Ore no Kanpekina Romanchikkuna Kōkō Seikatsu Ga Gen'in
Kawaīi [TORAPPU] Rūmumeito no Dainashi Ni Sa Rete Iru!
My Perfect and Romantic Highschool
Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!!
Volume 1 Chapter 2
Read :
Chapter 2 : Aku Bertemu Dengan
Gadis Cantik Itu di Kirikka!!
Cerita sebelumnya...
Aozaki Tetsuya, 15, terpaksa
pindah ke Kirikka karena kesibukan orang tuanya.
Di dalam kereta, ia bertemu
dengan seorang gadis manis berambut merah pendek dan langsung merasakan
benih-benih cinta tumbuh di dalam hatinya.
Namun, ia secara tak sengaja
menabrak gadis lain dan mendarat tepat di dada gadis tersebut!!
Gadis berambut coklat muda
panjang itu, langsung melempar Tetsuya dengan tasnya dan berlari dengan wajah
penuh rasa malu.
Seolah menjadi dewa kesialan
Tetsuya, gadis itu tak sengaja menginjak ‘bola’-nya dan meninggalkan Tetsuya
dengan wajah yang sangat tersiksa.
Tetsuya yang berusaha menahan
rasa sakit itu, akhirnya sadar bahwa ia telah sampai di Kirikka.
***-***
Kota
Kirikka, 10.47 A.M...
“Ukkkh...injakan gadis itu kuat
sekali...sakitnya masih terasa bahkan sampai saat ini...untung saja tidak
sampai rusak...kalau rusak, maka hidupku akan hancur dan lebih baik aku mati
saja...” Tetsuya berkata pelan pada
dirinya sendiri sambil memegangi ‘bola’-nya yang terasa sangat sakit seperti di
tusuk jutaan pedang.
Dan jujur saja...cara
berjalannya terlihat sangat aneh dan bodoh.
“Kaa-san [ibu], coba lihat! Onii-chan
[kakak laki-laki] itu kenapa ya? Kok jalannya seperti penguin?” Tanya
seorang gadis kecil yang kebetulan lewat di dekat Tetsuya.
Tentu saja, begitu mendengar
perkataan gadis kecil itu [yang ditujukan pada dirinya], ia langsung tertegun
dan menghentikan langkah sambil menurunkan tangannya yang dari tadi menutupi
‘bola’-nya.
Ibu gadis kecil itu langsung
menutup mulut dengan sebelah tangan dan sedikit tersenyum, seperti berusaha
menahan tawa sambil memperhatikan Tetsuya yang sedang terdiam.
“U fu fu fu...mungkin sesuatu
mengenai ‘burung’-nya?”
“Hee? Burung apa, Kaa-san? Onii-chan itu memelihara burung?”
Gadis kecil itu bertanya dengan
polosnya.
Sungguh manis...
“Hime-chan, tunggu sampai
Hime-chan dewasa ya” Ibu gadis kecil itu menggandeng tangan putrinya kembali.
“Kenapa harus menunggu sampai
dewasa?” Gadis itu masih dipenuhi dengan rasa penasaran, namun sang ibu tidak
bermaksud menjawab pertanyaan putrinya itu dan berlalu pergi.
Sementara itu, keringat yang
cukup banyak membasahi wajah Tetsuya.
Ia menundukkan kepalanya.
“Ah...reputasiku hancur...bahkan
sebelum aku mulai tinggal di sini...haaaah...”
Tetsuya menghela nafas, beberapa
detik kemudian, ia menggelengkan kepalanya kemudian mengangkat kepalanya.
“Ini adalah hari pertamaku di
Kirikka!! Aku tidak boleh putus asa seperti itu!! Hmph!!! Aku harus semangat!
Hooooh!!!!” Kata Tetsuya semangat dengan mata berapi-api.
Sementara, orang-orang
memperhatikannya dengan tatapan aneh seperti berkata ‘Hey, apa orang itu baik-baik saja? Dia kelihatan sakit’ [baca : tidak
waras].
“Oh iya! Rumah Paman Kagoshima,
Paman Kagoshima” Guman Tetsuya sambil merogoh sakunya.
Kagoshima Ryuuhei, teman baik
ayah Tetsuya yang tinggal di kota Kirikka.
Karena sekarang murid-murid di
Kirikka Academy sedang menjalani liburan musim panas, maka Tetsuya akan tinggal
di rumah Paman Kagoshima, dan akan mulai bersekolah di Kirikka Academy pada
semester kedua di bulan September.
“Alamat rumah Paman
Kagoshima...kutaruh di mana, ya? Seingatku di sini..ah! Ini dia” Kata Tetsuya ketika
ia berhasil menemukan secarik kertas di saku celananya.
Selama beberapa saat, ia
memandangi kertas itu.
................
..................................
...........................................................
“Ini...di mana, ya?”
Tetsuya terdiam ketika ia menyadari bahwa ia tidak
tahu di mana rumah Paman Kagoshima berada.
Selain karena ia baru di Kirikka,
ia juga belum pernah berkunjung ke rumah Paman Kagoshima, karena biasanya Paman
Kagoshima yang mengunjungi keluarga Tetsuya di Osaka.
Hmm...sepertinya, perjalanan
Tetsuya ke rumah Paman Kagoshima akan terasa cukup sulit...
***-***
“Etto...di mana ya...?”
Tetsuya berjalan dan
berputar-putar selama 2 jam untuk mencari rumah Paman Kagoshima.
Ia menghentikan langkahnya.
Tetsuya tahu, tidak ada gunanya
melakukan lebih dari ini.
Jika ia terus berjalan tanpa
tahu arah dan tujuan, bukan saja ia akan menghabiskan tenaganya dengan percuma,
tapi bisa saja ia tersesat dan berakhir di tempat yang tidak diketahuinya.
Kemudian, muncul bola lampu yang
sangat terang bersinar di atas kepalanya [baca : ide].
Kenapa tidak bertanya pada orang
lain saja?
Dan kenapa tidak bertanya dari
tadi?!
Kenapa harus membuang waktu
selama 2 jam hanya untuk berkeliling berputar-putar mencari seorang diri jika
ada orang lain yang bisa membantumu?!!
Dasar bodoh!!
Tetsuya melihat ke sana kemari,
berusaha mencari seseorang yang bisa ditanyai.
Pandangannya kemudian tertuju
pada pada segerombolan orang dengan pakaian yang didominasi warna hitam [sebenarnya
memang hitam semua] dengan celana yang sedikit robek [sebenarnya banyak bagian
yang robek], dan rantai di bagian celana mereka [yang ini memang benar].
Tetsuya menganggukkan kepalanya
mantap dan segera berjalan mendekati segerombolan orang [yang terlihat agak
mencurigakan] itu.
“Ano...permisi semuanya! Aku mau tanya nih, kalian tahu alamat ini
tidak?” Tanyanya dengan ekspresi super ramah dan senyuman lebar di wajahnya.
Sayangnya, pertanyaanya itu di
jawab dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat kesal dan mengerikan.
“Haaa? Mau apa kau bocah
kecil??! Kau mau cari mati?!!” Tanya salah seorang dari mereka yang mengenakan
bandana hitam di kepala [dan anehnya, meskipun tampilannya sangat seram tapi
rambutnya kenapa harus di cat merah muda?? Jujur saja, ini sangat merusak suasana].
Dan sepertinya, dia adalah pimpinan
dari gerombolan itu.
Glek!!
Tetsuya tertegun.
Senyumannya langsung menghilang
seolah tersapu oleh angin yang berhembus.
Sepertinya ia bertanya pada
orang yang salah.
Salah satu dari mereka yang
berbadan gemuk, ah, bukan tapi bulat, maju mendekati Tetsuya.
“Jawab!! Kalau Bos Ryoji
bertanya, jawab!!! Jangan diam saja??! Kenapa? Kucing mencuri lidahmu??”
“Etto, etto...a--aku tidak ingin
cari mati...hanya ingin mencari rumah teman ayahku...itu saja” Kata Tetsuya
berusaha tersenyum. Tapi ia tidak bisa menyembunyikan tubuhnya yang gemetar.
Gawat!
Ia mulai merasa ketakutan!!
Ada sekitar 6 orang diantara
mereka. Selain tubuhnya yang jelas jauh lebih besar dan lebih tinggi dari
Tetsuya, penampilan mereka terlihat campuran antara berantakan,
menakutkan...dan mungkin penyanyi rock...[untuk yang terakhir itu menurut
Tetsuya].
Ah...
Mungkin lebih tepatnya
penampilan mereka lebih terlihat seperti berandalan kota.
Tunggu dulu...
Mungkin mereka adalah berandalan
kota yang haus darah dan siap mengoyak serta mengulitimu kapan saja!!!
“Hoooo...kau sedang tersesat,
ya, tikus kecil? Mau aku bantu carikan jalan?” Tanya seorang diantara mereka
yang berambut pirang panjang.
“B--boleh kalau tidak
merepotkan...” Tetsuya berkata dengan tubuh gemetar dan senyuman yang
dipaksakan.
Dalam hati, ia mulai
menghitung...
1...
“Dengan senang
hati...bersiaplah, karena sekarang ini, aku akan langsung mengantarmu ke...”
“Ngh” Tetsuya berkata dengan
suara pelan.
Tubuh Tetsuya semakin bergetar
dan keringat dingin mulai membasahi wajahnya.
2...
“Tenang, Tetsu! Jangan takut!! Kau laki-laki! Hadapi layaknya
laki-laki!!!” Tekadnya dalam hati.
3...
Pria berambut pirang itu
mengepalkan tangan kanannya dan mengangkatnya ke atas.
4...
“Sedikit lagi...sedikit lagi...” Kata Tetsuya dalam hati dalam
menundukkan kepala dan memejamkan matanya.
Pria itu tersenyum...senyuman
itu...senyuman iblis...
“Aku akan mengantarmu menuju ke
kematian!!!”
5...!!!
Sekarang!!!!
Tetsuya membuka kedua matanya
dan mengangkat kepalanya dengan cepat!!
Kemudian, ia segera membalikkan
tubuhnya kebelakang, kakinya bergerak sedikit dan--
“Huwaaaa!!!! Kabuuuuuuuuur!!!!!!!!!!!” Teriaknya dengan kencang dan
air mata yang membanjiri wajahnya.
“Apa...?”
“Ka--kabur...?”
“Hoi!! Jangan kabur kau!!” Teriak
Ryoji sambil berlari mengejarnya.
“Haruskah kita mengejar bocah payah itu...?” Batin anak buah Ryoji.
Tetsuya terus berlari dan
bergumam pelan,
“Ukh...kenapa nasibku seperti
ini sih!?”
***-***
“Huaaah...hufff...huff...”
Tetsuya berusaha mengatus nafasnya.
“Ah...capek sekali...rasanya
seperti habis lari marathon 100 KM saja...huff...huff...Mereka...sudah tidak
mengejar lagi’kan...? Haah...kalau tadi aku melawan mereka, mungkin aku
sekarang sudah jadi kue pie!” Kata Tetsuya sambil menoleh ke belakang.
Sepertinya, orang-orang
mengerikan itu sudah tidak mengejarnya.
“Sial! Kupikir aku akan mati di
sini!!” Katanya pelan.
Tetsuya lalu menyandarkan
dirinya ke tiang yang berada di dekatnya. Rasa lelah seperti telah mengambil
alih seluruh tubuhnya.
Ditambah lagi...
Gruuuuuk...
“Oow...aku memang belum makan
apapun dari tadi pagi...[gara-gara
terlambat naik kereta, aku jadi tidak sempat sarapan di stasiun...pada
akhirnya, ini semua salah kedua orang sok sibuk itu]. Nggh!! Baiklah!!
Kurasa sekarang waktunya makan siang!!” Kata Tetsuya sambil merentangkan kedua
tangannya.
***-***
Fun
Hamburger, Kota Kirikka, 12.10 P.M...
“Munch...Munch...”
Tetsuya langsung memakan
pesanannya dengan sangat lahap yaitu 10 hamburger daging plus sayur dengan keju
double dan mayonaise di tambah dengan 2 kentang goreng ukuran jumbo, 1 es krim
sundae rasa vanilla dan minuman cola ukuran besar.
Tentu saja ia selapar itu. Orang
tuanya tidak menyiapkan apapun untuknya ketika berangkat ke New York [hanya
surat yang ditinggalkan, ingat?].
Itu berarti, ia tidak makan
apapun dari pagi sampai sudah sesiang ini.
Ditambah lagi harus berdiri di
atas kereta selama sekitar 2 jam, terus berjalan berputar-putar mencari rumah
Paman Kagoshima, kemudian berlari karena dikejar oleh para berandalan kota.
Dan faktanya...
Semuanya memang menghabiskan
banyak tenaga...
Tatpi tetap saja...
Bagaimana bisa dia makan
sebanyak itu?
Dan, bagaimana makanan sebanyak
itu bisa masuk ke dalam mulutnya?
Yah...itu adalah rahasia
terbesar Tetsuya...
***-***
“Hwaaah! Kenyangnya~” Kata
Tetsuya sambil berjalan.
Untung saja kedua orang tuanya
memberi uang lebih, kalau tidak maka dijamin Tetsuya pasti akan menghabiskan
sisa hidupnya dengan mencuci tumpukan piring-piring kotor.
“Yosh! Sekarang waktunya mencari
lagi! Aku sangat lelah dan ingin beristirahat di kasur yang empuk. Semoga saja
Paman Kagoshima sudah menyiapkan tempat tidur untukku” Harap Tetsuya sambil
menggaruk-garuk plester kuning yang berada di pipi sebelah kirinya itu
perlahan.
Dalam perjalanannya...
“Hey, berikan uangmu!!”
Tetsuya tertegun dan langsung
menghentikan langkahnya.
“Glek!! Suara itu...sepertinya
aku kenal!”
Tetsuya menengok ke belakang.
Tidak ada siapapun di sana.
Tetsuya menghela nafas lega.
Sepertinya dugaan Tetsuya salah.
Ketika ia ingin melangkahkan
kakinya kembali...
“Jangan bergerak!! Cepat
serahkan uangmu!!!”
Tetsuya kembali berdiri di
tempat dengan tubuh bergetar.
“Huwaaa....! Aku tidak mau!!
Ampuni aku...!!!!” Tetsuya berkata sambil mengangkat kedua tangannya.
Ia menoleh ke belakang. Tapi
tidak ada siapapun di sana yang mampu mengancamnya sampai merasa ketakutan
setengah mati seperti itu.
Tetsuya mengangkat sebelah
alisnya.
Kemudian ia baru menyadari kalau
suara itu bukan berasal dari belakangnya, melainkan dari tempat yang lain.
Dengan perlahan, Tetsuya
mengendap sampai ke belakang sebuah tembok, kemudian mengintip sesuatu yang
berada di ujung sana.
Ketika ia berhasil menangkap
sosok itu, Tetsuya langsung kembali terkejut.
Sosok yang dilihatnya adalah
ke-6 berandalan yang tadi mengejarnya habis-habisan!!
“Uwaaah...sudah kuduga! Itu
Ryoji!!” Katanya pelan sambil memperhatikan pria dengan bandana hitam yang
ternyata memang pimpinan kelompok itu.
Namun, yang membuatnya lebih
terkejut lagi adalah...sosok seorang gadis mungil yang sangat manis dengan rambut
merah pendek sebahu.
Rasanya gadis itu tidak asing
lagi...
“Ah! Gadis yang waktu itu ada di
kereta!!” Kata Tetsuya terkejut dengan suara agak keras kemudian dengan cepat
ia segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya, mencegahnya untuk berteriak
dan bersuara keras.
Tetsuya memperhatikan gadis itu.
Untuk beberapa saat, ia tidak bisa lepas dari pesona yang dipancarkan oleh
gadis itu. Wajahnya langsung berubah menjadi merah.
“Jangan diam saja!! Kau tidak
punya mulut!?” Teriak Ryoji lagi kasar.
“Glek! Ryoji!!”
Tetsuya langsung tertegun begitu
ia mendengar suara Ryoji lagi.
Ia baru sadar kalau gadis itu
ada di dalam bahaya yang sangat besar!!
“Ta--tapi aku tidak membawa
uang...” Gadis itu terlihat sangat ketakutan dan hampir menangis.
Meskipun sedang ketakutan
seperti itu, gadis itu tetap terlihat sangat manis.
“Ma--manisnya...” Kata Tetsuya
pelan. Tanpa ia sadari, air liurnya menetes dengan deras sampai ke bawah.
“Ah! Apa yang kupikirkan!!?
Gadis itu ada dalam bahaya! Aku harus segera menolongnya!!!” Tekas Tetsuya [air
liurnya masih menetes].
“Begitukah...? Hmm...” Ryoji dan
temab-temannya memperhatikan gadis itu dari atas sampai ke bawah.
“Bos! Gadis ini manis juga.
Bagaimana kalau kita bermain dengannya sebentar?” Ajak anak bauh Ryoji yang
mengenakan kacamata hitam.
“Ho ho ho. Ide bagus!!” Tawa
Ryoji.
Jelas, tergambar ke-mesuman yang
amat sangat dari wajahnya yang menyebalkan itu!!
“Uwaa...mukanya mesum...” Kata Tetsuya dalam hati dengan ekspresi
wajah jijik.
Gadis itu terlihat sedikit
mundur. Tubuhnya gemetaran.
“A--apa yang akan kalian semua
lakukan padaku? Hentikan! Kumohon...” Teriaknya.
Suaranya sangat imut dan
kecil...benar-benar manis...
Tetsuya kembali terdiam [dan
tentunya, air liurnya menetes semakin deras], terpesona akan kecantikan gadis
itu.
Ketika tangan kotor Ryoji
memegang tangan gadis itu, Tetsuya langsung tertegun!
Sebuah api yang membara langsung
berkobar dengan hebatnya di dada Tetsuya!!
Tekadnya untuk menyelamatkan
gadis itu sudah sangat besar meskipun ia harus rela mati di tangan Ryoji!!!
“Ryoji!! Kemari kau!!!!” Teriak
Tetsuya dengan keras sambil keluar dari persembunyiannya.
“hah?! Kau bocah yang tadi!!”
Teriak Ryoji kaget.
“Fu fu fu...aku kemari untuk
menolong tuan putri yang sedang kesusahan. Yah...anggap saja aku pangeran
berkuda putihmu...” Kata Tetsuya dengan background berkelap-kelip dan penuh
dengan bunga mawar merah.
“Hoo!! Pangeranku datang untuk
menolongku!!!” Gadis itu terlihat sangat senang atas kemunculan Tetsuya yang
telah berubah seperti layaknya pangeran.
“Dasar tikus kecil!! Akan
kuhancurkan kau berkeping-keping sampai tak tersisa dan menjadi abu!!!” Teriak
Ryoji. Wajahnya terlihat sangat kesal.
“Fu fu fu...aku tidak takut. Hanya
orang lemah saja yang akan menyakiti seorang gadis manis yang tidak berdosa
seperti itu. Dan, bagiku kau adalah sampah kotor yang paling lemah” Kata
Tetsuya dengan penuh percaya diri.
“BERISIIIIIIIKKK!!!!!!!!!!!!!”
Teriak Ryoji sambil maju bersamaan dengan anak buahnya yang lain.
Sementara itu, Tetsuya hanya
tersenyum.
Tak ada rasa takut di dalam
dirinya.
Semuanya...demi menolong sang
putri...
“Fu fu fu...kalian
semua...majulah sekaligus! Akan kubuat kalian semua sujud di hadapanku!!!! Mwa
ha ha ha!!!”
BRUUUUKHH!!!!
“Gyaaaaaa!!! Ma--maaf’kan kami,
Tetsu-sama!!! Kami tidak akan mengganggu siapaun lagi!!! Kami janji!!!!!”
Ryoji dan anak buahnya yang
telah babak belur, sujud dan menyembah Tetsuya dengan ekspresi dengan
ketakutan.
“Mwa ha ha ha!! Sudah
kubilang’kan kalau kalian akan sujud dihadapanku!! Rasakan kemurkaan
Tetsu-sama!!!!” Kata Tetsuya dengan nada puas dan bangga.
“Kyaaaa!!! Tetsu-sama, jadikan
aku kekasihmu!! Kumohon!!!” Gadis berambut merah pendek itu berlari dan langsung
memeluk Tetsuya dengan erat.
Otomatis, wajah Tetsuya langsung
berubah menjadi merah.
Dengan perlahan, ia membalas
pelukan gadis itu.
“Fu fu fu, tentu saja...”
....................
....................................
........................................................................
“Tidak, tidak, tidak!! Tidak akan semudah itu! Hal seperti itu hanya
akan terjadi di manga atau di anime saja!!” Kata Tetsuya dalam hati setelah
ia membayangkan sesuatu yang tidak mungkin akan terjadi.
Jika ia melakukan hal seperti
yang dibayangkannya tadi, hal yang akan terjadi justru sebaliknya.
Dia yang akan dipaksa untuk
bersujud!!
“Tenang, Tetsuya...tenang...aku
ini laki-laki...yup! Hadapi layaknya laki-laki!!!” Tetsuya berusaha menenangkan
dirinya.
Tapi ada satu pertanyaan...
Ke mana perginya api yang
tiba-tiba berkobar itu?
Sepertinya sudah lenyap, tertiup
angin musim gugur...
“Kyaaa!! Jangan! Lepaskan aku!!”
Teriak gadis itu ketakutan.
Mendengar gadis itu berteriak
ketakutan, rasa ingin menolong di hati Tetsuya semakin besar!!
“Ayo, Tetsu! Kau laki-laki!! Maju!!!”
Tapi, tubuhnya bergetar seperti
sedang berada di tengah timbunan salju.
“Ayoo!!! Akh!!! Kakiku!! Bergeraklaaaaaaaah!!!!!!!!!” Teriaknya sambil berusaha
menggerakkan kakinya yang entah kenapa seperti menempel di tanah dan tidak mau
menuruti perintahnya untuk bergerak.
“Fua ha ha!! Terus menjeritlah!
Teriaklah yang lebih keras lagi!!!! Di jalanan yang sepi ini, tidak akan ada
yang bisa mendengarmu!!!” Teriak Ryoji sambil terus memegang tangan gadis itu.
Anak buahnya ikut tertawa.
“Aku bisa mendengarmu dengan jelas dari sini, dasar bodoh!!” Kata
Tetsuya dalam hati dengan wajah kesal.
“Nah, bagaimana kalau kita
tingkatkan level permainan kita menuju ke level selanjutnya?” Ryoji berkata
sambil melepas tangan gadis itu.
“Huoooo!! To the next level!
Next level!!!” Anak buahnya berteriak dengan suara cukup keras.
“Ja--jangan!! Apa yang akan kau
lakukan padaku!!?” Teriak gadis itu.
Pleek
Ryoji langsung mendaratkan
tangannya yang kotor itu tepat di dada gadis itu!!
“Hoo!!! Top score!! tepat pada
sasaran!!!! Kau hebat bos!!” Teriak anak buahnya girang.
“Gyaaaaaaaaaaaa!!!
Hentikaaaaaaaaaaaaaaan!!!!!!!!!!!!!!!!” Teriak Tetsuya histeris melihat tangan Ryoji menyentuh
‘bagian terlarang’ seorang ladies!! [dalam
hati tentunya].
“Nah, bagaimana? Enak’kan??”
Tanya Ryoji.
“Huh...?” Sementara gadis itu
hanya terdiam, seolah tidak terjadi apapun.
“Dasar Ryoji kurang ajar!!! Beraninya kau mendaratkan tangan kotormu itu
di ‘tempat yang seharusnya tidak boleh disentuh oleh laki-laki’ itu!!!!” [dalam
hati, kata Tetsuya].
Tiba-tiba, Tetsuya tertegun.
Pikirannya kembali melayang ke
kejadian di kereta tadi.
Ah...
Benar juga...
Dia juga telah
menyentuhnya...’sesuatu yang seharusnya tidak boleh disentuh oleh pria’ [kecuali
jika sudah menikah].
Perlahan, ia mengangkat
tangannya mendekati wajahnya.
Benar saja, wajahnya langsung
berubah menjadi merah ketika ia mengingat kejadian itu lagi.
“Fua ha ha!!.....Hm??” Entah
kenapa, Ryoji tiba-tiba tertegun.
“Bos? Ada apa??” Tanya salah
seorang anak buah Ryoji yang memiliki tato bergambar ular di lengan kirinya.
“K--kau!!! KAU!!!?” Teriak Ryoji kaget sambil
menarik tangannya mundur.
Sementara gadis itu hanya
menatapnya dengan wajah polos sambil sedikit memiringkan kepalanya ke kiri.
Kita kembali ke Tetsuya.
Tetsuya, yang masih ada di balik
persembunyiannya, merasakan ada sesuatu yang kembali berkobar di dadanya!!
Apapun yang terjadi, meskipun
harus mati sekarang, ia harus isa menolong gadis itu dari cengkraman tangan
kotor Ryoji!!
“Aku harus bisa menolongnya!!!! Harus!! HUOOO!!!!” Tekadnya dalam
hati.
DUAAAGH!!!
Tetsuya tertegun.
Aneh...sepertinya ia menginjak
sesuatu.
Ia melihat ke depannya dan
melihat seekor kucing yang cukup besar dan berwarna abu-abu.
Ah...
Kucing yang sangat manis...
Tunggu...
Entah kenapa kucing yang manis
itu...terlihat seperti sedang kesal dan marah.
Perlahan, Tetsuya mengalihkan
pandangannya ke bawah.
Di bawah, tepatnya di bawah
kakinya, ada sesuatu yang ‘panjang’’ dan agak berbulu.
Apa itu...?
GRRRRRRR....
Kucing itu menggeram. Tetsuya
memperhatikan ke sana kemari, kemudian menyadari kalau kucing itu menggeram ke
arahnya.
“Oh...” Katanya pelan.
Sepertinya, seharian ini ia
sudah menyentuh ‘benda berharga’ milik orang lain secara tak sengaja.
Dan kini, giliran ekor kucing
manis yang berharga ini...
Tetsuya berusaha tersenyum.
Dengan perlahan, ia memindahkan kakinya ke
belakang.
“Sudah kupindahkan kakiku yang
nakal ini. sekarang kau diam ya, kucing manis~~ Kucing kecil yang baik
hati~~~Sssst...”
Sayangnya, kucing itu hanya
manis di luar saja...
Dan juga dia bukan kucing yang
baik hati.
..........................
...................................................
....................................................................................
“Gy...”
“GYAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!”
“!!!!”
Ryoji dan anak buahnya langsung
terkejut dan mengalihkan pandangannya ke arah suara itu.
“Siapa di sana!?” Teriak Ryoji
dengan wajah kesal.
“Lepaskan aku!! Lepaskan
aku!!!!” Teriak Tetsuya sambil berusaha melepaskan kucing yang kini sedang
menempel di wajahnya.
“Bos...rasanya aku pernah
melihat bocah itu...” Kata anak buah Ryoji yang mengenakan kacamata hitam.
“GRRRRR!!!!” Ryoji terlihat
sangat, sangat, sangat dan benar-benar kesal, sampai urat-urat di wajahnya
terlihat timbul.
“Aaah!!!” Teriak tetsuya ketika
ia berhasil melepas kucing itu dari wajahnya dan melemparnya jauh-jauh.
Terlihat bekas cakarn di
wajahnya.
“Uwaaa!! Wajahku hancur!!
Ketampananku rusaak!!!!” Teriak Tetsuya histeris.
Beberapa detik kemudian, ia baru
menyadari kalau Ryoji tengah menatap ke arahnya dengan tatapan kesal.
“Kau!! Takdir sepertinya
mempertemukan kita kembali!!!” Kata Ryoji sambil berjalan ke arahnya.
“Yo...Selamat siang, Ryoji.
Umm...etto...” Kata Tetsuya pelan dengan gugup.
“Ada yang mau katakan sebagai
kalimat terakhir?!!”
Deg!!
Wajah Tetsuya terlihat menegang.
Keringat mulai turun dengan deras membasahi wajahnya.
“Ba--banyak sekali yang ingin
kukatakan...tapi aku hanya akan mengatakan sa--satu hal saja!!” Tetsuya berkata
sambil mengangkat jari telunjuknya.
Ia berusaha tersenyum meskipun
tubuh dan suaranya gemetar seperti orang bodoh.
“Katakan...” Kata Ryoji tanpa
rasa ampun sedikitpun.
Perlahan, Tetsuya kembali
menghitung dalam hati.
1...
2...
3...
4...
5...
Cling
Cling Cling...
Background di belakang Tetsuya
langsung berubah menjadi berkilauan.
Ia mengangkat tangan kanannya
sampai ke depan wajah ryoji.
“Sudah...hentikan saja semua
ini...tidak ada gunanya bertarung seperti ini...lebih baik, kita selesaikan
masalah ini secara damai...Bagaimana, anakku?” Katanya dengan suara dan nada
bicara yang terdengar sangat bijaksana.
“Waaa...awaa...bijaksana
sekali...”
“Ah...sinarnya kilauan itu
membuat kegelapan di hatiku menghilang~”
“Sinarnya menyejukkan hati...”
“Rasanya damai...”
“Haaa??” Ryoji langsung terdiam
sambil memasang ekspresi wajah jijik.
“Fu fu fu, Hyaaaaaaahhh!!!!”
Tetsuya langsung melayangkan tendangan mautnya ke arah ‘bola’ milik Ryoji!!
“@#@%&^*[&[*^&%^#!^%*&%”
Dengan sekejap, Ryoji langsung pingsan di tempat.
“Te--tepat...sa--saran...”
Katanya pelan.
“Bos!!!!” Teriak anak buahnya
yang lain ketaktuan begitu melihatnya bos-nya tumbang.
“Mwa ha ha!! Rasakan bagaimana
rasa sakit tak terkalahkan yang telah kualami tadi!!! Sekarang waktunya untuk
pergi dari sini!!!” Dengan cepat, Tetsuya segera berlari mendekati gadis itu.
Ia tersenyum, kemudian
mengarahkan tangannya ke arah gadis itu. Gadis itu menatapnya sesaat, dan
Tetsuya langsung menarik tangan gadis tersebut kemudian segera berlari, menjauhi
orang-orang jahat itu.
***-***
“Ini.” Kata Tetsuya sambil
menyodorkan sebuah minuman kaleng ke arah gadis itu yang kini sedang duduk di
atas bangku di pusat kota.
Gadis itu menganggukkan
kepalanya.
“Te--terima kasih...” Katanya
pelan sambil mengambil minuman itu kemudian menundukkan kepala. Entah kenapa,
wajahnya terlihat merah.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya
Tetsuya.
“Ya, semua ini berkatmu. Kalau
kau tidak ada...aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku...terima kasih
sekali lagi ya.”
“Ya, sama-sama. Etto...jadi kau
tinggal di sini?”
Gadis itu menganggukkan
kepalanya.
Tetsuya terdiam kemudian duduk
di samping gadis itu. Beberapa orang yang melintas di dekatnya, melayangkan
tatapan ke arah mereka berdua. Namun Tetsuya tidak peduli dan segera
memalingkan wajahnya yang memerah.
Meskipun ia terlihat malu-malu,
tapi ia tetap berusaha bersikap keren dengan image ‘onni-chan’ yang baik dan dikagumi oleh semua wanita.
“Umm...kau...baru di sini?”
Tanya gadis itu tiba-tiba yang langsung membuat Tetsuya terkejut.
“Ah--Y--ya...Be--begitulah...”
Tetsuya berkata terbata-bata sambil menggaruk belakang kepalanya. Entah kenapa
rasa gugup yang sangat besar menyelimuti dirinya ketika sedang berbicara dengan
gadis itu. Bahkan ia tidak sanggup melihat wajahnya.
“Ah...pantas saja aku tidak
pernah melihatmu sebelumnya di sekitar sini...Kau yang naik kereta tadi
itu’kan? Tak kusangka kita akan bertemu kembali secepat ini. He he he” Ia
tersenyum kecil.
“Ah--“ Tetsuya tidak bisa
berkata apapun. Rasanya kata-kata itu seperti tersangkut ditenggorokannya dan
sulit sekali untuk dikeluarkan.
“Jadi, kau berasal dari mana?”
Gadis itu mulai meminum minuman kalengnya.
“Dari Osaka...”
“Osaka, ya? Cukup jauh juga dari
sini...Ah, ya! Ini, kau pasti haus’kan?” Gadis itu tersenyum dengan polosnya
sambil menyodorkan minuman kaleng itu ke arah Tetsuya.
Tentu saja, Tetsuya langsung
terkejut seperti mendapat serangan listrik yang tiba-tiba.
“Gah! Ta--tapi...Itu’kan--“ Tetsuya berkata dalam hati.
“Hm? Ada apa? Kau tidak mau??”
Gadis itu berkata sambil memiringkan kepalanya sedikit.
Tetsuya menelan ludahnya.
Bukannya ia tidak mau, justru ia sangat kehausan setelah berlari seperti itu. [dan
karena terlalu memperhatikan gadis itu, ia sampai lupa membeli minuman untuk
dirinya sendiri].
Tapi itu’kan...
Bekas dia!!!?
Bekas gadis itu!
Yang berarti...bekas bibirnya!!!!!
[itulah yang ada di pikiran
Tetsuya].
Tetsuya mengarahkan tangannya
yang tidak bisa berhenti untuk bergetar ke arah minuman kaleng itu.
Rasanya sulit sekali!!
Grep!
Minuman itu kini sudah ada di
tangannya. Gadis itu tersenyum dan menunggu Tetsuya untuk meminumnya.
“T--te--te--terima--kasih------“
Kata sambil berusaha menahan rasa gugupnya.
Dengan perlahan, ia mendekatkan
minuman itu ke mulutnya dan...
Glek
Glek Glek...
Ah...
Rasanya segar sekali...
Tetsuya lalu mengembalikan
minuman kaleng itu kepada gadis tersebut tanpa menoleh ke arahnya sedikitpun.
Ia lalu mengangkat kedua
tangannya dan memegang wajahnya. Tidak tahu kenapa tapi rasanya sangat panas
seperti terbakar oleh api.
Apakah ini berarti...
“Ki--kita berciuman secara tidak langsung????” Pikirnya dalam hati.
Tidak. Tidak mungkin seperti
itu. Hanya minum dari kaleng yang sama bukan berarti kalian telah berciuman.
Suasana menjadi hening...
Tiba-tiba...
“Maaf”
Tetsuya langsung tertegun begitu
mendegar kata ‘maaf’ yang terlontar dari mulut gadis itu.
Ia segera memalingkan wajahnya
ke arah gadis itu. Senyuman yang tadi menghiasi wajahnya, tiba-tiba menghilang
dan wajahnya terlihat sangat sedih.
“Eh? Kenapa kau meminta maaf?
Kau tidak berbuat salah padaku’kan?” Kata Tetsuya.
“Tentu saja aku berbuat salah
padamu. Di hari pertamamu ini, kau harus berurusan dengan orang-orang itu
karena kau ingin menolongku.” Jawabnya.
“Ah...[sebenarnya sebelum bertemu denganmu, aku sudah berurusan dengan
mereka jadi itu bukan salahmu, oke?]” Tetsuya hanya tersenyum dan berkata
‘ah’ dengan suara pelan. Dia ingin sekali mengucapkan kata-kata selanjutnya
itu, namun sepertinya ia hanya bisa mengucapkannya di dalam hati saja.
“Kau pasti sangat
ketakutan’kan?” Katanya lagi tiba-tiba. Ia memegang kaleng minuman itu dengan
erat.
Tetsuya tertegun mendengar
ucapan gadis itu.
Mau bilang tidak takut,
sepertinya percuma saja, Wajahnya yang jelas-jelas terlihat ketakutan dan payah
sudah dilihat dengan jelas oleh gadis itu.
Mau bilang memang takut...Ah!
Mana mungkin dia bisa berkata seperti itu pada gadis yang disukainya?!
Bisa-bisa dia semakin merasa bersalah dan image ‘onni-chan’ yang telah dibuatnya di hadapan gadis itu bisa hancur
seketika!!!
“Ah, ba--bagaimana, ya?
Jujur...aku memang sangat ketakutan tadi. Ta--tapi!! Aku sama sekali tidak
mempermasalahkan hal itu!!! Aku senang karena bisa menolongmu!! Karena aku
su--su--“ Tetsuya tiba-tiba menghentikan ucapannya.
Jika ia melanjutkannya, kata
yang mungkin akan keluar dari mulutnya adalah ‘suka’...
Tapi tidak mungkin ia berkata
seperti itu pada gadis yang baru ia kenal.
Justru gadis itu akan
menganggapnya sebagai laki-laki ‘hentai’ kemudian menamparnya dan
meninggalkannya begitu saja...
Laki-laki hentai...
Entah kenapa pikiran Tetsuya
kembali ketika ia tak sengaja menyentuh dada gadis berambut coklat muda itu.
Wajahnya yang terlihat merah
karena malu...
Apa menurut gadis itu...Tetsuya
adalah seorang pria hentai??
Ah!! Tidak!! Tidak!!! Tidaak!!
Itu tidak mungkin!!!
Hanya karena kau tidak sengaja
menyentuh ‘itu’-nya...ya!! lagipula itu sama sekali tidak disengaja!!
“Hmm, hmm...benar sekali. Kalau
mau marah, marahlah pada orang yang tidak sengaja mendorongku dan jatuh
menimpamu!!!!” Pikir Tetsuya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Ada apa?” Tanya gadis itu yang
terlihat penasaran dengan sikap Tetsuya yang aneh. Tetsuya langsung tertegun
dan menghapus gadis itu dari ingatannya.
“Ehm! Bukan apa-apa. Hanya
ingatanku tentang seorang gadis yang tidak sengaja aku sentuh-- Ah!! Bukan
begitu!!! Aku hanya ingin mengatakan kalau ini bukan salahmu. Siapapun
orangnya, aku pasti akan menolong mereka juga. Jadi kau tidak perlu merasa
bersalah dengan hal ini!! Sama sekali tidak perlu!!!” Teriak Tetsuya.
Ia bangkit berdiri kemudian
berkata ke arah gadis itu.
“Ta--tapi...kau bisa berjanji
satu hal padaku. Kalau kau sedang ada dalam masalah, kau bisa panggil aku! Ah,
tidak! Kau harus panggil aku!!
Jangan sampai kau terluka!!! Oke?”
Gadis itu terdiam sesaat,
kemudian ia tersenyum.
“Ya!”
Mendengar itu, Tetsuya tersenyum
dan menghela nafas lega.
“Haah...syukurlah...”
“Jadi, siapa namamu?” Gadis itu
bertanya.
“Aku...Aozaki. Aozaki Tetsuya.”
“Hee...Aozaki...Aozaki...” Gadis
itu mengucapkannya berkali-kali, berusaha untuk mengingatnya.
Gadis itu kemudian menganggukkan
kepalanya dan menoleh ke arah Tetsuya.
“Hmp! Aozaki-kun!! Aku akan
selalu mengingat nama itu!” Nada bicaranya terdengar lebih riang dari
sebelumnya.
Ketegangan dan kegugupan yang
sebelumnya dirasakan oleh Tetsuya juga perlahan-lahan menghilang.
“Baguslah kalau kau sudah
baikan. Ah! Namamu si--“
“Ah!! Aku harus pergi sekarang! Nee, Aozaki-kun, sampai bertemu lain waktu, ya! Aku...akan
menantikan saat kita berdua bisa bertemu lagi” Gadis itu segera meletakkan
kaleng minuman yang telah kosong di atas bangku lalu berlari sambil melambaikan
tangannya ke arah tetsuya, sementara Tetsuya yang belum sempat bertanya tentang
nama gadis itu, tersenyum dan melambaikan tangan ke arahnya.
Setelah gadis itu sudah tidak
terlihat lagi, Tetsuya terduduk di bangku. Ia mengalihkan pandangan ke arah
kaleng minuman kosong itu kemudian mengambilnya dan memperhatikannya untuk
sesaat. Ia lalu menghela nafas lalu melempar kaleng itu ke belakang.
Tetsuya lalu menutupi wajah
dengan tangan kanannya.
“Gawat...sepertinya aku telah
benar-benar jatuh cinta...”
***-***
A/N : Hay, minna XDD
Maaaaaf, ilustrasinya rada berantakaaaan///plaaak
Arigato!
Next Chapter : Perkenalan Dengan Keluarga Kagoshima
Author,
Fujiwara Hatsune
Tidak ada komentar:
Posting Komentar