlihat sangat menderita.
Meskipun ia berusaha tersenyum, tapi Tetsuya tetap bisa merasakan sebuah kesedihan yang sangat besar pada kata-kata Ryuuji tadi.
‘Kau tidak akan mau dengar tentang itu’ mungkin itu hanya sebagai alasan saja.
Mungkin Ryuuji memang tidak ingin menceritakannya.
Bukan.
Tapi ia belum bisa menceritakannya saat ini padanya.
Apalagi, Tetsuya adalah orang yang barusan dikenalnya, mana mungkin ia mau membuka rahasia sebesar dan seberat itu padanya.
Tetsuya menghela nafasnya.
Ia menghargai Ryuuji dan tidak melanjutkan pertanyaannya ataupun bertanya kenapa.
 Yang ia tahu, ia harus lebih dekat lagi dengan Ryuuji untuk mengetahui akar dari masalah ini yang sebenarnya.
Tapi, gara-gara pertanyaannya tadi, atmosfir di tempat itu menjadi agak sedikit berat.
Tak satupun dari mereka berdua yang mampu mengeluarkan kata-kata, seperti 2 orang yang baru saja bertemu dan belum berkenalan sama sekali.
Tetsuya sedikit merasa bersalah karena akibat ulahnya yang tidak pikir panjang itu, ia telah membuat Ryuuji menjadi sedih.
Ryuuji adalah sahabat pertamanya di Kirikka. Karena itu ia akan melakukan apapun untuk mengembalikan suasananya seperti semula.
“Hmm...Etto...”
Tetsuya berusaha memikirkan suatu topik pembicaraan yang menarik untuk mencairkan suasana yang canggung ini.
“Ah, ya! Kereta! Aku belum cerita’kan soal ini?”
Kata Tetsuya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
“Kereta?”
Ryuuji mengalihkan pandangannya ke arah Tetsuya.
Ekspresinya mulai menunjukkan rasa ketertarikan.
“Yup, gara-gara kedua orang bodoh itu, aku terpaksa berdiri 2 jam di dalam kereta yang panas dan sempit! Menyebalkan sekali kalau harus mengingat kejadian itu lagi!!”
Gerutunya kesal.
“Menurutku, kau terlalu santai sekali ya, menyebut orang tuamu dengan sebutan ‘orang bodoh’?”
Kata Ryuuji sambil mengangkat sebelah alisnya.
Meskipun memang benar-benar menyedihkan jika harus mengingat kejadian di kereta tadi, tapi sepertinya Tetsuya berhasil membuat suasana yang canggung perlahan mulai mencair.
“Aye, aku sama sekali tidak peduli dengan mereka. Lagipula mereka juga selalu menyebutku bodoh [terutama ayahku...tunggu, kurasa memang hanya ayahku yang menyebutku bodoh...]. Yang lebih menyebalkan lagi, gara-gara kejadian itu, aku hampir saja kehilangan kemampuanku untuk membuat 30 anak yang lucu...”
Tetsuya berkata pelan dengan nada sedih.
Mendengar ucapan Tetsuya ‘aku hampir saja kehilangan kemampuanku untuk membuat 30 anak yang lucu’, langsung membuat wajah Ryuuji menjadi semakin cerah.
“Apa maksudmu dengan ‘kehilangan kemampuan membuat 30 anak yang lucu’?”

DEG!!

“[Sial!!! Kenapa aku mengatakannya!!!!? Yang itu’kan seharusnya kukatakan dalam hati!!!!?]”
Tetsuya tanpa sengaja telah mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan!!
Tanpa ia sadari, ia telah meletakkan ‘kartu kematian’-nya di atas meja.
 Dan sekarang tidak ada cara untuk mengambil atau membaliknya menjadi kartu yang baik.
Etto...Bukan apa-apa! Bukan apa-apa!!”
Tetsuya berusaha bersikap normal tapi ia tidak bisa menyembunyikan bahwa ia sedang sangat panik!!
“Kalau bukan apa-apa, kenapa kau terlihat panik seperti itu?”
Ryuuji bertanya.
Senyuman lebar yang aneh tergambar di wajahnya.
 Senyuman yang terasa sangat licik dan yang jelas, tergambar kemesuman di wajahnya.
“Sudah kubilang’kan bukan apa-apa!! Kumohon, jangan membahas dan tanya soal ini lagi, oke? Aku akan mentraktirmu apapun yang kau mau!! La--Lagipula, ini cerita yang sangat membosankan! K--Kau tidak akan mau mendengarnya!!!”
Tetsuya berkata sambil menggelengkan kepalanya dengan sangat cepat.
Berkata seperti Ryuuji tadi, Tetsuya berharap agar Ryuuji mengerti dan tidak memaksanya untuk bercerita.
Meskipun baru bertemu, tapi Tetsuya tahu kalau Ryuuji bukanlah orang yang jahat.
“Kau tahu?”
Kata Ryuuji tiba-tiba dengan senyuman kecil di wajahnya.
Tetsuya menanggapinya dengan ‘eh’ yang singkat.
Mungkin saja caranya tadi telah berhasil.
Ternyata, ia memang tidak salah menilai Ryuuji.
Dia memang benar-benar orang yang ba--
“Kau tahu? Kau tidak pandai dalam hal berbohong. Kau panik terlalu banyak. Sekarang cerita atau kusebar video kasurmu yang basah karena ompol.”
Oke, sepertinya sekarang adalah waktu yang sangat tepat untuk berpikir ulang tentang mahluk bernama Kagoshima Ryuuji ini. Tetsuya sekarang merasa kalau Ryuuji adalah orang yang berada di antara huruf ‘A’ dan ‘H’, yang berarti ‘ANEH’.
“Kenapa kau begitu!? Dan sejak kapan kau mengambil foto!!?”
 Tetsuya berteriak sambil menunjuk ke arah Ryuuji.
“Waah...Kalau itu kau tidak perlu tahu, ya~ Yang pasti, aku bisa memperbanyak dan menyebarkannya ke mana saja aku mau.”
 Katanya dengan wajah datar.
“Jangan berkata hal mengerikan seperti itu dengan wajah sedatar itu!!!”
Tetsuya langsung merasa kesal dengan ulah Ryuuji.
Tapi sepertinya bukan waktunya untuk merasa kesal karena masa depannya sedang diujung tanduk.
Coba saja, bagaimana reaksi orang-orang [terutama gadis-gadis] ketika melihat video remaja berusia 15 tahun menompol di tempat tidurnya?!
Tetsuya membayangkan hal itu seperti sebuah mimpi buruk yang tidak ada akhirnya.
Tidak, bukan hanya mimpi saja!
Dia tidak akan pernah bisa keluar dan bersosialisasi dengan mahluk hidup lagi!!
Apa ia harus menghabiskan sisa hidupnya untuk bersosialisasi dengan wortel!!??
Bahkan ia sudah bisa membayangkan sebuah wortel yang mengenakan gaun pengantin panjang putih berdiri di sampingnya dalam sebuah pernikahan!!
NOOOOOOOOOO SUPEEEEEEEEEEEEEEEER!!!!!!
Ia menghela nafas pelan dan dengan terpaksa menceritakan kejadian memalukan itu.
Kalau ia pikir-pikir lagi, seandainya ia tidak mengangkat topik mengenai kereta itu, hal ini tidak akan terjadi. Tapi sekali lagi, ia melakukan itu demi menghibur temannya yang entah kenapa mendadak menjadi suram.
Meskipun sekarang ia sedikit menyesali tindakannya tersebut.
“Kemarin, waktu di kereta...Aku tak sengaja terjatuh...Dan...”
Tetsuya memulai ceritanya dengan pelan.
“Dan? Dan apa?”
Nada bicara Ryuuji terdengar tidak sabaran.
[Aku harus mempersiapkan batinku dulu tahu!!!!]
“Dan...Aku tak sengaja menyentuh...”
 Tetsuya semakin memperlambat ucapannya.
“Menyentuh?”
Kata Ryuuji sambil memiringkan kepalanya.
“Menyentuh...”
Tetsuya semakin memperlambat ucapannya dan itu tentu saja semakin membuat Ryuuji merasa penasaran.
Ia menggantungkan kalimatnya pada kata ‘menyentuh’.
“Menyentuh? Menyentuh apa maksudmu? Kau menyentuh sesuatu ketika kau berada di atas kereta?”
Tetsuya mengangkat tangannya setinggi dada.
Lalu tangannya melakukan gerakan seperti sedang memEgang dan meremas sesuatu yang bulat.
Ryuuji yang tidak mengerti arti dari gerrakan aneh yang dibuat Tetsuya, hanya bisa terdiam sambil menatap bingung.
“Ah!”
 Ryuuji tiba-tiba tertegun.
Darah langsung menyembur keluar dari hidungnya.
Ryuuji terjatuh ke belakang tapi kemudian bangkit berdiri lagi dengan cepat.
Tetsuya hanya bisa terdiam memperhatikan tingkah Ryuuji.
“K--K--K--K--K--KAU MENYENTUH DADA WANITA????!! BAGAIMANA BISA?!!! DASAR TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN!!!!!!! INI KEJAHATAN TAHU!! INI KRIMINAAAAL!!! DASAR PEREMAS OPPAI!!!!!
Teriak Ryuuji keras sambil menutup hidungnya dengan tangan.
“Daripada kau berkomentar tentang itu, lebih baik kau bersihkan darahmu. Kan sayang kalau keluar sebanyak itu.”
 Kata Tetsuya sambil mengeluarkan sapu tangan.
Yup, reaksi Ryuuji tepat seperti apa yang diduga oleh Tetsuya sebelumnya.
Dia bereaksi seperti layaknya laki-laki normal.
Atau lebih tepatnya seperti laki-laki ‘hentai’ meskipun dari luar, ia terlihat seperti pemuda yang baik dan juga kalem.
Ternyata benar.

Pembicaraan tentang dada wanita akan membuat jati diri seorang laki-laki terungkap sepenuhnya.
[By Aozaki Tetsuya].
***-***
“Terima kasih atas makanannya.”
Tetsuya dan Ryuuji berkata bersamaan setelah menyelesaikan sarapan mereka.
“Wow! Kau hebat sekali, Tetsuya!! Rasanya seperti buatan profesional saja!! Lain kali aku akan memintamu untuk memasak lagi untukku. Ah, bahkan mungkin aku akan menjadikanmu sebagai koki pribadiku dan menyuruhmu untuk memasak untukku tanpa henti dan tanpa bayaran, karena kita’kan teman. CC
Kata Ryuuji memuji masakan buatan Tetsuya.
“He he he, tidak usah terlalu memuji seperti itu. Dan...Haruskah aku merasa senang dengan kaliamatmu yang terakhir itu?”
Kata Tetsuya tersenyum malu sambil menggaruk belakang kepalanya.
Of course!! Itu berarti aku sangat menghargai masakanmu!!! Ngomong-ngomong, memangnya kau sejago ini dalam hal memasak, ya?”
Sankyuu [Thank You]!!! Seperti yang bisa kau lihat dan kau rasakan, semua makanan itu tidak bisa berkata bohong.”
Katanya bangga sambil mengacungkan jempolnya.
Tetsuya memang cukup hebat dalam hal memasak.
Meskipun ia tidak suka dengan sikap kedua orang tuanya yang selalu seenaknya sendiri, tapi ia juga harus berterima kasih pada mereka.
Karena kedua orang tuanya yang selalu pergi pagi dan pulang malam, Tetsuya terbiasa untuk melakukan semuanya seoang diri termasuk dalam hal memasak.
Awalnya, ia hanya mampu membuat makanan yang sederhana, tapi kemudian skill-nya berkembang cukup pesat. Setiap hari, ia selalu membawa bento buatannya sendiri ke sekolah dan mendapat cukup banyak pujian dari teman-temannya karena selain bentuknya yang bagus, rasanya juga cukup lezat.
Meskipun begitu, ia tidak bermaksud memberitahu semua orang tentang kemampuannya dalam hal memasak karena ia agak sedikit merasa malu dengan keahliannya tersebut.
 Di tambah lagi, ia ingin agar istrinya yang memasak untuknya ketika ia menikah nanti.
Bayangan gadis berambut merah itu kembali terbayang di pikirannya.
Kali ini ia mengenakan celemek dan bersiap untuk membuat masakan yang lezat untuk Tetsuya.

“Tetsuya-kun, malam ini kau makan apa untuk makan malam~”
“Nyaaa....terserah kau saja~ Aku ingin masakan yang terbaik darimu, My Dear Waifu~”
“Ka--kalau begitu akan berusaha keras demi membuat masakan yang lezat untuk Tetsuya-kun!!”
“Okay!!! Aku akan menunggu di meja makan dengan sabar~”

“Oi, Tetsu! Kau kenapa melamun?”
Ryuuji menggoyang-goyangkan tubuh Tetsuya yang masih hanyut dalam imajinasinya.
“EH?”
 Tetsuya langsung meloncat kaget.
“Kau kenapa? Air liurmu menetes tuh. Wajahmu juga merah.”
“Gah! Kurasa aku hanya masih lapar saja.”
Tetsuya langsung menyekai air liurnya dan memalingkan wajah dari Ryuuji untuk menyembunyikan wajahnya yang merah.
“Hm, baiklah. Oh ya, karena uang yang diberikan oleh ayah tidak terpakai kali ini, berarti kita bisa menggunakan uang ini untuk membeli snack~”
Ryuuji berkata dengan wajah riang sambil menghitung uang pemberian Paman Kagoshima untuk mereka selama 2 hari ke depan untuk makan.
Kalau kalian bertanya kenapa mereka tidak menggunakan uang itu untuk membeli makanan dan justru membuat makanan sendiri, kita kembali ke 1 jam yang lalu...

“Oke, kami pesan 2 kotak sushi. Alamat? Oh kami tinggal di daerah -XX-. Terima kasih.”
 Ryuuji berkata sambil menutup telepon.
“Bagaimana?”
“Toko sushi itu tidak terlalu jauh dari sini, kurasa tidak akan memakan waktu yang lama untuk sampai kemari. Kurasa sekitar 5 sampai 10 menit.”

20 menit kemudian...

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
“Jangan berisik. Nanti tetangga curiga.”
Kata Ryuuji sambil membaca komik dan menutup sebelah telinga karena berisik.
Tetsuya langsung menatap ke arah Ryuuji dengan ekspresi kesal.
“Bagaimana aku tidak kesal!!!? Mereka lama sekali!! Bukannya seharusnya mereka sudah sampai dari tadi!!? Ah!!! Aku sudah sangat lapar!!!!!”
“Selera makanmu itu terlalu besar dan itu membuatku merasa takut. Jujur saja, sejak aku melihatmu makan kemarin malam, aku ingin menanyakan hal ini padamu, ‘apa kau tidak takut gemuk jika makan sebanyak itu?’ Yah, aku tahu kalau wajahmu tidak sejelek itu dan mungkin mampu membuat banyak wanita berpaling ke arahmu. Tapi wanita paling tidak suka dengan laki-laki yang bertubuh gemuk. Kau tidak khawatir dengan hal itu?”
“Hal apa?”
“Tidak akan mendapat istri karena kau menjadi sangat gemuk.”
“Fuh. Dengar, ya, tubuhku itu spesial. Seberapa banyaknya aku makan, aku tidak akan menjadi gemuk~”
Jawab Tetsuya dengan santainya.
“Hwa??! Tidak akan menjadi gemuk? Kau serius!? Tubuh apa yang sebenarnya kau miliki!!!?” Kata Ryuuji tidak percaya sambil meletakkan komiknya.
“Aku tidak tahu.”
“Jangan menjawab dengan ‘Aku tidak tahu’!!! Itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah dan sama sekali tidak menjawab pertanyaanku!!! Hoi! Kau dengar tidak!!?”
“Aku dengar kok. Kau pikir aku tidak bisa mendengar suaramu yang tidak berseni itu? Lagipula, kalau aku memang tidak tahu, aku harus menjawab apa? Takdir? Nasib?? Kehendak yang di atas???”
“Ukh...[aku sama sekali tidak peduli dengan jawabanmu, tapi jujur saja aku merasa iri jika kau benar-benar memiliki tubuh seperti itu].”
“Lagipula, aku ingin istriku yang cantik selalu memasakkan makanan yang enak untukku~ Ehe he he.”
Tetsuya berkata dengan senyuman di wajahnya.
“Istri? Memang kau sudah punya kekasih??”
“Ehe~ Belum jadi kekasihku sih...Tapi pasti!!”
 Kata Tetsuya dengan yakin dan percaya diri.
Yang dimaksud oleh Tetsuya adalah gadis berambut merah pendek itu.
“Kau percaya diri sekali. Dari mana munculnya rasa percaya dirimu yang berlebihan itu?”
It’s~A~Hi~Mit~Su~~ [It’s a secret//itu rahasia] Ehe he he.”
Tetsuya berkata dengan wajah tersipu malu, yang langsung membuat Ryuuji berpikir ‘Orang ini kenapa sih??’.
“Hey, Ryuuji. Kurasa lebih baik kita hubungi lagi toko itu.”
Usul Tetsuya, tidak sabaran ingin melahap habis sushi-sushi itu.
“Oke, oke.”
 Ryuuji setuju dengan usul Tetsuya kemudian berjalan ke arah telepon.
“Halo? Ini yang tadi pesan sushi 2 kotak. Apa pesanan kami sudah diantar? Hm? Apa? Ada kecelakaan?! Tidak bisa mengantar?!! Terlindas truk???!!!! Remuk!!!??!?!”
Ryuuji berkata dengan ekspresi ketakutan setengah mati seperti habis melihat mahluk yang sangat menyeramkan.
 Tunggu?
Bukannya sebelumnya Ryuuji pernah mengatakan sesuatu mengenai hantu penunggu rumah?
Baik, mungkin itu terlalu berlebihan. Kembali ke topik.
Kecelakaan, terlindas truk, remuk...Tetsuya tidak bisa memikirkan hal lain selain membayangkan kecelakaan mengerikan itu.
Tubuhnya langsung gemetar ketakutan.
“Jadi begitu. Ya sudah tidak apa-apa. Terima kasih.”
Ryuuji menutup teleponnya.
“Ba--Bagaimana?? Apa pengantar sushi itu te--te--tewas di tempat...?! Apa kita yang harus membayar semua kompensasinya!!? Apa kita yang harus bertanggung jawab!!? Aku tidak punya uang sebanyak itu lho saat ini! Kurasa kita harus mulai dengan menjual rumah dan juga perabotanmu. Ah, tapi rumah paman Kagoshima ini terlihat sangat tua dan kuno. Aku tidak yakin kalau cukup untuk membayar semua biayanya. Tapi TV itu mungkin bisa. Mungkin kau harus memeriksakan dirimu ke rumah sakit, siapa tahu liver dan organ dalammu yang lain bisa kita jual untuk menutupi biayanya!!”
Tetsuya panik dengan menekan-nekan tombol kalkulator di tangan dan pensil di telinga, persis seperti seorang akuntan yang tengah sibuk menghitung keuangan.
Bayangan tubuh pengantar sushi yang hancur terlindas truk mulai menghantuinya.
Ryuuji menghela nafas singkat.
“Terjadi kecelakaan dan kotak sushi pesanan kita terlindas truk sampai remuk. Untungnya tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini.”
 Katanya dengan wajah dan nada datar.
“Kalau bukan orangnya yang terlindas, jangan bicara dengan eskpresi ketakutan seperti itu!!!!!!!!!”
Teriak Tetsuya kesal karena merasa Ryuuji telah mengerjainya.
“Lalu bagaimana? Kalau begini caranya, kita bisa tidak makan.”
 Ryuuji berkata sambil mengangkat sebelah alisnya.
TIDAAAAAAAKKK!!!! MAKAN ITU BERKAH!! MAKAN ITU WAJIB!!! KALAU TIDAK MAKAN, SAMA DENGAN MATIIII!!!!!!!!!
Teriak Tetsuya dengan sekuat tenanga.
“Berisik, ah! Aku juga tahu. Lalu, apa yang harus kita lakukan?”
 Kata Ryuuji sambil menutup telinganya.
Tiba-tiba, muncul sebuah bola lampu di atas kepala Tetsuya.
“Ah, aku tahu! Ryuuji, kulkasmu tidak kosong’kan?”
“Ha? Tentu saja tidak. Kau menghinaku, ya?”
 Ryuuji sedikit merasa kesal.
“Fu fu fu, tidak, tidak, Justru kulkasmu itu sudah menjadi malaikat penolong nyawa kita. Tunggu di sini ya~”
Tetsuya segera berlari menuju ke arah dapur dan membuka kulkas.
Hooo...! Ada banyak ternyata!! Ada sayur, masih segar!! Ada daging juga~ Eh? Ini’kan daging mahal?? Bagaimana bisa Paman Kagoshima membelinya?
Ryuuji bisa mendengar komentar-komentar Tetsuya yang tidak penting.
 Ia bangkit berdiri dan menuju ke dapur untuk mengecek apa yang sedang dilakukan oleh Tetsuya.
“Sudah jangan berkomentar yang aneh-aneh!! Apa yang mau kau lakukan? Kalau kau mau merusak dapurku--“
Ryuuji berdiri mematung ketika ia melihat Tetsuya mengenakan celemek warna pink [?] dengan gambar berbentuk hati [??] sambil mengangkat penggorengan.
Ryuuji yang melihat itu tidak bisa melakukan hal lain selain menahan tawa.
“Ubh...Khu khu khu...!!”
“Jangan ketawa!!!!”
“Gua ha ha ha!!!!!!! Mana mungkin...hua ha ha...aku bisa...hi hi hi....tidak tertawa!!!!! Gya ha ha ha!!!!!!!!
 Ryuuji tidak bisa menahan tawanya lagi dan akhirnya tertawa dengan keras sampai terguling-guling di lantai.
“Hentikaaan!!!!!!!!”
Teriak Tetsuya, berusaha menghentikan tawa Ryuuji yang berlebihan itu.
Ryuuji berusaha mengatur nafasnya yang kelelahan akibat tertawa lalu bangkit berdiri sambil menghapus air matanya yang keluar.
“Fuh...Fu fu...Lagipula, ada apa dengan penampilanmu itu? Manis sekali. Cocok untukmu. Kenapa kau tidak sekalian pakai kostum maid? Fuh...”
“Habisnya! Di rumahmu cuma ada celemek ini saja!!! Lagipula, di rumahmu hanya ada kau dan Paman Kagoshima saja’kan? Tidak mungkin kalau ini milik Pama--“
Tetsuya menghentikan ucapannya.
Perlahan, bayangan Paman Kagoshima yang mengenakan celemek berwarna pink dengan motif hati kemudian tersenyum sambil membentuk huruf ‘V’ dengan jarinya, terbayang di pikiran mereka berdua.
“Pffft...”
Tetsuya menatap ke arah Ryuuji yang membuat ekspresi yang sama dengannya.
Tentu, mereka tidak bisa menghentikan diri mereka untuk tidak tertawa.
BUA HA HA HA HA!!!!!!!!!!! XDDDD
Suara tawa pun langsung terdengar memenuhi seluruh ruangan.
“Mana mungkin!!! Aku sama sekali...Buha...Tidak bisa membayangkan kalau...Bu ha ha...Hal itu benar-benar terjadi pada Paman Kagoshima...Gya ha ha!!!”
“Tapi...Khu...Ternyata kalau dibayangkan, ayah cocok juga ya...Fu fu...Dengan penampilan seperti itu~ Fuh...Fu fu fu...”
Ya, hal itu memang benar-benar lucu.
Siapa bisa menahan tawa ketika melihat seorang pria paruh baya mengenakan pakaian seperti seorang wanita sambil melakukan sebuah pose kemenangan seolah habis memenangkan pertandingan memasak?
Tapi tetap satu hal yang menjadi pertanyaan Tetsuya.
Celemek berwarna pink itu...Punya siapa?
Ryuuji sepertinya tidak bisa memasak.
Begitu juga dengan Paman Kagoshima.
Dengan kata lain...Ini milik...
“Ibu Ryuuji?”
 Tetsuya berkata pelan.
Ryuuji mendengar Tetsuya mengucapkan sesuatu dan mengatakan ‘ada apa’.
Sepertinya ia tidak mendengar ucapan Tetsuya dengan jelas.
Tetsuya hanya menggeleng dan menjawab ‘bukan apa-apa’.
Sekali lagi, ia tidak ingin membawa pembicaraan tentang ibu Ryuuji lagi ke dalam pembicaraan mereka.
Apalagi, setelah melihat reaksi Ryuuji yang berubah menjadi aneh ketika membahas masalah ibunya itu, Tetsuya masih merasa sedikit bersalah.
Kecanggungan yang aneh terasa menyelimuti seluruh ruangan.
Tetsuya terdiam dan tidak menatap ke arah Ryuuji.
“Jadi, apa yang mau kau lakukan dengan itu?”
Ryuuji memecahkan kesunyian.
“Eh? Ah...Aku mau apa ya? Mendadak aku lupa. Oh, aku mau memasak sarapan!”
Tetsuya berkata sambil mengangkat jari telunjuknya.
“Oh...”
 Kata Ryuuji datar.
1 detik...
2 detik...
3 de--
APAAAAAAAA!!!!!!!!???? KAU?!!! KAU MAU MEMASAK UNTUK SARAPAN!!?? KAU SAKIT, YA!!???? OI!? MENDADAK PUSING?! MUAL-MUAL!!!? MAU KUANTAR KE RUMAH SAKIT!!!!?”
 Teriak Ryuuji sambil menunjuk ke arah Tetsuya.
“Kau ngomong apa sih!!? Aku sama sekali tidak mengerti!! Lalu, maksudmu apa?! Memangnya aku hamil??!! Kalau begitu, siapa yang jadi ayahnya?? Situ??!”
Balas Tetsuya.
Ucapannya itu bukan tanpa sebab. Karena, kalau dia memang sampai hamil, satu-satunya yang mungkin melakukan ‘itu’ padanya, hanya Ryuuji, yang tidur di kamar yang sama dengannya.
Hanya ada satu misteri yang tersisa...
Bagaimana cara ‘masuk’nya??
..........................
.........................................
.................................................................
B--Baiklah, sebelum kapak-kapak itu mengarah ke arahku, kita lanjutkan ceritanya...[sweat drop].
“Ja--jadi kau serius--“
Kata Ryuuji terbata-bata.
“Menurutmu?? TENTU SAJA AKU SERIUS!!!!
“Me--Memangnya kau bisa masak???”
“Fu fu fu, jangan pernah meremehkan Aozaki Tetsuya, ya!!”

Dan...Cerita berakhir sampai di situ. Kembali ke cerita utama...
“Fuuh...Kenyangnya~ Seperti inilah yang namanya hidup. Makan sampai kenyang~~”
 Kata Ryuuji dengan santai sambil membersihkan giginya dengan tusuk gigi.
“Yup, benar sekali.”
Kata Tetsuya sambil bangkit berdiri dan membawa piring-piring kotor itu untuk di cuci.
“Hooo...Kau mencuci juga, ya? Rajin sekali.”
 Puji Ryuuji.
“Entahlah, aku tidak tahu harus merasa senang atau tidak mendengar ucapanmu itu. Lagipula, aku itu memang mandiri orangnya. Semuanya sudah biasa kulakukan sendiri. Terima kasih pada 2 orang bodoh itu , sekarang aku jadi laki-laki yang cocok sebagai pengganti ibu rumah tangga. Ah!! Tunggu!!? Apa yang kubicarakan!!?”
“Pengganti ibu rumah tangga? Kata-kata yang cocok untukmu.”
Kata Ryuuji dengan volume suara pelan dan sambil menyalakan TV.
Tiba-tiba, Ryuuji tertegun.
“Oh ya! Setelah itu, apa yang terjadi?”
“Apanya?”
 Tetsuya berjalan kembali ke ruang tamu dan duduk di lantai, berhadapan dengan Ryuuji.
“Itu~”
“Itu apa? Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu?”
“Jangan pura-pura tidak tahu atau kusebar foto kau yang mengenakan celemek berwarna pink itu.”
Kata Ryuuji dengan nada dan ekspresi datar.
“Se--Sejak kapan kau mengambil foto??!!!! Dan jangan membicarakan hal penting seperti itu dengan nada dan wajah datar!!! Setidaknya, merasa bersalahlah sedikit!! Lagipula, kalau aku melanjutkan cerita itu, kau bisa mati kehabisan darah!!!”
Tetsuya menunjuk ke arah Ryuuji dengan jari telunjuknya.
Ryuuji mengacungkan ibu jarinya.
“Tidak masalah, Brother!! Hal ini sudah sewajarnya terjadi pada laki-laki sejati!!”
“Kau...Sebenarnya game apa saja yang sudah kau mainkan selama ini?”
Tanya Tetsuya dengan suara bergetar.
“Aye! Aku sudah memainkan semua jenis game! Mulai game fantasy, horror, romance dan ketika orang tua itu tidak ada, aku memainkan game dewasa dan adult visual novel yang kubeli secara diam-diam!!”
Ryuuji bercerita dengan nada bangga sambil mengangkat telunjuknya.
“Oh...Ternyata ini dirimu yang sebenarnya, ya?”
 Kata Tetsuya dengan wajah datar.
Ryuuji menggeser dirinya mendekati Tetsuya.
“Hey, hey~ Ayo ceritakan kelanjutannya~ Jangan buat aku penasaran seperti itu.”
Melihat tidak ada pilihan lain yang ada di depannya, ia hanya bisa menghela nafas sambil berkata ‘Tidak apa-apa’kan kalau aku cerita?’, dengan volume suara pelan.
Lagipula, ia juga tidak ingin fotonya yang mengenakan celemek pink, yang lebih tepat dimiliki oleh seorang wanita itu tersebar di mana-mana, baik di koran, internet maupun--Pokoknya di mana saja.
Tapi--
Ada satu pertanyaan serius di sini...
Bagaimana dan kapan Ryuuji mengambil foto tersebut??
Yah...Itu adalah salah satu rahasia terbesar Ryuuji--

Tetsuya : Woi, apa kau tidak bosan dengan hal seperti itu!!? Semuanya rahasia!!!

Akhirnya,
 Cerita berlanjut.

Tetsuya : Kau mengacuhkan aku, ya!!!? [Silahkan saja, aku bakal berhenti jadi pemeran utamanya!!!]

Dilarang untuk protes. lanjutkan ceritanya.
“Baiklah, baiklah! Setelah itu, gadis itu melempar tas-nya kearahku dan tidak sengaja menginjak ‘bola’-ku! Itu saja. Puas kau!!?”
 Cerita Tetsuya dengan wajah merah karena menahan rasa malu yang amat sangat.
“Ubh.”
“Jangan ketawa!!! Mukamu menyebalkan, tahu!!!! Asal kau tahu saja ya, rasa sakitnya masih terasa bahkan sampai saat ini!!!”
Gerutunya kesal.
“Fuh, oke. Tapi, gadis itu manis tidak~?”
“Manis apanya!!!?”
“!!!?”
Ryuuji langsung melompat kaget begitu melihat reaksi Tetsuya yang jauh dari yang ia harapkan.
Pertanyaan itu, sukses membuat Tetsuya merasa geram.
“Dia galak begitu! Bahkan mungkin melebihi dewa langit yang lagi mengamuk!! Main injak sembarangan saja!! Dasar tidak punya sopan santun!!!! Makanya aku benci gadis ‘tsundere’!! Banyak yang bilang kalau mereka manis, tapi menurutku mereka sangat annoying!!”
 Cerita Tetsuya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Rasanya sangat kesal ketika teringat dengan gadis berambut coklat panjang itu lagi, yang sudah hampir membuatnya kehilangan kemampuan membuat bayi-bayi yang imut.
“Kalau kau melakukan hal seperti itu sih, sudah sewajarnya gadis itu marah.”
Di lain pihak, Ryuuji justru mengatakan sesuatu, yang membela gadis itu.
Coba pikirkan, gadis mana yang tidak akan mengamuk atau menamparmu ketika kau menyentuh ‘itu’ mereka?
Itulah yang mendasari perkataan Ryuuji barusan.

Tetsuya : Kenapa semuanya kau sebut dengan ‘itu’!!? Tolong jangan pembuat pembaca bingung dong, Hatsune-san!!
Author : Kau ingin aku menulis apa? -_-

Tapi hal tersebut justru semakin membuat Tetsuya naik darah.
“Kau itu teman siapa sih!!? Kau tidak kenal dengan gadis itu’kan?!! Seharusnya, kau bela aku, bukannya dia!!! Lagipula, aku jatuh’kan tidak sengaja! Ada orang yang menabrakku! Salahkan saja dia! Atau salahkan keretanya yang berhenti mendadak!! Dia boleh salahkan siapapun, asal jangan salahkan aku!!!”
Tetsuya berkata sambil menatap Ryuuji dengan tajam yang langsung ditanggapi dengan ‘Oke, oke, aku mengerti’, oleh pemuda berambut coklat muda pendek itu.
Tetsuya lalu mendesah dengan suara sedikit keras sambil mengalihkan pandangannya dari Ryuuji.
“...........Aku’kan juga sudah minta maaf, tapi bahkan belum apa-apa, dia sudah melempar tas ke arahku, kemudian main injak di ‘tempat yang sangat tidak tepat’. Huh, menyebalkan sekali! Setidaknya, dia’kan bisa menginjak kepalaku.”
Katanya sambil menopang dagu.
“Hey, hey, kau serius?? [Kepalamu bakal pecah].”
Kata Ryuuji sambil menyipitkan kedua matanya.
“Pokoknya, aku tidak ingin bertemu dengan gadis itu lagi!! Aku tidak mau kena sial!! Ryuuji, tolong hindarkan aku dari semua gadis yang memiliki rambut coklat keemasan sepunggung! Yang mengenakan jepit berwarna hijau di sini!!”
Kata Tetsuya sambil menunjuk ke arah poni-nya.
Mendengar itu, Ryuuji tertegun, kemudian terlihat berpikir.
Tetsuya yang melihat Ryuuji, hanya bisa berkata ‘Lho, kok dia malah mikir sih?’, dalam hati.
“Ada apa?”
Ia memutuskan untuk bertanya.
“Tidak...Hanya saja...Sepertinya aku kenal siapa gadis yang kau maksud.”
Kata Ryuuji sambil melihat ke atas.
“Huaaa!!? Benar?!! Kau kenal dia!!!? Apa itu berarti dia tinggal di sekitar sini NOOOOOOOOOO!!!!!!!!!!!!!
Teriak Tetsuya histeris sambil memegang kepala.
Tetsuya memang seseorang yang sangat berlebihan -_-III.
Apa yang akan ia lakukan kalau ia sampai bertemu dengan gadis itu lagi?!!
Bisa gawat!!!
“Akh! Suaramu itu berisik sekali sih!? Dengar dulu, aku’kan belum selesai bicara! Mungkin itu hanya perasaanku saja’kan?”
Ryuuji balas teriak sambil menutup kedua telinganya, berusaha membuat Tetsuya lebih tenang.
Dan tepat ketika Ryuuji berkata seperti itu, Tetsuya langsung mengalihkan pandangannya ke arah halaman depan rumah, dengan wajah tenang, seolah sedang menikmati keindahan alam.
“Ah, Kalau seperti itu, perasaanku jadi lebih tenang...Kicauan burung-burung di luar sana, terdengar seperti alunan lagu yang lembut di telingaku...”
Kata Tetsuya dengan tenang.
“[Apa dia sudah lebih tenang?? Ya, ya, sepertinya begitu...Tunggu!? Di sini’kan tidak ada burung??!].”
Ryuuji berkata dalam hati sambil melihat-lihat ke arah luar.
Ternyata benar.
Tidak ada satupun burung yang terbang di luar sana. Bahkan sejak awal, Ryuuji tidak mendengar suara seekor burung satupun.
Dan baru saja ia merasa seperti orang yang super bodoh, karena bisa-bisanya ia percaya dengan ucapan sahabat barunya itu.
“Oh ya, kemarin kudengar kau sempat dikejar-kejar berandalan kota? Pasti ulah Ryoji.”
Ryuuji akhirnya mengganti topik pembicaraan.
Tetsuya tertegun.
“Benar sekali! Apa kau juga pernah bermasalah dengan dia?”
Aura yang membuat orang merasa tenang ketika melihatnya itu, langsung sirna seketika, ketika ia menjawab pertanyaan Ryuuji.
Ryuuji mengangguk.
“Kira-kira begitulah. Dia mengejarku sampai ke pusat kota dan itu sangat jauh dari rumahku. Kau tahu? Ryoji itu sangat terkenal. Jadi lebih baik jika tidak pernah membuat urusan dengannya. Sayangnya, kita sudah terlibat dan tidak akan bisa lepas dari cengkramannya. Yah...Setidaknya kita aman karena kita akan tinggal di asrama.”
“Begitu, ya?”
“......Yah...Sebenarnya aku tidak bisa menjamin juga soal i--“
“Tapi, entah kenapa justru aku merasa senang karena berurusan dengan Ryoji.”
Kata Tetsuya sambil tersenyum, memotong perkataan Ryuuji.
“Ha?? Kau benar-benar sakit, ya? Kenapa? Mau ke rumah sakit sekarang??”
Kata Ryuuji dengan ekspresi aneh.
Sepertinya ia sudah melupakan bahwa Tetsuya baru saja memotong kalimatnya.
“Aku nggak sakit tahu!!! Berhentilah menyuruhku pergi ke rumah sakit! Jika dibandingkan denganku, kau yang lebih cocok masuk rumah sakit!”
Teriak Tetsuya sambil menggebrak meja.
“Habisnya reaksimu aneh.”
Tetsuya terdiam lalu menghela nafas, berusaha menenangkan diri lalu kembali bicara.
“Fuh...Begitukah? Aku tidak bisa menahan maupun menyembunyikan perasaanku lagi.”
Tiba-tiba, Ryuuji langsung meloncat kaget begitu mendengar perkataan tetsuya.
“Ti--Tidak bisa menahan perasaan? Itu maksudnya apa?”
“Eh? Maksudnya? Tentu saja karena aku bertemu dengan Ryoji--Unnn~~ ©©
Tetsuya menghentikan ucapannya lalu tersenyum malu sambil mengeluarkan suara yang imut  sementara Ryuuji langsung memasang wajah ketakutan.
“Ka--Kau bercanda’kan? Kau benar-benar telah masuk ke ‘dunia itu’?”
“Eh? ‘Dunia itu’?? Apa maksudmu dengan ‘dunia itu’? Tidak bisakah kau bicara menggunakan kalimat yang jelas dan tidak membuatku bingung?”
 Tetsuya berkata sambil memiringkan sedikit kepalanya.
“Maksudku kau serius!? Kau dan Ryoji??”
“Hm. Aku belum pernah seserius ini. Apalagi...Kalau ini adalah masalah cinta...”
 Sekali lagi, Tetsuya tersenyum malu sambil menundukkan kepalanya.
Ekspresinya jelas-jelas menggambarkan orang yang tengah jatuh cinta [pikir Ryuuji].
“Ng?”
Tetsuya yang memperhatikan ekspresi aneh di wajah Ryuuji, mengangkat sebelah alisnya.
“Ada apa dengan reaksimu itu? Kan aku belum selesai cerita.”
“A--Aku sudah tahu akan dibawa ke mana cerita ini dan kurasa aku juga tidak mau mendengarnya. Jadi, kurasa kau bisa stop di sini saja.”
“Memangnya kenapa? Kau tahu kalau aku mau bercerita tentang gadis yang kutemui gara-gara aku bertemu dengan Ryoji??”
“Eh?”
Ryuuji tertegun.
Sepertinya ia terlalu jauh mengambil kesimpulan.
“Kau tahu? Aku bertemu dengan gadis manis itu di kereta ketika aku akan menuju ke Kirikka! Waktu itu, aku langsung merasa ‘woah! Dia manis sekali!!’ sampai-sampai aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya sedetikpun!!”
Cerita Tetsuya.
Benar, dia sudah merasakan benih-benih cinta yang aneh tumbuh sejak ia bertatapan dengan gadis itu.
“La--Lalu?”
Kata Ryuuji terbata-bata [catatan : pikirannya masih agak sedikit kacau].
“Setelah aku sampai di Kirikka, aku berpikir tidak akan bertemu dengannya. Tapi ternyata aku salah! Seolah kami sudah ditakdirkan untuk saling jatuh cinta, aku kembali bertemu dengannya! Luar biasa’kan? Itulah kekuatan cinta!!”
“Apa hubungannya dengan Ryoji?”
“Nah, ketika itu, aku melihatnya sedang diganggu oleh Ryoji dkk! Dengan berani, aku langsung bergerak untuk menolongnya!! Hyaaat!! Hyatt!! Hanya dalam beberapa detik, anak buah Ryoji tumbang!!”
Tetsuya menceritakan kejadian itu dengan semangatnya sambil berpose seolah ia sedang meninju sesuatu.
“Hooo! Lalu, kau menang!?”
“Kalau harus kujawab, maka iya, aku memang menang. Seandainya khayalanku terus berjalan sampai akhir.”
Tetsuya bicara dengan santainya yang langsung ditanggapi oleh lemparan buku oleh Ryuuji.
Setelah itu, Tetsuya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padanya dan gadis berambut merah itu.
“Keren bukan? Kejadian yang hanya ada di dalam manga atau anime itu, pada akhirnya terjadi padaku~ Nya ha ha XD.”
“Fuh, sepertinya kau telah mendapat sebuah kisah yang romantis. Aku jadi iri~”
Tetsuya menepuk pundak Ryuuji dengan keras.
“Jangan khawatir. Aku yakin kau juga akan mendapatkan gadis pujaanmu!”
“Yah...kalau aku sih...Ehm...”
Ryuuji tersenyum kecil.
Pipinya terlihat memerah.
“Ah, lagipula, bukannya kau sudah mendapatkanya? Yang ada di foto itu--“
Tetsuya menghentikan ucapannya.
 Kenapa ia membahas itu lagi?
Kemarin jelas terlihat Ryuuji bersikap aneh ketika Tetsuya tanpa sengaja ingin melihat foto itu.
Hal yang Ryuuji tidak ingin orang lain mengetahuinya. Foto itu...Dan juga ibunya...
Hanya perlu menunggu waktu sampai Ryuuji ingin memberitahukannya atas kemauannya sendiri.
Tetsuya membaringkan tubuhnya dan melihat ke atas.
“Hey, Ryuuji. Apakah Kirikka Academy itu tempat yang menyenangkan? Jujur, aku masih agak ragu untuk bersekolah di sana.”
“Kalau kau tanya pendapatku, maka aku akan bilang bahwa Kirikka Academy itu menyenangkan. Ah, bukan, tapi sangat menyenangkan. Pada dasarnya Kirikka Academy sama dengan sekolah biasa. Yang membedakannya adalah kau tidak perlu pulang ke rumah karena Kirikka Academy adalah asrama.
“Sangat menyenangkan, ya? Tapi bukannya asrama itu banyak peraturan?”
“Peraturan di sekolah biasa juga pasti banyak. Kalau di asrama, paling tambahannya hanya jam tidur, jam makan dan jam bangun. Itu saja. Pokoknya, kujamin kau akan takjub dan tidak mampu berkata-kata ketika sudah melihat bagaimana bagusnya dan kerennya Kirikka Academy!”
“Yup, aku memang tidak sabar untuk melihatnya.”
Ryuuji mematikan TV dan meletakkan kepalanya di atas meja.
“Ya ampun. Membosankan sekali hari ini. Mem~Bo~San~Kan~~.”
Ryuuji terdiam sesaat lalu mengalihkan pandangannya ke arah Tetsuya yang sedang berbaring di lantai.
Perlahan, ia tersenyum.
“Hey, Tetsuya, karena kau akan tinggal di Kirikka Academy, kau tidak akan punya waktu untuk mengenal kota Kirikka ini. Ayo, kuantar kau berkeliling.”
 Ajaknya.
Tetsuya langsung bangkit berdiri.
“Ho? Benarkah!?”
“Iya, benar. Bersiaplah.”
 Kata Ryuuji sambil bangkit berdiri.
Tiba-tiba, Tetsuya langsung menerjang ke arah Ryuuji dan memeluknya dengan erat.
“yay~ Ryuuji-onii chan baik~ Mau mengajak Ao-chan jalan-jalan~ Terima kasih onii-chan! Aku sayang onii-chan!! Oh ya, sebagai imbalannya, aku mau kasih...Chuu~ ❤”
“Gyaaah!!! Jangan! Hentikan!! Kau pikir aku mau memberikan ciuman pertamaku untuk sesorang dari gender yang sama denganku!!? Jangan bercanda!! Lepaskan aku!!!!”
Ryuuji berkata sambil berusaha menjauhkan Tetsuya darinya.
Tanpa paksaan yang berlebihan dan usaha yang keras, Tetsuya segera menyingkir dari Ryuuji kemudian tertawa kecil.
“Fuh, ternyata kau belum pernah berciuman, ya? Dasar anak kecil.”
Mendengar itu, wajah Ryuuji langsung berubah menjadi merah.
“Me--Me--Me--Memangnya kenapa kalau belum!!!!? Memang kau sudah pernah, hah???”
“Fu fu, sudah kubilang’kan jangan meremehkan Aozaki Tetsuya. Kalau aku bilang aku sudah pernah, bagaimana reaksimu? Kau cemburu??”
“KAU!!!?”
“Fuh, meskipun kau bilang tidak mau. Tapi, jantungmu tadi berdetak kencang. Sepertinya, ada bagian dari hati kecilmu yang menginginkan sentuhan lembut bibirku ini~”
“Kau--Kau ‘yaoi’[gay]?!!”
“Ha??? Dari mana kau dapat bukti sehingga kau bisa menyimpulkannya seperti itu?!”
Tetsuya meletakkan tangannya di pinggang.
“Kau dari tadi terus menggodaku! Kalau dipikir-pikir lagi, kurasa kau itu suka laki-laki dan juga perempuan!!!
“Fu fu, jadi menurutmu begitu? Aku hanya bercanda saja. Yah, tadi itu cukup lucu, jadi aku akan melepaskanmu kali ini~ Aku mau ganti baju dulu, ya.”
Tetsuya berjalan ke arah kamar Ryuuji.
Ryuuji terdiam. Ia berpikir sejenak kemudian menyadari kalau itu ternyata memang cukup menyenangkan.
“Tetsuya.”
 Panggilnya tiba-tiba.
“Ada apa?”
 Tanya Tetsuya sambil menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Ryuuji.
Ryuuji menggaruk rambutnya perlahan.
Ano...Terima kasih.”
 Dia tersenyum.
“Terima kasih? Untuk apa?”
Ryuuji terdiam sesat kemudian berlari dan menendang punggung Tetsuya.
“Sudahlah!! Ayo, cepat maju!! Dasar kura-kura lamban!!! Mau sampai kapan kau berdiri di sana!!?”
“Kuh!!

Tetsuya dan Ryuuji lalu menghabiskan waktu seharian ini dengan berkeliling kota Kirikka.
Dan...
Tak terasa sebentar lagi, Tetsuya akan segera memulai kehidupannya yang baru di Kirikka Academy.
***-***


A/N : Yo minna XDD

Ada yang masih ingat dengan cerita ini?? aku jamin pasti dah pada lupa semua ha ha ha

Masih ingat dengan cerita Tetsuya dan Ryuuji di ch sebelumnya? aku yakin, pasti juga pada lupa//btw, aku yakin Tetsuya sama Ryuuji itu siapa juga pasti dah lupa//plaak

Btw, ada yang nyadar ga sih kalau chara cerita ini itu rada aneh? Mulai dari Tetsuya yang lebay kayak anak TK, tapi kadang bisa dewasa juga, bisa ngertiin perasaan org lain, Ryuuji yang keliatannya kalem dan juga cool, tapi ternyata berubah 180 derajat kalau bahas soal cewek??
Yah, semua chara di cerita ini memang ga ada yang bener XDD
Dan untuk ch selanjutnya, Tetsuya akan memulai kehidupan barunya di Kirikka Academy dan bertemu dengan teman-teman baru yang unik!!
 Sekedar bocoran, bakal ada cewek populer, kayak idola, badannya bak model ternama//bukan porn star loh ha ha, tapi ngga punya hati dan ngga punya otak//maksud loh?//galaknya melebihi kemarahan dewa langit dan bodohnya minta ampun//kalian mungkin udah tahu siapa cewek ini lol XDD
Ada cewek loli yang pendiam dengan julukan penyihir atau ratu es berhati beku. Karena selain dingin, sekalinya ngomong, itu kasar banget...
Ada cewek yang selalu bersemangat, energik dan tukang gosip di sekolah, ga tau dia dapet darimana tapi selalu bisa mendapat informasi terupdate tentang Kirikka//kebanyakan ngawur tapi -_-
Ada cowok yang tinggi banget dan kayaknya si cool, tapi sekalinya denger gimana anehnya dia waktu ngomong, pasti langsung tau kalau dia ini super aneh dan terkadang yang plg suka bikin org salah paham ha ha ha
dan chara-chara lainnya XDD

Oke, makasih buat yang udah mampir >.<

Visit : Ngomik

         DA

Next Chapter : chapter 5

Sankyuu!!

Author,
Fujiwara Hatsune



Tidak ada komentar:

Posting Komentar