Minggu, 28 Desember 2014

Story : How To Make A Friend Chapter 3



 Story : How To Make A Friend Chapter 3

*Read : 
             Prologue            

             Chapter 1

             Chapter 2

            Chapter 4

           Chapter 5

            Chapter 6

           Chapter 7

            Chapter 8

             Epilogue

  *Read Another Stories :






 



Chapter 3 Nama itu
Rasanya sekarang ini, aku berharap kalau ada satu orang lagi diantara kita.

...........................
Riya terdiam.
Dan sebuah senyuman aneh mengembang di wajahnya.
“[Iya].”
“[Ada satu hal yang sangat kuinginkan--]”
“Aku ingin seorang teman, hanya untukku...”
Dan dengan itu, Riya membawa buku itu pulang ke rumah.
***-***
“Aku pulang.”
Riya berkata sambil melepaskan sepatunya.
Begitu Riya mendapatkan buku itu, ia langsung memasukkannya ke dalam tas.
Ketika buru-buru keluar dari perpustakaan, pintu terbuka dan ternyata guru yang biasa menjaga perpustakaan datang untuk mengambil barang dan mengunci perpustakaan. Ia bingung ketika melihat Riya sepertinya buru-buru sekali dan sedikit curiga kalau-kalau Riya melakukan sesuatu yang tidak seharusnya di sini.
Namun, Riya tidak memiliki banyak waktu untuk menjelaskannya dan berkata bahwa ia kemari hanya untuk mengembalikan buku, kemudian berlalu pergi. Ia bisa mendengar penjaga perpustakaan itu meneriakkan namanya beberapa kali, namun ia tidak menggubrisnya dan terus berlari sampai akhirnya keluar dari sekolah.
Semoga saja guru itu tidak memanggilnya besok...
“Haah...Hari ini melelahkan sekali...”
Ibu Riya yang melihat kedatangan putrinya itu, langsung membalas sapaannya.
“Selamat datang. Bagaimana sekolah hari ini?”
“Mem-Bo-San-Kan~~...”
Jawab Riya sambil berjalan ke arah meja makan dan meletakan tasnya di atas kursi.
Sejujurnya bukan membosankan.
Yah, mungkin memang membosankan pada awalnya.
Tapi, akhirnya Riya mendapatkan apa yang ia inginkan.
“Hi hi hi.”
Riya tertawa kecil sambil mengelus-elus tas yang kini berada di atas kursi, di samping ia duduk.
Dan pada akhirnya, hari-hari menyebalkan tentang ‘2 orang’ itu akan segera berakhir.
Karena sebentar lagi, akan ada satu orang diantara mereka bertiga.
“Serius...Ada apa denganmu?”
“Eh, memang aku kenapa?”
Tanya Riya tidak mengerti dengan perkataan ibunya.
“Tiap kali kutanya ‘Bagaimana sekolahmu hari ini’, kau selalu saja menjawab dengan ‘Membosankan’. Itu membuatku sedikit khawatir, kalau-kalau kau tidak menikmati kehidupan di sekolahmu.”
Ia berkata sambil duduk di kursi yang berhadapan dengan tempat duduk Riya.
“Mau bagaimana lagi? Memang begitu kenyataannya. [Tiap kali selalu aku yang ditinggal. Selalu aku yang tidak dianggap. Apa aku tidak merasa bosan dengan rutinitas menyebalkan seperti itu?].”
Jawabnya santai.
“Bukan hanya itu saja yang aku khawatirkan. Nilaimu juga selalu jelek. Gurumu kemarin meneleponku mengenai masalah itu. Kau tahu betapa malunya aku?”
Ibu Riya berkata sambil mengangkat sebelah alisnya.
“Yah, jangan salahkan aku soal itu. Pelajarannya saja yang terlalu susah.”
Kata gadis itu sambil bersandar di kursi.
“Bukan masalah pelajarannya yang terlalu susah. Tapi, kurasa masalahnya ada pada dirimu sendiri.”
“Pada diriku? Maksudnya?”
Riya sedikit memajukan tubuhnya.
“Kalau masalah nilaiku yang selalu rendah, jangan menyalahkan aku! Salahkan saja guru yang mengajar!”
“Kau itu, tidak pernah serius dalam segala hal.  Tidak bisa diandalkan. Tidak ingin berusaha. Masalah belajarpun kau tidak bisa serius. Hanya mengeluh dan mengeluh saja. Kau itu, terlalu banyak menyalahkan dunia dan orang lain. Salah gurumu, salah temanmu, salah siapapun, tapi, apa kau pernah, sekalipun menyalahkan dirimu sendiri atas semua yang terjadi? Kau selalu saja menuntut! Pantas saja temanmu hanya sedikit. Aku masih bersyukur karena Haruko-chan dan runa-chan mau menjadi teman anak sepertimu, Riya.”
Kata ibu Riya menasihati yang sudah sama panjangnya dengan pidato berdurasi 1 jam --> Menurut Riya.
Tapi, sepertinya Riya tidak ada keinginan untuk meresapi ceramah ibunya itu dan hanya menghela nafas.
“Iya, iya, oke. Aku paham.”
Riya berkata tanpa menoleh ke arah ibunya, kemudian bangkit berdiri dan membawa tas-nya.
“Mau ke mana kau?”
“Aku mau ke kamar. Aku lelah. Aku mau tidur saja.”
Kata Riya sambil melangkah naik ke kamarnya di lantai 2.
“Tidak mau makan malam? Hari ini, ibu buatkan nasi kari favoritmu.”
“Tidak usah. Tapi, terima kasih.”
Balas Riya sambil sedikit tersenyum ke arah ibunya.
***-***
Begitu tiba di dalam kamarnya, Riya langsung mengunci pintu supaya tidak ada yang bisa masuk.
Riya yakin, saat ini ibunya pasti sedang bertanya-tanya ‘Kenapa dengan anak itu?’, karena tidak biasanya dia langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci diriku seperti sekarang ini, juga melewatkan makan malam.
Namun, sekarang ada hal lain yang lebih penting yang harus ia lakukan.
“Oke...Baiklah...”
Sekarang, Riya duduk di atas tempat tidurnya.
Di depannya, sudah ada sebuah buku tua dengan sampul berwarna merah darah. Ketika Riya menatap buku itu, perasaan aneh langsung menyelimuti dirinya.
Perlahan, Riya menelan ludah.
Apa buku ini nyata?
Perasaan ragu ternyata masih menguasainya.
Namun, rasa penasaran ternyata sudah menguasai diri Riya lebih jauh lagi.
Dengan sedikit gemetar, gadis berambut pirang itu membuka buku tersebut kemudian mengambil kartu yang terselip di dalamnya.
“Aku harus menuliskan namaku di sini...? Apa tidak apa-apa, ya...?”
Sambil berpikir seperti itu, Riya merogoh tas-nya dan mengambil tempat pensil-nya.
Sudah terlambat untuk merasa ragu.
Setelah mengambil sebuah bolpen dari dalamnya, ia langsung menuliskan namanya di kartu tersebut.
“Miya--shita Riya-- Hm?”
Tiba-tiba Riya tertegun.
Matanya terbelalak kaget.
“Lho? Ini--Tunggu! Tidak mungkin!”
Perlahan, matanya bergerak menuju ke salah satu nama di dalam kartu tersebut yang tidak asing lagi untuknya.
“........Aku tidak salah membacanya’kan? [‘Nama itu’...? Kenapa bisa ada di sini?].”
Di dalam kartu itu tertulis--
Okamine Mariko
Nakamura Takaya
Takashi Haruko

Takashi Haruko

“Kenapa nama Haruko ada di sini?!”
***-***


A/N : Hai, minna ^^

Nah loh, nah loh, kok nama Haruko bisa ada di daftar nama buku itu?? Apa ini Haruko yang itu? Atau Haruko yang lain dan kebetulan namanya sama??

Hmm...Jawabannya cuma satu nih...
...................
Simak saja kelanjutannya ha ha//plaaak

Chapter 1,2,3,4...
Sebenarnya aku mau jadiin satu, soalnya pendek-pendek. Cuma ya...Akhirnya aku mutusin buat di pecah aja :D
Mungkin cerita ini, masih belum kerasa horornya//emang ga ada seremnya//plaak
lebih cocok masuk ke genre misteri sih menurutku ha ha ha

Oke, makasih buat yang udah mampir dan membaca :)

Visit My : Ngomik

                 DA

Next Chapter : Teman yang Sempurna


Sankyuu!!

Author,
Fujiwara Hatsune

Tidak ada komentar:

Posting Komentar