*Read :
Prologue
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Epilogue
*Read Another Stories :
Prologue
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Epilogue
*Read Another Stories :
Chapter 2 Di Sini, Ada Sebuah Rumor yang
Tersebar--Tentang Buku Berwarna Merah Darah yang Bisa Mengabulkan Semua
Permohonanmu--
“Hmm...Di mana,
ya? Ah, kalau tidak salah di si--“
BRUUGH
“?”
Ketika hendak
mengembalikan buku itu ke dalam rak, sesuatu seolah terlempar dari rak tersebut
dan terjatuh ke lantai.
Padahal, tak ada
seorangpun yang menyentuh atau menyenggolnya.
Buku itu seolah
‘terjatuh’ atas kemauannya sendiri.
Dan itu,
langsung mencuri seluruh perhatian Riya.
Sebuah buku tua
dengan sampul berwarna merah.
“[Kau pernah dengar?].”
“Buku apa
ini...?”
Dengan seluruh
rasa penasaran yang ada di dalam dirinya, Riya memungut buku itu.
“[Di sini ada sebuah rumor yang tersebar].”
“Buku yang
aneh...Kelihatannya sudah sangat tua.”
Kata Riya sambil
memperhatikan buku itu dengan seksama.
Buku dengan
sampul berwarna merah.
Yang membuat
Riya merasa aneh dengan buku itu, adalah warna merah dari sampul buku itu,
entah kenapa terlihat seperti darah yang menyelimutinya.
“Buku ini--“
“..............................Ah!”
Tiba-tiba Riya
tertegun.
Tubuhnya terasa
lemas seolah bisa terjatuh kapan saja. Tangannya tak berhenti bergetar sambil
memegang buku misterius itu di tangannya.
Dia ingat.
Tentang salah
satu rumor aneh yang beredar di sekolah ini.
Ini,
Adalah rumor
tentang ‘Sebuah buku yang bisa mengabulkan semua permintaanmu’.
“....Aku tahu
tentang rumor ini...Runa dan teman-temannya pernah membicarakannya. Dan aku
tidak sengaja mendengar mereka...”
“Kau tahu?”
“Apa?”
“Ada rumor yang tersebar di sekolah kita.”
“Eh, Rumor tentang apa?”
“Tentang buku dengan sampul merah darah.”
“Ada apa dengan buku seperti itu? Kau mau
menakut-nakuti aku, ya?”
“Dengar’kan dulu. Rumornya, buku itu--Bisa
membuat permohonanmu menjadi kenyataan...”
Awalnya ia pikir
itu hanya bualan saja.
Jujur saja, Riya
bukan tipe orang yang suka percaya dengan hal gaib atau berbau mistis seperti
itu.
Ketika ia
membicarakan hal itu dengan Haruko, ia hanya berkata ‘Hal seperti itu tidak
ada! Kau jangan pernah percaya dengan hal-hal tidak masuk akal seperti itu!!’,
dan berlalu pergi meninggalkannya sendirian.
Benar.
Sejak awal, itu
memang hal tidak masuk akal.
Buku yang bisa
mengabulkan permohonan?
.........................
Tapi,
Sekarang ini,
Di sini,
Riya berdiri
seorang diri,
Dengan sebuah
buku bersampul merah darah di tangannya.
Apa--
Rumor itu memang
benar adanya!?
“K--Kalau rumor itu
benar, seharusnya kertas di dalam buku ini tidak bisa di sobek, kecuali kalau
kita menuliskan nama kita di dalam kartu itu--“
“Kalau tidak salah, kau tidak akan bisa
merobek halaman buku itu, kecuali telah menuliskan namamu di dalam kartu yang
terselip di dalamnya.”
“Tapi, tidak
mungkin’kan? Buku itu tidak ada. Ini hanya buku yang mirip saja!”
Terlalu mirip
untuk menjadi sebuah tiruan.
Dengan jantung
berdebar, Riya membuka buku itu perlahan.
Halaman satu.
Atau--
Mungkin itu adalah halaman ke-100 atau ke-200.
Ada bekas yang
menunjukkan bahwa lembar-lembar kertas di dalam buku ini sudah pernah di sobek
sebelumnya. Dan itu bukan cuma satu atau 2 lembar. Sepertinya, sudah banyak
sekali yang tercabut.
Hanya saja,
meskipun sudah banyak yang tercabut, halaman di buku itu tidak menunjukkan
tanda-tanda akan segera habis.
Seberapa banyak
kertas yang ada di dalam buku itu?
“Ini cuma
kebetulan saja...”
Meskipun
buktinya sudah ada di depan matanya sendiri, yaitu halaman yang tersobek,
menandakan kalau memang ada yang pernah menggunakan buku ini, tapi iat erus
berusaha menyakinkan dirinnya yang masih tidak percaya dengan situasi ini berkali-kali
bahwa tidak mungkin buku itu benar-benar nyata.
Ya, ini tidak
mungkin terjadi.
Perlahan, Riya
mengarahkan tangannya ke ujung kertas itu, kemudian dengan sekuat tenaga, ia menarik
kertas tersebut.
Tapi, seberapa
kerasnya ia menarik kertas itu, tidak terlepas juga.
“Apa ini!?
Kertas apa ini!!? Kenapa tidak bisa--Ukh!!!”
Bukannya kertas
seperti ini harusnya sangat mudah untuk di cabut?!
Tapi kenapa--
Riya memperkuat
tarikannya lagi, ketika itu--
SYUUUT
Sesuatu
terjatuh.
Sesuatu yang
berada di dalam buku itu.
Ia melihatnya.
Keringat dingin
mulai turun membasahi wajahnya.
Tidak mungkin!!
Itu mustahil!
Sejak awal, baik
buku maupun kartu itu tidak ada!!
Iya’kan!!?
Dengan perlahan,
Riya menundukkan tubuhnya.
Di tengah
kegelapan, ia berusaha menggapai benda seperti kertas yang terjatuh itu.
Dan, benda itu
adalah--
Sebuah kartu.
“..............Tidak...Ini--“
Sebuah kartu
berwarna putih.
Masih dengan
rasa tidak percaya, Riya mengamati kartu yang sekarang berada di tangan kananku
itu dengan mata terbelalak.
Perlahan, ia
membaca tulisan yang tertera di dalamnya.
Sebuah daftar
nama.
“............Mariko,
Okada, Rina--”
“Kabarnya, sebelum bisa menggunakan buku
itu, kau harus menuliskan namamu di dalam sebuah kartu yang diselipkan di
dalamnya.”
“!!”
Riya tertegun.
“............Jangan-jangan--Ini
nama-nama orang yang sudah pernah menggunakan buku ini!? Jadi--Itu artinya--“
Buku itu nyata.
Baik buku,
maupun kartu itu nyata.
Buku yang bisa
mengabulkan semua permohonan--
“Dan apapun yang kau gambar di dalam kertas
yang telah kau sobek itu--Semuanya, apapun, tanpa kecuali--Akan menjadi
kenyataan...”
Sekarang ini ada
di tangannya...
..................
.......................................
..............................................................
“Ha ha ha.”
Entah mengapa,
Riya jutsru tertawa.
“[Apa?].”
“[Kenapa aku tersenyum?].”
Riya tidak tahu
kenapa, hanya saja, sensasi aneh mulai berkumpul jadi satu di dalam dirinya.
“Buku itu ada di
tanganku--Dengan buku ini, apapun yang kugambar di dalamnya akan menjadi
kenyataan!!”
Benar--
Kalau buku ini
memang nyata--
Maka seharusnya ia
bisa meminta apapun!!
Tapi, apa yang
akan ia minta?
Uang?
“Aku bisa jadi
sangat kaya!!”
Baju-baju bagus
dan mahal!!?
Boneka?!
“Aku bisa
dapatkan semuanya!!”
Hanya saja--
“Kau cuma bisa menggunakan kertas itu satu
kali. Lalu, begitu kau selesai membuat permohonan, maka buku itu akan
menghilang.”
“...........................”
Benar, ia hanya
bisa menggunakan kertas itu satu kali saja untuk satu permintaan.
“Tapi, apa yang
harus aku minta!? Aku bingung!! Bingu--“
Rasanya sekarang ini, aku berharap kalau ada
satu orang lagi diantara kita.
...........................
Riya terdiam.
Dan sebuah
senyuman aneh mengembang di wajahnya.
“[Iya].”
“[Ada satu hal yang sangat kuinginkan--]”
“Aku ingin
seorang teman, hanya untukku...”
Dan dengan itu, Riya
membawa buku itu pulang ke rumah.
***-***
A/N : Hai, minna XDD
Aduh Riya, jangan bawa buku perpus tanpa ijin dong...Dikira mencuri lagi ha ha ha
Makasih udah mau mampir!!
Visit My : Ngomik
Sankyuu!!
Author,
Fujiwara Hatsune
Tidak ada komentar:
Posting Komentar