Minggu, 28 Desember 2014

Story : How To Make A Friend Chapter 2

Story : How To Make A Friend Chapter 2


*Read :
           Prologue

          Chapter 1

         Chapter 3

         Chapter 4

        Chapter 5

        Chapter 6

        Chapter 7

        Chapter 8

         Epilogue

*Read Another Stories :







Chapter 2 Di Sini, Ada Sebuah Rumor yang Tersebar--Tentang Buku Berwarna Merah Darah yang Bisa Mengabulkan Semua Permohonanmu--
“Hmm...Di mana, ya? Ah, kalau tidak salah di si--“

BRUUGH

“?”
Ketika hendak mengembalikan buku itu ke dalam rak, sesuatu seolah terlempar dari rak tersebut dan terjatuh ke lantai.
Padahal, tak ada seorangpun yang menyentuh atau menyenggolnya.
Buku itu seolah ‘terjatuh’ atas kemauannya sendiri.
Dan itu, langsung mencuri seluruh perhatian Riya.
Sebuah buku tua dengan sampul berwarna merah.

“[Kau pernah dengar?].”

“Buku apa ini...?”
Dengan seluruh rasa penasaran yang ada di dalam dirinya, Riya memungut buku itu.

“[Di sini ada sebuah rumor yang tersebar].”


“Buku yang aneh...Kelihatannya sudah sangat tua.”
Kata Riya sambil memperhatikan buku itu dengan seksama.
Buku dengan sampul berwarna merah.
Yang membuat Riya merasa aneh dengan buku itu, adalah warna merah dari sampul buku itu, entah kenapa terlihat seperti darah yang menyelimutinya.
“Buku ini--“
 “..............................Ah!”
Tiba-tiba Riya tertegun.
Tubuhnya terasa lemas seolah bisa terjatuh kapan saja. Tangannya tak berhenti bergetar sambil memegang buku misterius itu di tangannya.
Dia ingat.
Tentang salah satu rumor aneh yang beredar di sekolah ini.
Ini,
Adalah rumor tentang ‘Sebuah buku yang bisa mengabulkan semua permintaanmu’.
“....Aku tahu tentang rumor ini...Runa dan teman-temannya pernah membicarakannya. Dan aku tidak sengaja mendengar mereka...”

“Kau tahu?”
“Apa?”
“Ada rumor yang tersebar di sekolah kita.”
“Eh, Rumor tentang apa?”
“Tentang buku dengan sampul merah darah.”
“Ada apa dengan buku seperti itu? Kau mau menakut-nakuti aku, ya?”
“Dengar’kan dulu. Rumornya, buku itu--Bisa membuat permohonanmu menjadi kenyataan...”

Awalnya ia pikir itu hanya bualan saja.
Jujur saja, Riya bukan tipe orang yang suka percaya dengan hal gaib atau berbau mistis seperti itu.
Ketika ia membicarakan hal itu dengan Haruko, ia hanya berkata ‘Hal seperti itu tidak ada! Kau jangan pernah percaya dengan hal-hal tidak masuk akal seperti itu!!’, dan berlalu pergi meninggalkannya sendirian.
Benar.
Sejak awal, itu memang hal tidak masuk akal.
Buku yang bisa mengabulkan permohonan?
.........................
Tapi,
Sekarang ini,
 Di sini,
Riya berdiri seorang diri,
Dengan sebuah buku bersampul merah darah di tangannya.
Apa--
Rumor itu memang benar adanya!?
“K--Kalau rumor itu benar, seharusnya kertas di dalam buku ini tidak bisa di sobek, kecuali kalau kita menuliskan nama kita di dalam kartu itu--“

“Kalau tidak salah, kau tidak akan bisa merobek halaman buku itu, kecuali telah menuliskan namamu di dalam kartu yang terselip di dalamnya.”

“Tapi, tidak mungkin’kan? Buku itu tidak ada. Ini hanya buku yang mirip saja!”
Terlalu mirip untuk menjadi sebuah tiruan.
Dengan jantung berdebar, Riya membuka buku itu perlahan.
Halaman satu.
Atau--
 Mungkin itu adalah halaman ke-100 atau ke-200.
Ada bekas yang menunjukkan bahwa lembar-lembar kertas di dalam buku ini sudah pernah di sobek sebelumnya. Dan itu bukan cuma satu atau 2 lembar. Sepertinya, sudah banyak sekali yang tercabut.
Hanya saja, meskipun sudah banyak yang tercabut, halaman di buku itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera habis.
Seberapa banyak kertas yang ada di dalam buku itu?
“Ini cuma kebetulan saja...”
Meskipun buktinya sudah ada di depan matanya sendiri, yaitu halaman yang tersobek, menandakan kalau memang ada yang pernah menggunakan buku ini, tapi iat erus berusaha menyakinkan dirinnya yang masih tidak percaya dengan situasi ini berkali-kali bahwa tidak mungkin buku itu benar-benar nyata.
Ya, ini tidak mungkin terjadi.
Perlahan, Riya mengarahkan tangannya ke ujung kertas itu, kemudian dengan sekuat tenaga, ia menarik kertas tersebut.
Tapi, seberapa kerasnya ia menarik kertas itu, tidak terlepas juga.
“Apa ini!? Kertas apa ini!!? Kenapa tidak bisa--Ukh!!!”
Bukannya kertas seperti ini harusnya sangat mudah untuk di cabut?!
Tapi kenapa--
Riya memperkuat tarikannya lagi, ketika itu--

SYUUUT

Sesuatu terjatuh.
Sesuatu yang berada di dalam buku itu.
Ia melihatnya.
Keringat dingin mulai turun membasahi wajahnya.
Tidak mungkin!!
Itu mustahil!
Sejak awal, baik buku maupun kartu itu tidak ada!!
Iya’kan!!?

Dengan perlahan, Riya menundukkan tubuhnya.
Di tengah kegelapan, ia berusaha menggapai benda seperti kertas yang terjatuh itu.
Dan, benda itu adalah--
Sebuah kartu.
“..............Tidak...Ini--“
Sebuah kartu berwarna putih.
Masih dengan rasa tidak percaya, Riya mengamati kartu yang sekarang berada di tangan kananku itu dengan mata terbelalak.
Perlahan, ia membaca tulisan yang tertera di dalamnya.
Sebuah daftar nama.
“............Mariko, Okada, Rina--”

“Kabarnya, sebelum bisa menggunakan buku itu, kau harus menuliskan namamu di dalam sebuah kartu yang diselipkan di dalamnya.”

“!!”
Riya tertegun.
“............Jangan-jangan--Ini nama-nama orang yang sudah pernah menggunakan buku ini!? Jadi--Itu artinya--“
Buku itu nyata.
Baik buku, maupun kartu itu nyata.
Buku yang bisa mengabulkan semua permohonan--

“Dan apapun yang kau gambar di dalam kertas yang telah kau sobek itu--Semuanya, apapun, tanpa kecuali--Akan menjadi kenyataan...”

Sekarang ini ada di tangannya...
..................
.......................................
..............................................................
“Ha ha ha.”
Entah mengapa, Riya jutsru tertawa.
“[Apa?].”
“[Kenapa aku tersenyum?].”
Riya tidak tahu kenapa, hanya saja, sensasi aneh mulai berkumpul jadi satu di dalam dirinya.
“Buku itu ada di tanganku--Dengan buku ini, apapun yang kugambar di dalamnya akan menjadi kenyataan!!”
Benar--
Kalau buku ini memang nyata--
Maka seharusnya ia bisa meminta apapun!!
Tapi, apa yang akan ia minta?
Uang?
“Aku bisa jadi sangat kaya!!”
Baju-baju bagus dan mahal!!?
Boneka?!
“Aku bisa dapatkan semuanya!!”

Hanya saja--

“Kau cuma bisa menggunakan kertas itu satu kali. Lalu, begitu kau selesai membuat permohonan, maka buku itu akan menghilang.”

“...........................”
Benar, ia hanya bisa menggunakan kertas itu satu kali saja untuk satu permintaan.
“Tapi, apa yang harus aku minta!? Aku bingung!! Bingu--“

Rasanya sekarang ini, aku berharap kalau ada satu orang lagi diantara kita.

...........................
Riya terdiam.
Dan sebuah senyuman aneh mengembang di wajahnya.
“[Iya].”
“[Ada satu hal yang sangat kuinginkan--]”
“Aku ingin seorang teman, hanya untukku...”
Dan dengan itu, Riya membawa buku itu pulang ke rumah.
***-***

A/N : Hai, minna XDD

Aduh Riya, jangan bawa buku perpus tanpa ijin dong...Dikira mencuri lagi ha ha ha

 Makasih udah mau mampir!!

Visit My : Ngomik

                DA


Sankyuu!!

Author,
Fujiwara Hatsune

Tidak ada komentar:

Posting Komentar