Story : Hide and Seek Chapter 4
*Read :
Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
Chapter 6
*Read Another Story :
One Shot-Stories
Hide and Seek
[Don’t let Her Find You...]
Chapter 4 Ayo bermain ‘Hide and Seek’ denganku’
Kazuya menghadang Yukari, Ryo dan
Aoi di dalam rumah keluarga Yamasaki!!
Ternyata, ia sudah ada di dalam
rumah itu jauh sebelum ketiga sahabat itu sampai di sana dan bermaksud untuk
menjebak mereka!
Dengan santainya, ia menodongkan
pisau ke arah mereka dan menyuruh mereka untuk melakukan permainan ‘Hide and
Seek’, bahkan dengan mudahnya ia mengatakan akan membunuh mereka kalau tidak
mengikut cara bermainnya!!
Melihat tidak ada kemungkinan
lain untuk selamat selain mengikuti Kazuya, Yukari membuat suatu keputusan demi
keselamatan mereka bertiga, yaitu dengan mengikuti permainan Kazuya.
Ditengah-tengah keputusasaan yang
melanda mereka bertiga, Aoi menceritakan kepada Ryo tentang masa lalunya yang
kelam dan awal pertemuannya dengan Yukari yang mengubah jalan hidupnya.
Sebuah permintaan dari Aoi kepada
Ryo-pun terlontar dari mulutnya.
“Kalau seandainya... Kalau seandainya aku mati di sini, tolong jaga
Yukari-chan untukku, ya?”
Apa maksud perkataan Aoi?
Sebelum dapat menemukan apa
maksud sesungguhnya di balik kalimat yang terdengar sangat menyedihkan itu,
permainan kematian itu sudah akan di mulai...
***-***
Kazuya, Yukari, Ryo dan juga Aoi
berkumpul di daerah sekitar dapur.
Mereka terdiam sejenak sampai
Kazuya menghela nafasnya dan berkata pada mereka bertiga,
“Kalian sudah siap?”
Deg
Rasanya pertanyaan itu sangat
berat untuk dijawab.
Yukari melirik ke arah Aoi dan
Aoi juga melirik ke arahnya.
Mata mereka berdua bertemu.
“Aoi...Kau siap?”
“......”
Aoi terdiam sesaat.
Ia mengalihkan pandangannya dari
Yukari ke arah lantai.
“Aoi...”
Kata Yukari pelan yang menyardari
bahwa mungkin Aoi sebenarnya tidak pernah siap untuk memainkan permainan ini.
Siapapun juga tidak akan pernah
siap untuk mati di tempat ini.
Tapi, setelah menghela nafas
beberapa kali, Aoi kembali mengangkat wajahnya dan tersenyum ke arah Yukari.
“Aku siap.”
Yukari tertegun kemudian membalas
senyuman gadis berambut hitam panjang itu.
“Aku juga siap.”
Kali ini, Yukari mengalihkan
pandangannya ke arah Ryo.
“Bagaimana denganmu?”
“Fu fu fu, kalau Fujiwara-kun,
pasti sudah siap.”
Aoi menjawab dengan cerianya.
“Ja--Jangan menjawab pertanyaan
yang ditujukan untukku apalagi sampai menjawab seenakmu!”
“He he.”
Tawa Aoi.
“Haah...Apapun yang terjadi...Kita
harus siap’kan?”
“Hm.”
Yukari menganggukkan kepalanya.
Perlahan, tangannya menggengam
tangan pemuda berambut putih itu dan tentu saja, itu langsung membuat Ryo
kaget.
Aoi juga melakukan hal yang sama.
Ia menggenggam tangan Yukari
Aoi kemudian menyodorkan
tangannya ke arah Kazuya diikuti oleh Ryo.
Sambil tersenyum, Kazuya meraih
tangan mereka berdua.
Sekarang, mereka berdua telah
membentuk lingkaran sambil bergandengan tangan.
“Kami sudah siap.”
Kata Yukari ke arah Kazuya.
“Hm! Baiklah. Kita mulai
sekarang. Pejamkan mata kalian dan nyanyikan lagunya. Kalian tahu ‘lagu’
itu’kan?”
Mereka bertiga menganggukkan
kepala perlahan.
Lagu itu...
Adalah lagu yang akan mengantar
mereka ke dalam permainan kematian ini.
Perlahan, mereka berempat
memejamkan mata dan mulai bernyanyi.
‘1...2...3...Ayo bermain ‘Hide and Seek’ denganku’
Grep
Yukari tertegun.
Ia melihat ke bawah dan melihat
tangan Aoi menggenggam tangannya lebih erat lagi.
“Aoi...”
Yukari berkata pelan.
“[Tunggulah...sebentar lagi
semua ini akan segera berakhir...]”
‘4...5...6...Di manapun dan ke manapun kau bersembunyi’
Angin dingin berhembus dengan
perlahan, membuat dahan pohon menggores dinding rumah ini dan menimbulkan suara
goresan yang menyebabkan suasana semakin mengerikan.
Jantung mereka berdebar semakin
kencang.
Keringat dingin mengucur semakin
deras.
Rasanya suara nyanyian itu
seperti bergema ke seluruh ruangan.
Memanggil si arwah gentayangan si
anak kedua untuk bermain bersama mereka.
‘7...8...9...Aku pasti akan menemukanmu’
Sebentar lagi...
Sebentar lagi permainan ini akan
di mulai...
Tinggal satu bait terakhir...
Tubuh mereka bergetar dengan
hebatnya.
Rasanya seperti ingin lari dan
berteriak sekerasnya keluar dari rumah berhantu ini...untuk selamanya.
Rasanya air mata ingin menetes
dari mata mereka.
Namun, lagu kematian itu telah
dinyanyikan...
Sayang sekali...
Tidak ada jalan untuk
menghentikan permainan ini.
Dan...
‘10...Waktumu sudah habis. Siap atau tidak, aku akan datang untuk
mencarimu...’
Permainan telah di mulai.
“AAAAAAAAH!!!!”
Mereka berempat berteriak serempak.
Dengan cepat dan tidak beraturan,
mereka segera berlari sekuat yang mereka bisa menuju ke gudang, di mana lemari
tua itu berada.
Sesekali langkah mereka hampir
goyah dan mereka hampir terjatuh, atau tak sengaja menabrak dinding yang berada
di dekatnya atau saling menabrak satu sama lain.
Nafas mereka mulai terengah-engah,
tapi mereka tetap memaksakan langkah mereka untuk terus berlari.
Mereka tidak ingin mati.
Mereka tidak akan mati!
Ya!!
Kalau mereka bergegas dan
menyelesaikan giliran mereka, maka mereka akan segera keluar dan permainan ini
akan seera berakhir!
Ya!
Ya!!
YA!!!!
Jadi, cepat!
Cepat!!
Cepat!!!
CEPAT!!!!
SELESAIKAN GILIRAN INI!!!!
“Cepat!!!”
Yukari berteriak, tidak tahu dan tidak peduli
apakah ada yang merespon ucapannya barusan atau tidak.
Air mata mulai menetes membasahi
wajah Yukari dan Aoi.
Mereka berlari sambil terus
berteriak ‘Aku tidak ingin mati!!!’ dengan suara keras.
Mereka tidak ingin mati.
Akhirnya, tempat yang mereka tuju
sudah ada di depan mata.
Kazuya yang berlari ke arah lemari
itu dan membukanya dengan kencang.
Rasanya pintu lemari itu bisa
saja terlepas.
“Ha ha...AHA HA HA HA HA!!!!!!”
Kazuya tertawa dengan keras.
Bersamaan dengan itu, tangannya menancapkan
pisau berlumuran darah tersebut ke lemari tua itu.
Kazuya yang sekarang terlihat
seperti iblis yang hidup.
Benar-benar menakutkan.
Yukari dan Aoi melihat ke arah
Kazuya sambil menggenggam tangan satu sama lain.
“Aku menemukanmu.”
“Aku menemukanmu.”
“Aku menemukanmu.”
3 kali sudah diucapkan.
Apa sudah berakhir?
Kazuya mengangkat pisau itu kemudian
terduduk di lantai.
“A--Azamaki-kun!”
Aoi berteriak khawatir dan berlari
ke arah Kazuya.
Tapi Kazuya justru tersenyum dan
tertawa seperti orang yang telah kehilangan kewarasannya.
“Ha ha ha!!! Akhirnya!!! Aku
melakukan permainan ‘Hide and Seek’
ini juga!!! Ha ha ha!!! Benar-benar luar biasa!!!!!! Hebat!!!!! Sensasi yang
dihasilkan, teriakan-teriakan ketakutan, semuanya seperti yang aku
bayangkan!!!!”
“Apa yang menarik dari hal itu
sih?”
Yukari berkata pelan kemudian memalingkan
wajahnya ke arah lain.
“Ah.”
Dan arah lain itu adalah arah di
mana Ryo sedang berdiri.
“Sudah selesai?”
Ryo berkata dengan suara pelan
dan Yukari menanggapinya dengan sebuah senyuman kecil.
“Ya, sudah selesai.”
Yukari kembali memalingkan pandangannya
ke arah Kazuya.
“Hey, Kazuya! sekarang kau sudah
puas’kan? Ayo, kita harus segera keluar dari sini!!”
“Fu fu fu, ya, aku sangat puas
sekali.”
Jawab Kazuya.
Yukari langsung menghela nafas
lega kemudian langsung memeluk Aoi.
“Aoi!”
“Yukari-chan!”
“Syukurlah...Tidak ada yang
mati...”
“Hm. Kan ada Yukari-chan di sini
yang akan melindungi kita.”
“Aoi...Terima kasih...”
Aoi terseyum sambil berkata
‘Sudah,sudah Yukari-chan’ dan mengelus-elus kepala gadis berambut coklat pendek
itu dengan lembut.
Rasanya kejadian menegangkan yang
mereka berempat alami tadi, terasa sangat singkat.
Sekarang, semuanya sudah berakhir
dan mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat.
Sambil berjalan menuju pintu
keluar rumah ini, Yukari terus-terusan menyesal karena tidak bisa menemukan
adik Chizuko di sini.
Kalau benar adik sahabatnya itu
sudah keluar dari rumah ini, kenapa dia tidak pulang?
Atau jangan-jangan...
Adiknya sudah...
Aoi menepuk pundak Yukari dan
menyakinkan gadis itu kalau adik Chizuko sudah berada di tempat yang aman dan
sekarang sedang baik-baik saja.
Ya...Mungkin saja...
“Akhirnya...Kita bisa keluar
juga...”
Yukari berkata pelan sambil
memegang dadanya. Rasanya jantungnya masih berdebar sangat kencang.
Aoi melangkah ke depan dan
berusaha membuka pintu itu perlahan sementara Yukari, Kazuya dan Ryo menunggu
di belakangnya.
“Kazuya.”
Ryo berkata pelan memanggil nama
sahabatnya itu.
“Hm.”
“Apa yang akan kau lakukan
setelah ini?”
“Apa yang akan aku lakukan? Hah!
Tentu saja hal yang biasanya aku lakukan.”
“Bermain permainan horor seperti
ini lagi?”
“Tentu saja.”
Mendengar itu, Yukari langsung
ikut di dalam pembicaraan mereka berdua.
“Kalau begitu, aku tidak akan
mengikuti permainan gilamu lagi. Cukup. Ini yang terakhir kalinya.”
“Benar. Aku, Akihara dan Asahina,
kami bertiga tidak akan mengikutimu lagi. Kau sudah berbuat terlalu jauh. Entah
apa kami masih bisa menyebutmu sebagai teman. Yang jelas, kau sudah jauh
berbeda dengan Kazuya yang dulu.”
“Terserah. Lagipula, aku sudah
membuktikannya’kan? Bermain permainan horor seperti ini, tidak akan membuatmu
mati! Buktinya kita selamat!! Tidak ada yang harus kalian takuti.”
Kata Kazuya dengan santainya.
Dia sama sekali tidak berubah -_-
.
“Umm...”
Tiba-tiba, Aoi yang dari tadi
terus terdiam berkata pelan.
“Aoi? Ada apa?”
...............
................................................
............................................................................
“Azamaki-kun...Apa kau mengunci
pintunya?”
“Apa? Tidak. Bukannya sejak awal
pintunya sudah tidak terkunci? Dan lagi, mana mungkin aku punya kunci rumah
ini. Memangnya kenapa?”
“Pintunya tidak bisa dibuka.”
“Hi hi, sekarang giliranku.”
A/N : Hai, minna XDD
Akhirnya permainan di mulai!!!
Jujur aja, agak pendek ya?
Aku juga kurang puas sama ch ini, horornya kurang terasa...
Sankyuu buat yang udah mampir!!
Next Chapter : Ke manapun dan Di manapun Kau bersembunyi
Author,
Fujiwara Hatsune
A/N : Hai, minna XDD
Akhirnya permainan di mulai!!!
Jujur aja, agak pendek ya?
Aku juga kurang puas sama ch ini, horornya kurang terasa...
Sankyuu buat yang udah mampir!!
Next Chapter : Ke manapun dan Di manapun Kau bersembunyi
Author,
Fujiwara Hatsune
iyaya.. memang agak pendek. tapi gapapa. lanjut teruuss, Fujiwara-san! >w<
BalasHapus