Jumat, 13 Juni 2014

Light Novel : My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!! Chapter 2

LIGHT NOVEL :



Ore no Kanpekina Romanchikkuna Kōkō Seikatsu Ga Gen'in Kawaīi [TORAPPU] Rūmumeito no Dainashi Ni Sa Rete Iru!

My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!!
Volume 1 Chapter 2


 Read :
            Chapter 1 
          
            Chapter 3 
          
            Chapter 4

* Read Another Stories : 
 Hide and Seek
One Shot-Stories


Chapter 2 : Aku Bertemu Dengan Gadis Cantik Itu di Kirikka!!

Cerita sebelumnya...
Aozaki Tetsuya, 15, terpaksa pindah ke Kirikka karena kesibukan orang tuanya.
Di dalam kereta, ia bertemu dengan seorang gadis manis berambut merah pendek dan langsung merasakan benih-benih cinta tumbuh di dalam hatinya.
Namun, ia secara tak sengaja menabrak gadis lain dan mendarat tepat di dada gadis tersebut!!
Gadis berambut coklat muda panjang itu, langsung melempar Tetsuya dengan tasnya dan berlari dengan wajah penuh rasa malu.
Seolah menjadi dewa kesialan Tetsuya, gadis itu tak sengaja menginjak ‘bola’-nya dan meninggalkan Tetsuya dengan wajah yang sangat tersiksa.
Tetsuya yang berusaha menahan rasa sakit itu, akhirnya sadar bahwa ia telah sampai di Kirikka.
***-***
Kota Kirikka, 10.47 A.M...

“Ukkkh...injakan gadis itu kuat sekali...sakitnya masih terasa bahkan sampai saat ini...untung saja tidak sampai rusak...kalau rusak, maka hidupku akan hancur dan lebih baik aku mati saja...” Tetsuya berkata  pelan pada dirinya sendiri sambil memegangi ‘bola’-nya yang terasa sangat sakit seperti di tusuk jutaan pedang.
Dan jujur saja...cara berjalannya terlihat sangat aneh dan bodoh.
Kaa-san [ibu], coba lihat! Onii-chan [kakak laki-laki] itu kenapa ya? Kok jalannya seperti penguin?” Tanya seorang gadis kecil yang kebetulan lewat di dekat Tetsuya.
Tentu saja, begitu mendengar perkataan gadis kecil itu [yang ditujukan pada dirinya], ia langsung tertegun dan menghentikan langkah sambil menurunkan tangannya yang dari tadi menutupi ‘bola’-nya.
Ibu gadis kecil itu langsung menutup mulut dengan sebelah tangan dan sedikit tersenyum, seperti berusaha menahan tawa sambil memperhatikan Tetsuya yang sedang terdiam.
“U fu fu fu...mungkin sesuatu mengenai ‘burung’-nya?”
“Hee? Burung apa, Kaa-san? Onii-chan itu memelihara burung?”
Gadis kecil itu bertanya dengan polosnya.
Sungguh manis...
“Hime-chan, tunggu sampai Hime-chan dewasa ya” Ibu gadis kecil itu menggandeng tangan putrinya kembali.
“Kenapa harus menunggu sampai dewasa?” Gadis itu masih dipenuhi dengan rasa penasaran, namun sang ibu tidak bermaksud menjawab pertanyaan putrinya itu dan berlalu pergi.
Sementara itu, keringat yang cukup banyak membasahi wajah Tetsuya.
Ia menundukkan kepalanya.
“Ah...reputasiku hancur...bahkan sebelum aku mulai tinggal di sini...haaaah...”
Tetsuya menghela nafas, beberapa detik kemudian, ia menggelengkan kepalanya kemudian mengangkat kepalanya.
“Ini adalah hari pertamaku di Kirikka!! Aku tidak boleh putus asa seperti itu!! Hmph!!! Aku harus semangat! Hooooh!!!!” Kata Tetsuya semangat dengan mata berapi-api.
Sementara, orang-orang memperhatikannya dengan tatapan aneh seperti berkata ‘Hey, apa orang itu baik-baik saja? Dia kelihatan sakit’ [baca : tidak waras].
“Oh iya! Rumah Paman Kagoshima, Paman Kagoshima” Guman Tetsuya sambil merogoh sakunya.
Kagoshima Ryuuhei, teman baik ayah Tetsuya yang tinggal di kota Kirikka.
Karena sekarang murid-murid di Kirikka Academy sedang menjalani liburan musim panas, maka Tetsuya akan tinggal di rumah Paman Kagoshima, dan akan mulai bersekolah di Kirikka Academy pada semester kedua di bulan September.
“Alamat rumah Paman Kagoshima...kutaruh di mana, ya? Seingatku di sini..ah! Ini dia” Kata Tetsuya ketika ia berhasil menemukan secarik kertas di saku celananya.
Selama beberapa saat, ia memandangi kertas itu.
................
..................................
...........................................................
“Ini...di mana, ya?”
Tetsuya  terdiam ketika ia menyadari bahwa ia tidak tahu di mana rumah Paman Kagoshima berada.
Selain karena ia baru di Kirikka, ia juga belum pernah berkunjung ke rumah Paman Kagoshima, karena biasanya Paman Kagoshima yang mengunjungi keluarga Tetsuya di Osaka.
Hmm...sepertinya, perjalanan Tetsuya ke rumah Paman Kagoshima akan terasa cukup sulit...
***-***
Etto...di mana ya...?”
Tetsuya berjalan dan berputar-putar selama 2 jam untuk mencari rumah Paman Kagoshima.
Ia menghentikan langkahnya.
Tetsuya tahu, tidak ada gunanya melakukan lebih dari ini.
Jika ia terus berjalan tanpa tahu arah dan tujuan, bukan saja ia akan menghabiskan tenaganya dengan percuma, tapi bisa saja ia tersesat dan berakhir di tempat yang tidak diketahuinya.
Kemudian, muncul bola lampu yang sangat terang bersinar di atas kepalanya [baca : ide].
Kenapa tidak bertanya pada orang lain saja?
Dan kenapa tidak bertanya dari tadi?!
Kenapa harus membuang waktu selama 2 jam hanya untuk berkeliling berputar-putar mencari seorang diri jika ada orang lain yang bisa membantumu?!!
Dasar bodoh!!
Tetsuya melihat ke sana kemari, berusaha mencari seseorang yang bisa ditanyai.
Pandangannya kemudian tertuju pada pada segerombolan orang dengan pakaian yang didominasi warna hitam [sebenarnya memang hitam semua] dengan celana yang sedikit robek [sebenarnya banyak bagian yang robek], dan rantai di bagian celana mereka [yang ini memang benar].
Tetsuya menganggukkan kepalanya mantap dan segera berjalan mendekati segerombolan orang [yang terlihat agak mencurigakan] itu.
Ano...permisi semuanya! Aku mau tanya nih, kalian tahu alamat ini tidak?” Tanyanya dengan ekspresi super ramah dan senyuman lebar di wajahnya.
Sayangnya, pertanyaanya itu di jawab dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat kesal dan mengerikan.
“Haaa? Mau apa kau bocah kecil??! Kau mau cari mati?!!” Tanya salah seorang dari mereka yang mengenakan bandana hitam di kepala [dan anehnya, meskipun tampilannya sangat seram tapi rambutnya kenapa harus di cat merah muda?? Jujur saja, ini sangat merusak suasana].
Dan sepertinya, dia adalah pimpinan dari gerombolan itu.

Glek!!

Tetsuya tertegun.
Senyumannya langsung menghilang seolah tersapu oleh angin yang berhembus.
Sepertinya ia bertanya pada orang yang salah.

Salah satu dari mereka yang berbadan gemuk, ah, bukan tapi bulat, maju mendekati Tetsuya.
“Jawab!! Kalau Bos Ryoji bertanya, jawab!!! Jangan diam saja??! Kenapa? Kucing mencuri lidahmu??”
“Etto, etto...a--aku tidak ingin cari mati...hanya ingin mencari rumah teman ayahku...itu saja” Kata Tetsuya berusaha tersenyum. Tapi ia tidak bisa menyembunyikan tubuhnya yang gemetar.
Gawat!
Ia mulai merasa ketakutan!!
Ada sekitar 6 orang diantara mereka. Selain tubuhnya yang jelas jauh lebih besar dan lebih tinggi dari Tetsuya, penampilan mereka terlihat campuran antara berantakan, menakutkan...dan mungkin penyanyi rock...[untuk yang terakhir itu menurut Tetsuya].
Ah...
Mungkin lebih tepatnya penampilan mereka lebih terlihat seperti berandalan kota.
Tunggu dulu...
Mungkin mereka adalah berandalan kota yang haus darah dan siap mengoyak serta mengulitimu kapan saja!!!
“Hoooo...kau sedang tersesat, ya, tikus kecil? Mau aku bantu carikan jalan?” Tanya seorang diantara mereka yang berambut pirang panjang.
“B--boleh kalau tidak merepotkan...” Tetsuya berkata dengan tubuh gemetar dan senyuman yang dipaksakan.
Dalam hati, ia mulai menghitung...
1...
“Dengan senang hati...bersiaplah, karena sekarang ini, aku akan langsung mengantarmu ke...”
“Ngh” Tetsuya berkata dengan suara pelan.
Tubuh Tetsuya semakin bergetar dan keringat dingin mulai membasahi wajahnya.
2...
Tenang, Tetsu! Jangan takut!! Kau laki-laki! Hadapi layaknya laki-laki!!!” Tekadnya dalam hati.
3...
Pria berambut pirang itu mengepalkan tangan kanannya dan mengangkatnya ke atas.
4...
Sedikit lagi...sedikit lagi...” Kata Tetsuya dalam hati dalam menundukkan kepala dan memejamkan matanya.
Pria itu tersenyum...senyuman itu...senyuman iblis...
“Aku akan mengantarmu menuju ke kematian!!!”
5...!!!
Sekarang!!!!
Tetsuya membuka kedua matanya dan mengangkat kepalanya dengan cepat!!
Kemudian, ia segera membalikkan tubuhnya kebelakang, kakinya bergerak sedikit dan--
Huwaaaa!!!! Kabuuuuuuuuur!!!!!!!!!!!” Teriaknya dengan kencang dan air mata yang membanjiri wajahnya.
“Apa...?”
“Ka--kabur...?”
“Hoi!! Jangan kabur kau!!” Teriak Ryoji sambil berlari mengejarnya.
Haruskah kita mengejar bocah payah itu...?” Batin anak buah Ryoji.
Tetsuya terus berlari dan bergumam pelan,
“Ukh...kenapa nasibku seperti ini sih!?”
***-***
“Huaaah...hufff...huff...” Tetsuya berusaha mengatus nafasnya.
“Ah...capek sekali...rasanya seperti habis lari marathon 100 KM saja...huff...huff...Mereka...sudah tidak mengejar lagi’kan...? Haah...kalau tadi aku melawan mereka, mungkin aku sekarang sudah jadi kue pie!” Kata Tetsuya sambil menoleh ke belakang.
Sepertinya, orang-orang mengerikan itu sudah tidak mengejarnya.
“Sial! Kupikir aku akan mati di sini!!” Katanya pelan.
Tetsuya lalu menyandarkan dirinya ke tiang yang berada di dekatnya. Rasa lelah seperti telah mengambil alih seluruh tubuhnya.
Ditambah lagi...

Gruuuuuk...

“Oow...aku memang belum makan apapun dari tadi pagi...[gara-gara terlambat naik kereta, aku jadi tidak sempat sarapan di stasiun...pada akhirnya, ini semua salah kedua orang sok sibuk itu]. Nggh!! Baiklah!! Kurasa sekarang waktunya makan siang!!” Kata Tetsuya sambil merentangkan kedua tangannya.
***-***
Fun Hamburger, Kota Kirikka, 12.10 P.M...

“Munch...Munch...”
Tetsuya langsung memakan pesanannya dengan sangat lahap yaitu 10 hamburger daging plus sayur dengan keju double dan mayonaise di tambah dengan 2 kentang goreng ukuran jumbo, 1 es krim sundae rasa vanilla dan minuman cola ukuran besar.
Tentu saja ia selapar itu. Orang tuanya tidak menyiapkan apapun untuknya ketika berangkat ke New York [hanya surat yang ditinggalkan, ingat?].
Itu berarti, ia tidak makan apapun dari pagi sampai sudah sesiang ini.
Ditambah lagi harus berdiri di atas kereta selama sekitar 2 jam, terus berjalan berputar-putar mencari rumah Paman Kagoshima, kemudian berlari karena dikejar oleh para berandalan kota.
Dan faktanya...
Semuanya memang menghabiskan banyak tenaga...
Tatpi tetap saja...
Bagaimana bisa dia makan sebanyak itu?
Dan, bagaimana makanan sebanyak itu bisa masuk ke dalam mulutnya?
Yah...itu adalah rahasia terbesar Tetsuya...
***-***
“Hwaaah! Kenyangnya~” Kata Tetsuya sambil berjalan.
Untung saja kedua orang tuanya memberi uang lebih, kalau tidak maka dijamin Tetsuya pasti akan menghabiskan sisa hidupnya dengan mencuci tumpukan piring-piring kotor.
“Yosh! Sekarang waktunya mencari lagi! Aku sangat lelah dan ingin beristirahat di kasur yang empuk. Semoga saja Paman Kagoshima sudah menyiapkan tempat tidur untukku” Harap Tetsuya sambil menggaruk-garuk plester kuning yang berada di pipi sebelah kirinya itu perlahan.
Dalam perjalanannya...
“Hey, berikan uangmu!!”
Tetsuya tertegun dan langsung menghentikan langkahnya.
“Glek!! Suara itu...sepertinya aku kenal!”
Tetsuya menengok ke belakang.
Tidak ada siapapun di sana.
Tetsuya menghela nafas lega. Sepertinya dugaan Tetsuya salah.
Ketika ia ingin melangkahkan kakinya kembali...
“Jangan bergerak!! Cepat serahkan uangmu!!!”
Tetsuya kembali berdiri di tempat dengan tubuh bergetar.
“Huwaaa....! Aku tidak mau!! Ampuni aku...!!!!” Tetsuya berkata sambil mengangkat kedua tangannya.
Ia menoleh ke belakang. Tapi tidak ada siapapun di sana yang mampu mengancamnya sampai merasa ketakutan setengah mati seperti itu.
Tetsuya mengangkat sebelah alisnya.
Kemudian ia baru menyadari kalau suara itu bukan berasal dari belakangnya, melainkan dari tempat yang lain.
Dengan perlahan, Tetsuya mengendap sampai ke belakang sebuah tembok, kemudian mengintip sesuatu yang berada di ujung sana.
Ketika ia berhasil menangkap sosok itu, Tetsuya langsung kembali terkejut.
Sosok yang dilihatnya adalah ke-6 berandalan yang tadi mengejarnya habis-habisan!!
“Uwaaah...sudah kuduga! Itu Ryoji!!” Katanya pelan sambil memperhatikan pria dengan bandana hitam yang ternyata memang pimpinan kelompok itu.
Namun, yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah...sosok seorang gadis mungil yang sangat manis dengan rambut merah pendek sebahu.

Rasanya gadis itu tidak asing lagi...
“Ah! Gadis yang waktu itu ada di kereta!!” Kata Tetsuya terkejut dengan suara agak keras kemudian dengan cepat ia segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya, mencegahnya untuk berteriak dan bersuara keras.
Tetsuya memperhatikan gadis itu. Untuk beberapa saat, ia tidak bisa lepas dari pesona yang dipancarkan oleh gadis itu. Wajahnya langsung berubah menjadi merah.
“Jangan diam saja!! Kau tidak punya mulut!?” Teriak Ryoji lagi kasar.
“Glek! Ryoji!!”
Tetsuya langsung tertegun begitu ia mendengar suara Ryoji lagi.
Ia baru sadar kalau gadis itu ada di dalam bahaya yang sangat besar!!
“Ta--tapi aku tidak membawa uang...” Gadis itu terlihat sangat ketakutan dan hampir menangis.
Meskipun sedang ketakutan seperti itu, gadis itu tetap terlihat sangat manis.
“Ma--manisnya...” Kata Tetsuya pelan. Tanpa ia sadari, air liurnya menetes dengan deras sampai ke bawah.
“Ah! Apa yang kupikirkan!!? Gadis itu ada dalam bahaya! Aku harus segera menolongnya!!!” Tekas Tetsuya [air liurnya masih menetes].
“Begitukah...? Hmm...” Ryoji dan temab-temannya memperhatikan gadis itu dari atas sampai ke bawah.
“Bos! Gadis ini manis juga. Bagaimana kalau kita bermain dengannya sebentar?” Ajak anak bauh Ryoji yang mengenakan kacamata hitam.
“Ho ho ho. Ide bagus!!” Tawa Ryoji.
Jelas, tergambar ke-mesuman yang amat sangat dari wajahnya yang menyebalkan itu!!
Uwaa...mukanya mesum...” Kata Tetsuya dalam hati dengan ekspresi wajah jijik.
Gadis itu terlihat sedikit mundur. Tubuhnya gemetaran.
“A--apa yang akan kalian semua lakukan padaku? Hentikan! Kumohon...” Teriaknya.
Suaranya sangat imut dan kecil...benar-benar manis...
Tetsuya kembali terdiam [dan tentunya, air liurnya menetes semakin deras], terpesona akan kecantikan gadis itu.
Ketika tangan kotor Ryoji memegang tangan gadis itu, Tetsuya langsung tertegun!
Sebuah api yang membara langsung berkobar dengan hebatnya di dada Tetsuya!!
Tekadnya untuk menyelamatkan gadis itu sudah sangat besar meskipun ia harus rela mati di tangan Ryoji!!!

“Ryoji!! Kemari kau!!!!” Teriak Tetsuya dengan keras sambil keluar dari persembunyiannya.
“hah?! Kau bocah yang tadi!!” Teriak Ryoji kaget.
“Fu fu fu...aku kemari untuk menolong tuan putri yang sedang kesusahan. Yah...anggap saja aku pangeran berkuda putihmu...” Kata Tetsuya dengan background berkelap-kelip dan penuh dengan bunga mawar merah.
“Hoo!! Pangeranku datang untuk menolongku!!!” Gadis itu terlihat sangat senang atas kemunculan Tetsuya yang telah berubah seperti layaknya pangeran.
“Dasar tikus kecil!! Akan kuhancurkan kau berkeping-keping sampai tak tersisa dan menjadi abu!!!” Teriak Ryoji. Wajahnya terlihat sangat kesal.
“Fu fu fu...aku tidak takut. Hanya orang lemah saja yang akan menyakiti seorang gadis manis yang tidak berdosa seperti itu. Dan, bagiku kau adalah sampah kotor yang paling lemah” Kata Tetsuya dengan penuh percaya diri.
“BERISIIIIIIIKKK!!!!!!!!!!!!!” Teriak Ryoji sambil maju bersamaan dengan anak buahnya yang lain.
Sementara itu, Tetsuya hanya tersenyum.
Tak ada rasa takut di dalam dirinya.
Semuanya...demi menolong sang putri...
“Fu fu fu...kalian semua...majulah sekaligus! Akan kubuat kalian semua sujud di hadapanku!!!! Mwa ha ha ha!!!”

BRUUUUKHH!!!!

“Gyaaaaaa!!! Ma--maaf’kan kami, Tetsu-sama!!! Kami tidak akan mengganggu siapaun lagi!!! Kami janji!!!!!”
Ryoji dan anak buahnya yang telah babak belur, sujud dan menyembah Tetsuya dengan ekspresi dengan ketakutan.
“Mwa ha ha ha!! Sudah kubilang’kan kalau kalian akan sujud dihadapanku!! Rasakan kemurkaan Tetsu-sama!!!!” Kata Tetsuya dengan nada puas dan bangga.
“Kyaaaa!!! Tetsu-sama, jadikan aku kekasihmu!! Kumohon!!!” Gadis berambut merah pendek itu berlari dan langsung memeluk Tetsuya dengan erat.
Otomatis, wajah Tetsuya langsung berubah menjadi merah.
Dengan perlahan, ia membalas pelukan gadis itu.
“Fu fu fu, tentu saja...”

....................
....................................
........................................................................
Tidak, tidak, tidak!! Tidak akan semudah itu! Hal seperti itu hanya akan terjadi di manga atau di anime saja!!” Kata Tetsuya dalam hati setelah ia membayangkan sesuatu yang tidak mungkin akan terjadi.
Jika ia melakukan hal seperti yang dibayangkannya tadi, hal yang akan terjadi justru sebaliknya.
Dia yang akan dipaksa untuk bersujud!!

“Tenang, Tetsuya...tenang...aku ini laki-laki...yup! Hadapi layaknya laki-laki!!!” Tetsuya berusaha menenangkan dirinya.
Tapi ada satu pertanyaan...
Ke mana perginya api yang tiba-tiba berkobar itu?
Sepertinya sudah lenyap, tertiup angin musim gugur...
“Kyaaa!! Jangan! Lepaskan aku!!” Teriak gadis itu ketakutan.
Mendengar gadis itu berteriak ketakutan, rasa ingin menolong di hati Tetsuya semakin besar!!
“Ayo, Tetsu! Kau laki-laki!! Maju!!!
Tapi, tubuhnya bergetar seperti sedang berada di tengah timbunan salju.
“Ayoo!!! Akh!!! Kakiku!! Bergeraklaaaaaaaah!!!!!!!!!” Teriaknya sambil berusaha menggerakkan kakinya yang entah kenapa seperti menempel di tanah dan tidak mau menuruti perintahnya untuk bergerak.
“Fua ha ha!! Terus menjeritlah! Teriaklah yang lebih keras lagi!!!! Di jalanan yang sepi ini, tidak akan ada yang bisa mendengarmu!!!” Teriak Ryoji sambil terus memegang tangan gadis itu.
Anak buahnya ikut tertawa.
Aku bisa mendengarmu dengan jelas dari sini, dasar bodoh!!” Kata Tetsuya dalam hati dengan wajah kesal.
“Nah, bagaimana kalau kita tingkatkan level permainan kita menuju ke level selanjutnya?” Ryoji berkata sambil melepas tangan gadis itu.
“Huoooo!! To the next level! Next level!!!” Anak buahnya berteriak dengan suara cukup keras.
“Ja--jangan!! Apa yang akan kau lakukan padaku!!?” Teriak gadis itu.

Pleek

Ryoji langsung mendaratkan tangannya yang kotor itu tepat di dada gadis itu!!
“Hoo!!! Top score!! tepat pada sasaran!!!! Kau hebat bos!!” Teriak anak buahnya girang.
Gyaaaaaaaaaaaa!!! Hentikaaaaaaaaaaaaaaan!!!!!!!!!!!!!!!!” Teriak Tetsuya histeris melihat tangan Ryoji menyentuh ‘bagian terlarang’ seorang ladies!! [dalam hati tentunya].
“Nah, bagaimana? Enak’kan??” Tanya Ryoji.
“Huh...?” Sementara gadis itu hanya terdiam, seolah tidak terjadi apapun.
Dasar Ryoji kurang ajar!!! Beraninya kau mendaratkan tangan kotormu itu di ‘tempat yang seharusnya tidak boleh disentuh oleh laki-laki’ itu!!!!” [dalam hati, kata Tetsuya].
Tiba-tiba, Tetsuya tertegun.
Pikirannya kembali melayang ke kejadian di kereta tadi.
Ah...
Benar juga...
Dia juga telah menyentuhnya...’sesuatu yang seharusnya tidak boleh disentuh oleh pria’ [kecuali jika sudah menikah].
Perlahan, ia mengangkat tangannya mendekati wajahnya.
Benar saja, wajahnya langsung berubah menjadi merah ketika ia mengingat kejadian itu lagi.
“Fua ha ha!!.....Hm??” Entah kenapa, Ryoji tiba-tiba tertegun.
“Bos? Ada apa??” Tanya salah seorang anak buah Ryoji yang memiliki tato bergambar ular di lengan kirinya.
“K--kau!!! KAU!!!?” Teriak Ryoji kaget sambil menarik tangannya mundur.
Sementara gadis itu hanya menatapnya dengan wajah polos sambil sedikit memiringkan kepalanya ke kiri.
Kita kembali ke Tetsuya.
Tetsuya, yang masih ada di balik persembunyiannya, merasakan ada sesuatu yang kembali berkobar di dadanya!!
Apapun yang terjadi, meskipun harus mati sekarang, ia harus isa menolong gadis itu dari cengkraman tangan kotor Ryoji!!
Aku harus bisa menolongnya!!!! Harus!! HUOOO!!!!” Tekadnya dalam hati.

DUAAAGH!!!

Tetsuya tertegun.
Aneh...sepertinya ia menginjak sesuatu.
Ia melihat ke depannya dan melihat seekor kucing yang cukup besar dan berwarna abu-abu.
Ah...
Kucing yang sangat manis...
Tunggu...
Entah kenapa kucing yang manis itu...terlihat seperti sedang kesal dan marah.
Perlahan, Tetsuya mengalihkan pandangannya ke bawah.
Di bawah, tepatnya di bawah kakinya, ada sesuatu yang ‘panjang’’ dan agak berbulu.
Apa itu...?

GRRRRRRR....

Kucing itu menggeram. Tetsuya memperhatikan ke sana kemari, kemudian menyadari kalau kucing itu menggeram ke arahnya.
“Oh...” Katanya pelan.
Sepertinya, seharian ini ia sudah menyentuh ‘benda berharga’ milik orang lain secara tak sengaja.
Dan kini, giliran ekor kucing manis yang berharga ini...

Tetsuya berusaha tersenyum.
 Dengan perlahan, ia memindahkan kakinya ke belakang.
“Sudah kupindahkan kakiku yang nakal ini. sekarang kau diam ya, kucing manis~~ Kucing kecil yang baik hati~~~Sssst...”
Sayangnya, kucing itu hanya manis di luar saja...
Dan juga dia bukan kucing yang baik hati.
..........................
...................................................
....................................................................................
“Gy...”
GYAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!
“!!!!”
Ryoji dan anak buahnya langsung terkejut dan mengalihkan pandangannya ke arah suara itu.
“Siapa di sana!?” Teriak Ryoji dengan wajah kesal.
“Lepaskan aku!! Lepaskan aku!!!!” Teriak Tetsuya sambil berusaha melepaskan kucing yang kini sedang menempel di wajahnya.
“Bos...rasanya aku pernah melihat bocah itu...” Kata anak buah Ryoji yang mengenakan kacamata hitam.
“GRRRRR!!!!” Ryoji terlihat sangat, sangat, sangat dan benar-benar kesal, sampai urat-urat di wajahnya terlihat timbul.
“Aaah!!!” Teriak tetsuya ketika ia berhasil melepas kucing itu dari wajahnya dan melemparnya jauh-jauh.
Terlihat bekas cakarn di wajahnya.
“Uwaaa!! Wajahku hancur!! Ketampananku rusaak!!!!” Teriak Tetsuya histeris.
Beberapa detik kemudian, ia baru menyadari kalau Ryoji tengah menatap ke arahnya dengan tatapan kesal.
“Kau!! Takdir sepertinya mempertemukan kita kembali!!!” Kata Ryoji sambil berjalan ke arahnya.
“Yo...Selamat siang, Ryoji. Umm...etto...” Kata Tetsuya pelan dengan gugup.
“Ada yang mau katakan sebagai kalimat terakhir?!!”

Deg!!

Wajah Tetsuya terlihat menegang. Keringat mulai turun dengan deras membasahi wajahnya.
“Ba--banyak sekali yang ingin kukatakan...tapi aku hanya akan mengatakan sa--satu hal saja!!” Tetsuya berkata sambil mengangkat jari telunjuknya.
Ia berusaha tersenyum meskipun tubuh dan suaranya gemetar seperti orang bodoh.
“Katakan...” Kata Ryoji tanpa rasa ampun sedikitpun.
Perlahan, Tetsuya kembali menghitung dalam hati.
1...
2...
3...
4...
5...

Cling Cling Cling...

Background di belakang Tetsuya langsung berubah menjadi berkilauan.
Ia mengangkat tangan kanannya sampai ke depan wajah ryoji.
“Sudah...hentikan saja semua ini...tidak ada gunanya bertarung seperti ini...lebih baik, kita selesaikan masalah ini secara damai...Bagaimana, anakku?” Katanya dengan suara dan nada bicara yang terdengar sangat bijaksana.
“Waaa...awaa...bijaksana sekali...”
“Ah...sinarnya kilauan itu membuat kegelapan di hatiku menghilang~”
“Sinarnya menyejukkan hati...”
“Rasanya damai...”
“Haaa??” Ryoji langsung terdiam sambil memasang ekspresi wajah jijik.
“Fu fu fu, Hyaaaaaaahhh!!!!” Tetsuya langsung melayangkan tendangan mautnya ke arah ‘bola’ milik Ryoji!!
“@#@%&^*[&[*^&%^#!^%*&%” Dengan sekejap, Ryoji langsung pingsan di tempat.
“Te--tepat...sa--saran...” Katanya pelan.
“Bos!!!!” Teriak anak buahnya yang lain ketaktuan begitu melihatnya bos-nya tumbang.
“Mwa ha ha!! Rasakan bagaimana rasa sakit tak terkalahkan yang telah kualami tadi!!! Sekarang waktunya untuk pergi dari sini!!!” Dengan cepat, Tetsuya segera berlari mendekati gadis itu.
Ia tersenyum, kemudian mengarahkan tangannya ke arah gadis itu. Gadis itu menatapnya sesaat, dan Tetsuya langsung menarik tangan gadis tersebut kemudian segera berlari, menjauhi orang-orang jahat itu.

***-***
“Ini.” Kata Tetsuya sambil menyodorkan sebuah minuman kaleng ke arah gadis itu yang kini sedang duduk di atas bangku di pusat kota.
Gadis itu menganggukkan kepalanya.
“Te--terima kasih...” Katanya pelan sambil mengambil minuman itu kemudian menundukkan kepala. Entah kenapa, wajahnya terlihat merah.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Tetsuya.
“Ya, semua ini berkatmu. Kalau kau tidak ada...aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku...terima kasih sekali lagi ya.”
“Ya, sama-sama. Etto...jadi kau tinggal di sini?”
Gadis itu menganggukkan kepalanya.
Tetsuya terdiam kemudian duduk di samping gadis itu. Beberapa orang yang melintas di dekatnya, melayangkan tatapan ke arah mereka berdua. Namun Tetsuya tidak peduli dan segera memalingkan wajahnya yang memerah.
Meskipun ia terlihat malu-malu, tapi ia tetap berusaha bersikap keren dengan image ‘onni-chan’ yang baik dan dikagumi oleh semua wanita.
“Umm...kau...baru di sini?” Tanya gadis itu tiba-tiba yang langsung membuat Tetsuya terkejut.
“Ah--Y--ya...Be--begitulah...” Tetsuya berkata terbata-bata sambil menggaruk belakang kepalanya. Entah kenapa rasa gugup yang sangat besar menyelimuti dirinya ketika sedang berbicara dengan gadis itu. Bahkan ia tidak sanggup melihat wajahnya.
“Ah...pantas saja aku tidak pernah melihatmu sebelumnya di sekitar sini...Kau yang naik kereta tadi itu’kan? Tak kusangka kita akan bertemu kembali secepat ini. He he he” Ia tersenyum kecil.
“Ah--“ Tetsuya tidak bisa berkata apapun. Rasanya kata-kata itu seperti tersangkut ditenggorokannya dan sulit sekali untuk dikeluarkan.
“Jadi, kau berasal dari mana?” Gadis itu mulai meminum minuman kalengnya.
“Dari Osaka...”
“Osaka, ya? Cukup jauh juga dari sini...Ah, ya! Ini, kau pasti haus’kan?” Gadis itu tersenyum dengan polosnya sambil menyodorkan minuman kaleng itu ke arah Tetsuya.
Tentu saja, Tetsuya langsung terkejut seperti mendapat serangan listrik yang tiba-tiba.
Gah! Ta--tapi...Itu’kan--“ Tetsuya berkata dalam hati.
“Hm? Ada apa? Kau tidak mau??” Gadis itu berkata sambil memiringkan kepalanya sedikit.
Tetsuya menelan ludahnya. Bukannya ia tidak mau, justru ia sangat kehausan setelah berlari seperti itu. [dan karena terlalu memperhatikan gadis itu, ia sampai lupa membeli minuman untuk dirinya sendiri].
Tapi itu’kan...
Bekas dia!!!?
Bekas gadis itu!
Yang berarti...bekas bibirnya!!!!!
[itulah yang ada di pikiran Tetsuya].

Tetsuya mengarahkan tangannya yang tidak bisa berhenti untuk bergetar ke arah minuman kaleng itu.
Rasanya sulit sekali!!

Grep!

Minuman itu kini sudah ada di tangannya. Gadis itu tersenyum dan menunggu Tetsuya untuk meminumnya.
“T--te--te--terima--kasih------“ Kata sambil berusaha menahan rasa gugupnya.
Dengan perlahan, ia mendekatkan minuman itu ke mulutnya dan...

Glek Glek Glek...

Ah...
Rasanya segar sekali...
Tetsuya lalu mengembalikan minuman kaleng itu kepada gadis tersebut tanpa menoleh ke arahnya sedikitpun.
Ia lalu mengangkat kedua tangannya dan memegang wajahnya. Tidak tahu kenapa tapi rasanya sangat panas seperti terbakar oleh api.
Apakah ini berarti...
Ki--kita berciuman secara tidak langsung????” Pikirnya dalam hati.
Tidak. Tidak mungkin seperti itu. Hanya minum dari kaleng yang sama bukan berarti kalian telah berciuman.
Suasana menjadi hening...
Tiba-tiba...
 “Maaf”
Tetsuya langsung tertegun begitu mendegar kata ‘maaf’ yang terlontar dari mulut gadis itu.
Ia segera memalingkan wajahnya ke arah gadis itu. Senyuman yang tadi menghiasi wajahnya, tiba-tiba menghilang dan wajahnya terlihat sangat sedih.
“Eh? Kenapa kau meminta maaf? Kau tidak berbuat salah padaku’kan?” Kata Tetsuya.
“Tentu saja aku berbuat salah padamu. Di hari pertamamu ini, kau harus berurusan dengan orang-orang itu karena kau ingin menolongku.” Jawabnya.
“Ah...[sebenarnya sebelum bertemu denganmu, aku sudah berurusan dengan mereka jadi itu bukan salahmu, oke?]” Tetsuya hanya tersenyum dan berkata ‘ah’ dengan suara pelan. Dia ingin sekali mengucapkan kata-kata selanjutnya itu, namun sepertinya ia hanya bisa mengucapkannya di dalam hati saja.
“Kau pasti sangat ketakutan’kan?” Katanya lagi tiba-tiba. Ia memegang kaleng minuman itu dengan erat.
Tetsuya tertegun mendengar ucapan gadis itu.
Mau bilang tidak takut, sepertinya percuma saja, Wajahnya yang jelas-jelas terlihat ketakutan dan payah sudah dilihat dengan jelas oleh gadis itu.
Mau bilang memang takut...Ah! Mana mungkin dia bisa berkata seperti itu pada gadis yang disukainya?! Bisa-bisa dia semakin merasa bersalah dan image ‘onni-chan’ yang telah dibuatnya di hadapan gadis itu bisa hancur seketika!!!
“Ah, ba--bagaimana, ya? Jujur...aku memang sangat ketakutan tadi. Ta--tapi!! Aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu!!! Aku senang karena bisa menolongmu!! Karena aku su--su--“ Tetsuya tiba-tiba menghentikan ucapannya.
Jika ia melanjutkannya, kata yang mungkin akan keluar dari mulutnya adalah ‘suka’...
Tapi tidak mungkin ia berkata seperti itu pada gadis yang baru ia kenal.
Justru gadis itu akan menganggapnya sebagai laki-laki ‘hentai’ kemudian menamparnya dan meninggalkannya begitu saja...
Laki-laki hentai...
Entah kenapa pikiran Tetsuya kembali ketika ia tak sengaja menyentuh dada gadis berambut coklat muda itu.
Wajahnya yang terlihat merah karena malu...
Apa menurut gadis itu...Tetsuya adalah seorang pria hentai??
Ah!! Tidak!! Tidak!!! Tidaak!! Itu tidak mungkin!!!
Hanya karena kau tidak sengaja menyentuh ‘itu’-nya...ya!! lagipula itu sama sekali tidak disengaja!!
“Hmm, hmm...benar sekali. Kalau mau marah, marahlah pada orang yang tidak sengaja mendorongku dan jatuh menimpamu!!!!” Pikir Tetsuya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Ada apa?” Tanya gadis itu yang terlihat penasaran dengan sikap Tetsuya yang aneh. Tetsuya langsung tertegun dan menghapus gadis itu dari ingatannya.
“Ehm! Bukan apa-apa. Hanya ingatanku tentang seorang gadis yang tidak sengaja aku sentuh-- Ah!! Bukan begitu!!! Aku hanya ingin mengatakan kalau ini bukan salahmu. Siapapun orangnya, aku pasti akan menolong mereka juga. Jadi kau tidak perlu merasa bersalah dengan hal ini!! Sama sekali tidak perlu!!!” Teriak Tetsuya.
Ia bangkit berdiri kemudian berkata ke arah gadis itu.
“Ta--tapi...kau bisa berjanji satu hal padaku. Kalau kau sedang ada dalam masalah, kau bisa panggil aku! Ah, tidak! Kau harus panggil aku!! Jangan sampai kau terluka!!! Oke?”
Gadis itu terdiam sesaat, kemudian ia tersenyum.
“Ya!”
Mendengar itu, Tetsuya tersenyum dan menghela nafas lega.
“Haah...syukurlah...”
“Jadi, siapa namamu?” Gadis itu bertanya.
“Aku...Aozaki. Aozaki Tetsuya.”
“Hee...Aozaki...Aozaki...” Gadis itu mengucapkannya berkali-kali, berusaha untuk mengingatnya.
Gadis itu kemudian menganggukkan kepalanya dan menoleh ke arah Tetsuya.
“Hmp! Aozaki-kun!! Aku akan selalu mengingat nama itu!” Nada bicaranya terdengar lebih riang dari sebelumnya.
Ketegangan dan kegugupan yang sebelumnya dirasakan oleh Tetsuya juga perlahan-lahan menghilang.
“Baguslah kalau kau sudah baikan. Ah! Namamu si--“
“Ah!! Aku harus pergi sekarang! Nee, Aozaki-kun, sampai bertemu lain waktu, ya! Aku...akan menantikan saat kita berdua bisa bertemu lagi” Gadis itu segera meletakkan kaleng minuman yang telah kosong di atas bangku lalu berlari sambil melambaikan tangannya ke arah tetsuya, sementara Tetsuya yang belum sempat bertanya tentang nama gadis itu, tersenyum dan melambaikan tangan ke arahnya.

Setelah gadis itu sudah tidak terlihat lagi, Tetsuya terduduk di bangku. Ia mengalihkan pandangan ke arah kaleng minuman kosong itu kemudian mengambilnya dan memperhatikannya untuk sesaat. Ia lalu menghela nafas lalu melempar kaleng itu ke belakang.
Tetsuya lalu menutupi wajah dengan tangan kanannya.
“Gawat...sepertinya aku telah benar-benar jatuh cinta...”


***-***

A/N :  Hay, minna XDD
Maaaaaf, ilustrasinya rada berantakaaaan///plaaak

Arigato!


Author,
Fujiwara Hatsune

Tidak ada komentar:

Posting Komentar