Jumat, 28 Maret 2014

Light Novel : My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute (TRAP) Roommate!!

LIGHT NOVEL :



Ore no Kanpekina Romanchikkuna Kōkō Seikatsu Ga Gen'in Kawaīi [TORAPPU] Rūmumeito no Dainashi Ni Sa Rete Iru!

My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!!
Volume 1 Chapter 1


Read :
            Chapter 2 

            Chapter 3 

           Chapter 4 

* Read Another Stories :

One Shot-Stories




Chapter 1 : Aku Harus Pindah Ke Kirikka Karena Kedua Orang Tuaku yang Super Sibuk!!
“Haahh...haruskah aku berada di sini...?” Seorang pemuda berkata dirinya sendiri sambil memegang pegangan di kereta api.
Hari ini, kereta api tersebut terlihat lebih penuh dari biasanya. Tidak ada satu kursi kosong pun yang tersisa. Bagi mereka yang terlambat sedikit saja dan tidak sedang mengalami peruntungan yang baik, maka akan mengalami hal dan hari yang sangat menyebalkan.
Ya, tidak ada yang lebih menyebalkan daripada harus berdiri berdesakkan di dalam kereta api yang sempit dan juga sangat panas.
Benar-benar hal yang sangat tidak menyenangkan.
“Panas sekali di sini...” Pemuda itu kembali berkata pada dirinya sendiri.
Ia kemudian merogoh tasnya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang pegangan kereta agar tidak terjatuh.
Pemuda berambut biru tua dengan plester berwarna kuning di pipi sebelah kirinya itu mengeluarkan telepon genggamnya.
Terlihat wallpaper telepon ganggamnya yang bergambar anime ‘My Little Sister Can’t Be This Cute’.
Bukan berarti dia seorang otaku atau penyuka anime, tapi siapa yang bisa menahan untuk tidak melihat wajah gadis anime yang terkenal sangat manis dan ‘moe’?
Apalagi jika kau benar-benar bisa memiliki imouto (adik perempuan) seimut itu...
Bisa memeluk dan melihat senyuman manisnya setiap hari saja sudah merupakan berkah yang tidak dapat tersaingi dengan hal apapun lagi...
Ah...akan lebih baik lagi kalau bisa terlibat hubungan incest (hubungan sedarah) dengan imouto-mu yang manis...
Sayang sekali dia tidak memiliki saudara dan hanya seorang anak tunggal.
Jadi, semua itu hanya akan menjadi impian yang tidak pernah terwujud untuknya.
Pemuda itu kemudian menatap ke arah telepon genggamnya.
Di sana tertulis pukul 10.00...


“Jam 10.00...sudah 2 jam aku berdiri seperti ini...Ah...rasanya capek sekali. Kalau saja kedua orang bodoh sibuk itu tidak meninggalkanku di rumah seorang diri dan membangunkanku, maka aku tidak mungkin akan terlambat naik kereta  dan mengalami kejadian seperti ini!!? Aakh!! Kapan kereta ini akan sampai ke Kirikka!!!? Kenapa aku harus pindah ke Kirikka karena kedua orang tuaku yang super sibuk!!?”.
***-***
Aozaki Tetsuya hanyalah seorang remaja biasa yang menginginkan kehidupan sekolah yang sempurna (dan terkadang ia berharap mendapat sedikit ‘Love Comedy’ bersama dengan gadis yang disukainya).
Ia hidup bersama kedua orang tuanya yang memang benar-benar dan sangat-sangat sibuk dalam kesehariannya di Osaka.
Mereka selalu pergi di pagi hari untuk bekerja lalu pulang larut malam dan kembali bekerja pada pagi harinya.
Hal itu, membuat hubungan antara Tetsuya dan kedua orang tuanya sedikit renggang karena orang tuanya jarang sekali ada di rumah untuk mengurusnya (dan Tetsuya tidak bisa protes untuk itu karena kedua orang tuanya bekerja untuk memenuhi kebutuhannya).
Bahkan, karena kesibukannya itu, mereka pergi bekerka ke luar negeri, tepatnya ke New York, meninggalkan putra mereka di rumah dan hanya meninggalkan sebuah catatan di depan pintu kamar mereka yang berisi

‘Maaf’kan kami, Tetsu-chan, too-san (ayah) dan kaa-san (ibu) harus pergi ke New York sekarang juga. Mungkin ketika kau membaca pesan ini, kami sudah tidak ada di rumah dan sudah berangkat ke bandara. Ah~ maaf juga karena kami tidak bisa mengantarmu ke stasiun. Ah~ kami juga lupa menyiapkan sarapan untukmu. Tapi, tenang saja, kalau kau lapar kau bisa makan  di stasiun (ada uang yang kami tinggalkan untukmu). Jumlahnya mungkin tidak banyak tapi tolong pergunakan dengan sebaik-sebaiknya, ya~. Semoga perjalananmu ke Kirikka berjalan dengan lancar (semoga tidak terjadi apapun, kalau terjadi apa-apa, tidak usah khawatir. Kami pasti akan mengenali jasadmu dan menguburkanmu dengan layak :D). Jangan lupa kunci pintu rumahnya ya, lalu titipkan kuncinya ke Nakatsu-san (tetangga sebelah)’

Dengan penuh cinta,
Too-san dan Kaa-san
(muaaaaach dari kaa-san)

Dengan cap bibir berwarna merah gelap di bagian bawahnya. Pastinya perbuatan ibunya.

Tetsuya langsung menghela nafasnya begitu mengingat tentang catatan aneh yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.
Dalam hati, ia berpikir bahwa mungkin saja hanya ia yang mengalami nasib seperti ini gara-gara kedua orang tuanya yang super sibuk dan justru meninggalkan sebuah kertas dengan isi yang super tidak berguna!!
Dan, karena kesibukan orang tuanya juga, Tetsuya terpaksa pindah ke kota Kirikka dan bersekolah di sebuah asrama yang cukup terkenal di sana, Kirikka Academy.
Hal itulah yang membuat keinginan Tetsuya untuk mendapat kehidupan masa SMA yang sempurna dan menyenangkan (dengan ‘Love Comedy’) hancur menjadi abu kemudian tertiup angin dan pergi ke bagian ujung lain dari dunia.

Baiklah, mari kita kembali ke 3 hari yang lalu...

APAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!????”.
Tetsuya berteriak dengan sangat keras sambil bangkit berdiri.
Segelas jus jeruk yang berada di atas meja dan tidak bersalah, tumpah lalu membasahi meja
Tori-chan, burung peliharaan mereka yang biasanya selalu berkicau dengan riangnya, kini terdiam seperti ada tulang ikan yang tersangkut di tenggorokannya.
Air berhenti mengalir.
Udara berhenti berhembus.
Televisi yang tadinya membahas sebuah berita yang membosankan, langsung berubah menjadi abu-abu dengan garis-garis putih yang memenuhi seluruh layar dan mengeluarkan suara seperti ‘krrskk’, ‘krrrssk’.
“Wah...hari ini beritanya menarik sekali.”
Ayahnya memegang koran tanpa memperhatikan ke arahnya. Rambutnya yang berwarna kecoklatan dan agak panjang lalu dikuncir pendek tersebut, terlihat berkibar karena hembusan angin yang entah berasal dari mana. Ia juga mengenakan kacamata.
Sedangkan ibunya, dengan rambut pendek sepundak yang diikat pony tail, berwarna sedikit kecoklatan, tersenyum sambil membawa sepiring sashimi untuk sarapan. Dbanding dengan ayahnya yang sudah terlihat cukup tua, ibunya masih terlihat sangat muda.


Araa...ada resep yang menarik. Tolong potongkan untukku, ya?”
“Ehm. Baiklah.”
Selain matanya yang berwarna hitam sama seperti kedua orang tuanya, tidak ada yang tahu dari mana Tetsuya memperoleh rambut warna biru tuanya itu.
Mungkin saja ia ternyata memiliki 2 ayah, 4 ibu atau bahkan lebih.

Kembali ke cerita...

Suasana menjadi hening seperti sebuah rumah hantu yang ada film-film.
.................
.......................................
..........................................................................
“Kenapa kalian tidak menganggapku seperti itu!!!? Seharusnya’kan kalian kaget!! Bahkan Tori-chan kaget!!” Teriaknya sambil menunjuk ke arah Tori-chan yang memasang ekspresi kaget seperti baru saja melihat penampakan ular berkaki 6.
“Etto...Habisnya ibu tidak tahu kenapa kau marah dan berteriak tanpa sebab seperti itu.” Ibunya berkata sambil tersenyum kecil dan mengelap meja yang terkena bekas tumpahan jus jeruk milik Tetsuya.
“Aku tidak peduli! Tanpa sebab apanya!!? Jelas-jelas aku berteriak karena kalian!! Yang lebih penting, apa-apaan dengan perkataan kalian ‘Tetsu-chan, 3 hari lagi kau akan pindah ke Kirikka’!!?” Tetsuya berteriak lebih keras seolah ini adalah akhir dari dunia.
“Aha ha ha, Tetsu-chan lucu ya~ Masa begitu saja kau tidak paham. Padahal usiamu sudah 13 tahun’kan?” Ibunya bertanya sambil tertawa kecil.
“Ehm! Benar sekali. Tentu saja maksudku itu tentu saja ‘3 hari lagi kau akan terusir dari rumah ini’!!” Kata ayah Tetsuya sambil meminum segelas teh hijau di depannya.
“Bukan itu maksudku!!? Tentu saja aku paham!!! Dan apa maksudmu dengan ‘terusir dari rumah’!!? Kejam sekali penggunaan kalimatmu!! Ah! Lagipula aku ini 15 tahun!! Bukan 13!! Masa kau lupa dengan umur putramu sendiri!!!? Dasar orang tua tidak bertanggung jawaaaaaaaaaaaaaaab!!!!!!!”
“Tahu, kok. Tahun ini, Tetsu-chan umur 14’kan?” Ibunya berkata dengan ekspresi yang polos dan super innocent.
Tentu saja, itu membuat Tetsuya yang sudah kesal menjadi semakin kesal seperti naga yang kelaparan dan sudah tidak sabar untuk melahap mangsa di depannya.
Dalam cerita ini, berarti kedua orang tuanya.
15!!! Aku 15!!!!!!!.
“Apa?? 13??? Itu’kan umur Tetsu-chan 2 tahun yang lalu. Sekarang kau 15’kan? Aduh, Tetsu-chan...masa umurmu sendiri kau lupa? Aha ha ha, Tetsu-chan lucu, ya~” Sekali lagi, ibunya berkata dan tertawa kecil tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“Ehm! Benar sekali. Tak kusangka kau sudah jadi pelupa.” Ayahnya menganggukkan kepala, tanda setuju dengan istrinya itu.
“Kalian yang sudah pelupa!!! Tolong ya, jangan membuat pembaca mengiraku bodoh gara-gara pembicaraan tidak penting ini!!!!” Pemuda berambut biru tua itu kembali berteriak histeris seperti orang sakit jiwa.
“ ‘Kan Tetsu-chan yang memulai pembicaraan ini. Berarti, Tetsu-chan yang bodoh~”
“Ehm! Benar! Kau memang bodoh, Tetsu!”
Tetsuya semakin kesal.
Ia berusaha menahan keinginan tangannya yang ingin melempar gelas bekas jus yang tumpah dihadapannya ke arah 2 orang itu.
Kalau saja Tetsuya tidak ingat jika mereka adalah orang tuanya yang memang sangat bodoh, mungkin gelas itu sudah tidak ada di tangannya lagi.
Perlahan, ia berusaha menghela nafas dan berusaha mengatur nafas untuk menenangkan dirinya...menghela nafas lagi...lagi...lagi...la--
AAAAAAAAAAAAHHHHH!!!!! Ternyata aku memang tidak bisa menghadapi kalian berdua dengan tenang!! Kembali ke topik semula! Kenapa tiba-tiba kalian menyuruhku untuk pindah!!? Apa kalian sudah tidak menganggapku anak!!? Di mana peri-ke orang tuaan kalian!!?”
“Nah, nah, tenanglah, Tetsu-chan. Kau jangan berteriak seperti itu. Too-san, silahkan jelaskan.”
“Ehm! Baiklah! 3 hari lagi, kaa-san dan aku akan pindah bekerja ke New York! Karena itu, kami tidak mungkin meninggalkanmu di rumah sendirian dan terpakasa menyuruhmu untuk pindah ke Kirikka. Ya, itu saja alasanku.”
Sambil berkata seperti itu, ia meminum teh hijaunya.
“Tch! Kenapa kalian selalu mementingkan pekerjaan kalian daripada putra kalian sendiri!!? Dan, kenapa kalian tidak mengajakku!!?” Tetsuya berteriak sambil memukul meja dengan tangan, membuat kedua orang tuanya tertegun.
“Begini, Tetsu-chan...etto...too-san, silahkan jelaskan.”
“Ehm! Baiklah. Kami hanya diberi 2 tiket ke New York oleh bos kami! Hanya itu. (lagipula, seandainya kami di beri tiket lebih pun, kami tidak akan pernah mengajak anak nakal sepertimu bersama kami!!).”
“Kenapa kalian tidak membeli satu tiket lagi untukku!? Apa susahnya buat kalian untuk membeli satu tike lagi!!?” Tanya Tetsuya sambil berteriak keras.
“Tiketnya sudah habis.” Jawab ayahnya dengan singkat dan santa sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Bilang saja kalau kalian tidak ingin mengajakku!!!” Pikir Tetsuya dalam hati.
Tetsuya yang dari tadi terus berdiri, duduk di atas lantai, berhadapan dengan ayahnya, sementara ibunya berjalan ke dapur untuk mengambil kare.
Ia memejamkan matanya sambil kembali menghela nafas, berusaha menjernihkan pikiran.
Beberapa saat kemudian, ia kembali melempar tatapan tajam ke arah ayahnya sambil melipat kedua tangannya.
“Lagipula, kalau pindah ke Kirikka, aku akan tinggal di mana? Di rumah siapa? Dan, bagaiman dengan sekolahku?!” Tanyanya dengan nada sinis.
“Ehm! Nada bicaramu terlalu sinis! Aku tidak akan menjawabnya!!” Jawab ayahnya sambil membenarkan kacamatanya yang sedikit turun.
“Memangnya itu jadi masalah, ya!? Nada bicaraku selalu berubah menjadi sinis ketika bicara dengan kalian! Dasar bodoh!!”
Ayah Tetsuya langsung menggebrak meja dengan keras.
“Tetsu!!”
Tetsuya langsung kaget dan sedikit tersentak.
Tubuhnya sedikit mundur dari meja makan keluarga itu.
“Tentu saja itu penting, dasar bodoh!! Masa kau bicara dengan nada sinis dan kasar seperti itu pada orang tuamu!! Apalagi menyebut mereka ‘bodoh’!! Dasar Tetsu bodoh!! Kau yang bodoh!!! BODOOOH!!!” Nada bicara ayah tetsuya tidak kalah sinis dari putranya, bahkan berkali kali lipat lebih, lebih, lebih, lebih sinis dan lebih keras.
“Lihat’kan!!? Too-san pikir, dari siapa aku belajar seperti itu!!? Bukannya kau juga sama saja!!? Kau bahkan berkata ‘bodoh’ 4 kali! Kalau begitu akan kubalas berkali-kali, dasar bodoh, bodoh, bodoh, bodoh, bodoh, bodoh, bodoooooh!!!!!!!!” Balas Tetsuya.
“Kau yang bodoh!!!”
Kau!!!!!
KAUUUUUUU!!!!!!!!!!!
Mereka berdua saling balas dan saling melempar ejekan satu sama lain.
Suara mereka sangat keras, sampai beberapa tetangga keluar dari rumah dan mengintip dari luar.

Tok Tok Tok

SIAPA ITU!!!?” Teriak Tetsuya dan ayahnya bersamaan sambil menatap tajam ke arah jendela di dekatnya.
“Ano...Aozaki-san...apa Anda baik-baik saja?” Tanya Nakatsu, pria berambut acak-acakkan yang tinggal di rumah sebelah.
“Kami baik-baik saja!!! Daripada kau mengurusi kami, kurasa lebih baik kau rapikan rambut dan rumahmu yang berantakan seperti tempat penampungan sampah itu!!? Cari pekerjaan sana! Jangan wanita saja yang kau pikirkan!!!!” Teriak ayah tetsuya keras yang langsung membuat pemuda pengangguran itu ketakutan dan kabur, kembali ke rumahnya.
Ibu Tetsuya pun berjalan masuk dan meletakkan sepiring kare di atas meja.
“Sudah, sudah. Jangan berteriak seperti itu. Silahkan di makan~”
Tetsuya berusaha berbicara dengan nada biasa pada ayahnya yang entah kenapa sangat sulit untuk dimengerti (siapa tahu dia akan menanggapinya).
“Jadi, bagaimana dengan tempatku tinggal nanti? Dan sekolahku?” Kali ini, dengan nada yang lebih rendah, Tetsuya mengulang pertanyaannya sambil mengambil sendok untuk menyantap kare miliknya.
“Ehm! Baiklah. Tentang tempat tinggal dan sekolah kau tidak perlu khawatir. Kami sudah siapkan untukmu” Jawab ayahnya, dengan nada datar dan cara yang bicara yang hampir sama mirip dengan putranya.
“Hooo! Kalian membelikan aku rumah?!” Mata Tetsuya langsung berbinar-binar begitu mendnegar jawaban ayahnya.
Apa yang tidak lebih baik dari rumah untukmu dan milikmu sendiri!?
Kau bisa berbuat sesukamu di sana!!
“Ehm!! Lebih baik dari itu!” Tambah ayah Tetsuya.
“Hooo! Kalian juga akan membelikanku mobil?! Pesawat pribadi?” Nada bicaranya semakin terdengar senang, seperti seorang kecil yang mendapat hadiah sebuah balon.
“Asrama!” Tiba-tiba ayah Tetsuya langsung mengangkat jari telunjuknya dan berkata dengan nada bangga.
“Eh?” Tetsuya langsung membatu begitu mendengar perkataan ayahnya.


“Kau akan bersekolah di asrama terbaik di sana, kirikka Academy! Dengan itu, masalah tempat tinggal dan sekolah beres bukan?” Kata ayahnya lagi.
“A--apa...?”
Mendengar perkataan ayahnya, Tetsuya bukannya merasa senang.
Ia terdiam, dan sendok yang ia pegang dengan tangannya, terjauh dan menimbulkan bunyi ‘klaaang’ yang singkat.
Suasana kembali hening.
.......................
...........................................
.......................................................................
A-A-A-A-A-A-A-APAAAAAAAAAA!!!!!???

Dan, begitulah cerita bagaimana Aozaki Tetsuya berakhir di sini...
Berdiri di atas kereta api yang panas dan sempit...
Dengan ekspresi wajah seperti ada sebuah batu besar yang menimpa kepalanya.
“Haruskah aku berada di sini...?”
“Haruskah pindah kemari...?”
“Haruskah aku hidup di asrama...?”
“Haruskah...?”
“Haruskah...?”
“Haruskah...?”
Tetsuya bergumam pelanseperti sebuah mengucapkan sebuah mantra yang terus diulang-ulang.
Sesekali, ia menghela nafas dan memainkan rambutnya yang berwarna biru tua kemudian kembali mengulangi kalimat-kalimat tersebut.
Beberapa orang memperhatikannya dengan tatapan aneh.
Tentu saja, karena wajah Tetsuya seolah berkata ‘lebih baik mati daripada harus hidup di asrama yang terkenal sangat ketat dengan berbagai macam aturan’.
Dan Tetsuya bukanlah orang yang senang dikekang oleh peraturan.
Dengan ekspresi wajah seperti itu, semua orang pasti akan mengira Tetsuya akan meloncat turun dan bunuh di rel kereta.
Tetsuya kembali menghela nafas panjang dan berharap bahwa kesialan tidak akan mengikutinya dari belakang seperti sebuah bayangan, karena hari ini ia sudah mendapat kesialan yang cukup panjang dan sangat melelahkan.
Sayangnya, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi...
“Pemberhentian berikutnya, Kirikka!”
Tetsuya tertegun lalu memasukkan telepon genggamnya ke dalam tas.
Wajahnya terlihat sedikit menegang.
Ia belum siap untuk memulai hidup baru di Kirikka.
Matanya melirik ke sana kemari, memperhatikan orang-orang yang mulai bersiap untuk turun.
Sepertinya, bukan hanya ia saja yang sedang dalam perjalanan menuju Kirikka.
“Eh?” Tetsuya berkata pelan ketika melihat seorang gadis manis berambut merah pendek dengan tubuh yang mungil, duduk di dalam kereta.
Entah kenapa, Tetsuya merasakan jantungnya berdebar dengan kencang ketika ia melihat gadis itu.
Sensasi aneh mulai terasa merasuki tubuhnya. Ia merasakan wajahnya yang mulai memerah. Untuk beberapa saat, Tetsuya tidak bisa melepaskan pandangannya dari gadis itu.
Gadis itu terlihat sangat manis bahkan mungkin terlihat seperti malaikat.
Terlihat polos dan bersih...
Menyadari ada yang memperhatikannya, gadis itu menoleh ke arah Tetsuya dan tersenyum kecil ke arahnya.


Melihat senyuman gadis itu, wajah Tetsuya langsung berubah menjadi semakin merah. Ia terlihat kaget, bingung dan malu, tidak tahu bagaimana harus membalas senyuman manis gadis itu.
Ia memutuskan untuk memalingkan pandangannya dari gadis itu, berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah sambil memainkan rambutnya.
Perasaan aneh ini belum pernah dialami oleh Tetsuya sebelumnya...
Apakah ini...
Yang di sebut ‘cinta pada pandangan pertama’?
Tiba-tiba kereta itu berhenti mendadak!!
“Whooaa!!” Tetsuya yang tidak fokus karena sibuk memikirkan perasaannya pada gadis berambut merah pendek itu, berteriak kaget ketika kereta itu berhenti. Pegangannya terlepas.
Seorang pria yang juga kehilangan keseimbangan, tak sengaja menabraknya dari belakang. Ia kemudian menabrak beberapa orang di depannya, sampai akhirnya ia sendiri terjatuh!
“Ukh...kenapa kesialanku masih berlanjut sampai saat ini? Huh!” Tetsuya mengeluh kesal atas kesialan yang kembali dialaminya sambil memegang kepalanya.
Ketika ia berusaha berdiri, tangannya menyentuh sesuatu.
Apa ini? Empuk? Lembut? Ah...nyaman sekali...seperti puding...” Pikir Tetsuya dalam hati.
Beberapa saat kemudian, tangannya mulai meremas-remas benda ‘itu’,berusaha mencari tahu apa itu.
Sangat lembut! Ukurannya hampir sama dengan telapak tanganku!! Benda selembut dan seempuk ini...
Haaaah??
Tiba-tiba Tetsuya tertegun.
“Glek!! Tidak mungkin’kan?!! Tidak mungkin’kan????!!! Hal seperti itu hanya akan terjadi di manga atau anime saja’kan????!!”
Sambil berpikir seperti itu, Tetsuya menurunkan pandangannya secara perlahan.
 “!!!!” Ekspresi kaget, terkejut dan malu langsung bercampur menjadi satu ketika ia mengetahui benda apa yang ia sentuh. Wajahnya langsung menjadi merah seperti kepiting rebus.
“Ah...” Hanya kata ‘Ah’ yang mampu dikatakan oleh Tetsuya begitu mengetahui bahwa tangannya mendarat tepat di dada seorang gadis!!! (dan dia masih belum melepaskan tangan kotornya dari dada gadis itu).
“He--“
Tetsuya tertegun begitu begitu mendengar suara seseorang yang terdengar sangat dekat dengannya.
Suaranya sangat manis.
Dengan perlahan, ia menaikkan pandangannya lagi.
Sekarang yang terlihat di depannya bukan lagi tangannya yang memegang dada gadis itu, melainkan gadis manis berambut coklat muda panjang yang panjangnya melebihi punggung.
Ekspresi wajahnya terlihat campuran antara malu dan kesal.
Mukanya merah seperti tomat.
Ah...
 Lagi-lagi kesialan itu kembali datang...

“Etto...maaf’kan aku...aku tak bermaksu--“
KYAAAAAAAAAAAAA!!!!!!
Belum sempat Tetsuya menyelesaikan ucapannya, sebuah tas langsung melayang tepat ke arah wajahnya dengan keras dan membuatnya terjatuh ke belakang.
“Dasar laki-laki ‘hentai’ (mesum)!!!! sampai kapan tanganmu yang kotor itu mau berada di atas-- di atas--“ Gadis itu bicara terbata-bata dengan wajah merah kemudian berhenti dan memegang dadanya lalu menatap ke arah Tetsuya yang kini memiliki bekas merah yang besar di wajahnya.
“Ky--“
KYAAAAAAAA!!!!!!!!” Teriaknya sambil berdiri dan mengambil tasnya lalu berlari keluar dari kereta.
Ketika ia berlari, ia tak sengaja menjadi ‘dewa kesialan’ Tetsuya untuk yang keesekian kalinya.
Tanpa sengaja, ia menginjak ‘bola’ (jika kalian tahu apa maksudku)Tetsuya dengan keras!!
“$#%$$&^(&*^^#$@^&^$*&!@@$^^”
Tetsuya yang merasakan hantaman keras pada ‘bola’-nya, otomatis langsung berguling-guling di dalam kereta sambil memegangi ‘bola’-nya.
“Ah...hidupku hancur...aku tidak akan bisa punya anak...” Air matanya turun dengan deras membasahi wajahnya yang terlihat berusaha menahan rasa sakit yang teramat, amat, sangat sakit.
Sementara orang-orang di dalam kereta ada yang berjalan keluar dengan acuh, ada yang melihat dengan tatapan kasihan, ada yang sedikit tertawa dan ada yang mengambil fotonya.
Memang sangat memalukan...
Tapi setidaknya...dia sudah sampai di Kirikka dengan selamat...



***-***
A/N : Hay, minna XDD

Sankyuu buat yang udah mampir!


Author,
Fujiwara Hatsune

Tidak ada komentar:

Posting Komentar