Step By Step Coloring BoBoiBoy
Cuma langkah-langkah coloring BoBoiBoy artwork ^^
Fujiwara Hatsune
Selasa, 24 Februari 2015
Step By Step Coloring BoBoiBoy
Label: art, light novel, anime, manga
BoBoiBoy,
FanArt,
Step by Step
FanArt : BoBoiBoy!!
FanArt : BoBoiBoy!!
Pada suatu masa keadaan dunia penuh bahaya~
Ancaman dari musuh-musuh bumi, selamatkan kita~
Hero yang ada, Hero manusia, penyelamat bumi....Penyelamat bumiiiiiiiiiiii!!!!!
BoBoiBoy!!
Yeee akhirnya gambar BoBoiBoy juga XDD//Sekarang jadi suka bgt sama BoBoiBoy//cute and coool XDDDD
Ini artwork simple yang aku buat sambil nonton BoBoiBoy di TV >.<//ada yang suka BoBoiBoy juga??
Fujiwara Hatsune
Pada suatu masa keadaan dunia penuh bahaya~
Ancaman dari musuh-musuh bumi, selamatkan kita~
Hero yang ada, Hero manusia, penyelamat bumi....Penyelamat bumiiiiiiiiiiii!!!!!
BoBoiBoy!!
Yeee akhirnya gambar BoBoiBoy juga XDD//Sekarang jadi suka bgt sama BoBoiBoy//cute and coool XDDDD
Ini artwork simple yang aku buat sambil nonton BoBoiBoy di TV >.<//ada yang suka BoBoiBoy juga??
Fujiwara Hatsune
Kamis, 19 Februari 2015
Story : It's Called Love
Story : It's Called Love
*Read :
IT’S CALLED
LOVE
Aku selalu mengejarmu, di manapun kau berada,
aku yakin kalau aku pasti akan menemukanmu. Di hari-hari biasa yang berlalu
bahkan di dalam mimpi sekalipun, suatu kenyataan yang ingin aku percayai dan
lihat atau mungkin di masa depan yang belum kita lihat, aku tidak akan pernah
tersesat karena melihat sosokmu yang membantuku menemukan cahaya.
Untukku, kau adalah salah satu orang yang
paling luar biasa. Entah kenapa kau terlihat begitu hebat di mataku. Dan aku
tak ingin kehilangan dirimu yang berharga itu dari sisiku. Aku selalu menyadari
bahwa di tiap harinya kita selalu bersama, membuat berbagai kenangan dan juga
ingatan yang berharga.
Dan ditiap kalinya kita menghabiskan waktu
bersama, aku seringkali berpikir, sebenarnya seberapa dekat kita ini?
Kau ada di sampingku, di dalam jangkauanku
untuk menyentuhkan jari-jariku. Tapi tiap kali kita berjalan berdampingan,
ujung jari kita tak pernah bersentuhan seolah berada di luar jangkauan.
Karena itu, aku perlahan-lahan mulai
menyadari, kalau ternyata perasaan ini seperti langit yang tak akan pernah bisa
aku gapai, tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata seberapa kerasnya aku
mencoba. Kau adalah satu-satunya yang berharga untukku, lebih dari apapun. Aku
ingin memberikanmu kehangatan yang tak terbatas.
Aku hanya bisa melihat dari kejauhan tanpa
bisa mengatakan apapun. Dan menyadari, betapa jauhnya jarak antara hati kita
selama ini. Saat aku melihat dan membicarakanmu, pantulan bayanganmu yang
tersenyum terlihat jelas di kedua bola mataku. Tapi ketika kau menyebut namaku,
aku tak melihat pantulan wajah siapapun di bola mata yang nampak berkilau itu.
Apakah aku bagimu?
Berjalan di jalanan yang biasanya, dengan
pemandangan biasa dan orang-orang yang biasa pula. Dari kejauhan aku bisa
mendengar suara orang-orang asing saling bercanda. Mataku menangkap sosok
orang-orang yang menaiki jembatan penyebrangan sambil menuntun sepeda mereka.
Sekilas aku menoleh ke arahmu, senyuman biasa yang menghiasi wajahmu, entah
kenapa terasa begitu menyakitkan dengan perasaan kita yang sama sekali tidak
berubah dan tetap sama.
Hari ketika aku tak sengaja bertemu denganmu
saat itu, ketika hanya kita berdua yang tersisa di sebuah ruangan kecil yang
terkena cahaya matahari sore, aku menemukan banyak impian.
Awalnya aku tidak tahu, kenapa aku merasa
aneh dan tidak biasa seperti ini. Tapi lama-kelamaan, aku menjadi sadar, kalau
aku telah menemukan sesuatu.
Menemukan sesuatu yang disebut ‘cinta’.
Tiap kali aku ingin menangis atau merasa
kesal akan sesuatu, kau selalu ada di sisiku. Terima kasih untuk semuanya
selama ini.
Kata-kata yang ku tuliskan di halaman
terakhir yang rahasia itu... Kata yang tak pernah bisa aku ungkapkan secara
langsung padamu, yang ada di sisiku... Ketika aku mendekatkan jemariku dan
menyentuhkannya pada namamu yang tertulis di sana, tiba-tiba saja aku mengingat
bayanganmu. Tanpa aku sadari, jantungku berdebar dengan sangat cepat.
Ketika aku tertidur, atau ketika aku
terbangun sekalipun, aku selalu merasa berbeda dari biasanya, aku menemukan
diriku sendiri, terbalut dengan rasa cinta yang sangat hangat, wajahku langsung
terasa panas.
Aku membuka sebelah tanganku, dan kau akan
meletakkan tanganmu di atasnya, aku harap, hari seperti itu akan datang suatu
saat nanti.
Mungkin, belum saatnya bagiku untuk mengatakannya...
Karena,
Aku ingin melihatmu, sedekat yang aku bisa,
membiarkan perasaan cinta yang tak terhentikan ini, untuk sampai ke hatimu
dengan sendirinya. Suatu saat nanti, kuharap kau akan bisa menyadarinya tanpa
aku harus mengatakannya kepadamu...
Aku terlalu takut untuk itu.
Aku selalu melihatmu, di manapun kau berada,
aku yakin kalau aku pasti akan menemukanmu. Di hari-hari biasa yang berlalu
bahkan di dalam mimpi sekalipun, suatu kenyataan yang ingin aku percayai dan
lihat atau mungkin di masa depan yang belum kita lihat, aku tidak akan pernah
tersesat karena melihat sosokmu yang membantuku menemukan cahaya.
Untukmu, apakah aku adalah orang yang luar
biasa? Entah mengapa aku tidak bisa melihat itu di bola matamu. Ekspresi
wajahmu yang selalu tersenyum ke arahku dan caramu memandangku, sampai saat ini
aku menganggap itu semua sebagai berkah yang luar biasa. Tapi di saat yang sama
aku juga merasa sangat terluka, karena tak bisa memiliki semua itu meskipun aku
bisa menggapainya dengan mudah.
Aku sangat tak ingin kehilangan dirimu yang
berharga itu dari sisiku. Aku selalu menyadari bahwa di tiap harinya kita
selalu bersama, membuat berbagai kenangan dan juga ingatan yang berharga.
Dan ditiap kalinya kita menghabiskan waktu
bersama, aku seringkali berpikir, sebenarnya Kita sangat jauh.
Mungkinkah kau tidak menganggapku seperti
bagaimana aku memandangmu?
Apakah hubungan kita tidak akan pernah
berubah dan akan terus seperti ini sampai seterusnya?
Berjalan di tanjakan itu, kau selangkah di
depanku sedangkan aku di belakang, hanya bisa memandang punggungmu yang terasa
sangat jauh itu. Kau berbicara kepadaku dan sesekali tertawa, namun tak satupun
kata dari mulutmu yang berhasil aku tangkap. Kurasa aku terlalu sibuk dengan
pikiranku sendiri.
Tanpa sepengetahuanmu, kujulurkan tanganmu,
berusaha menggenggam dirimu, tapi seberapa kerasnya usahaku, sepertinya
perasaan ini tak akan pernah tersampaikan kepadamu. Namun di sini, bukanlah
saatnya bagiku untuk terus merengek dan mengeluh.
Aku akan selalu berusaha untuk membuat kisah
kita menjadi luar biasa.
Hari ketika aku tak sengaja bertemu denganmu
saat itu, ketika hanya kita berdua yang tersisa di sebuah ruangan kecil yang
terkena cahaya matahari sore, aku menemukan banyak impian.
Menemukan sesuatu yang disebut ‘cinta’.
Dan pada waktu itu, sebuah pertanyaan selalu
terlintas di kepalaku,
‘Akankah
semuanya berubah jika aku menyatakan perasaan ini kepadamu?’
Saat itu aku tidak menyadari, kenapa
kata-kata itu terlintas di benakku tanpa kuinginkan, dan tidak menyadari akan sebuah
jawaban yang terlihat tidak jelas itu.
Hanya bisa menggelengkan kepala, tetap
percaya kalau semuanya akan berakhir dengan baik. Seperti seorang anak kecil
polos yang dengan lugunya mempercayai semua yang orang dewasa katakan. Memang
mudah seperti itu jika kita hanyalah seorang anak-anak. Tapi ketika kita
dewasa, kita barulah berpikir, kalau kita tidak bisa percaya dengan sesuatu
begitu saja.
Menjadi orang dewasa ternyata memiliki
masalahnya sendiri. Kini aku tengah terjebak di dalam rasa itu. Antara ingin
percaya atau tidak. Percaya bahwa kau tidak akan berubah jika aku mengatakan
hal ini kepadamu, ataukah justru kebalikannya. Rasanya seperti meledak menjadi
berkeping-keping, ingin melupakan semua perasaan yang bersifat manusiawi ini
dan menjadi sesuatu yang terbang bebas di angkasa luas.
Aku tidak ingin berubah jika itu berarti
mengubah segalanya, mengubah sikapmu kepadaku dan juga mengubah dirimu.
Seperti sebuah sihir, ketika aku melihat
sekilas ke atas langit, bintang-bintang kecil mulai terlihat bersinar dan
berkilauan.
Langit yang tenang merefleksikan pantulan
kita berdua.
Jika seandainya aku menaiki tanjakan ini,
menuju ke tempat di mana kita akan berpisah, Tiba-tiba saja bayanganmu terlihat
kabur begitu aku ingin menyentuhnya.
Akankah itu yang terjadi?
Kata-kata yang ku tuliskan di halaman
terakhir yang rahasia itu...Kata yang tak pernah bisa aku ungkapkan secara
langsung padamu, yang ada di sisiku... Ketika aku mendekatkan jemariku dan
menyentuhkannya pada namamu yang tertulis di sana, tiba-tiba saja aku mengingat
bayanganmu. Tanpa aku sadari, sebuah senyuman terukir di wajahku.
Aku ingin memberanikan diriku, melangkah
maju, menuju ke masa depan yang tidak diketahui oleh orang lain.
Ketika aku tertidur, atau ketika aku
terbangun sekalipun, aku selalu merasa berbeda dari biasanya, aku menemukan
diriku sendiri, terbalut dengan rasa cinta yang sangat hangat, wajahku langsung
terasa panas.
Aku ingin mengetahui bagaimana perasaanmu
yang sebenarnya. Tidak ada yang salah dengan berharap seperti itu’kan?
Aku akan menjadi semakin dekat denganmu dan
bisa menghabiskan tiap harinya bersama, aku harap hari seperti itu akan segera
datang, menyinari aku dan kau.
Karena,
Aku ingin melihatmu, sedekat yang aku bisa,
membiarkan perasaan cinta yang tak terhentikan ini, untuk sampai ke hatimu
dengan sendirinya. Suatu saat nanti, kuharap aku akan bisa menyatakan rasa
cinta yang sudah tak dapat terbendung lagi ini kepadamu.
Aku selalu mendengarmu, di manapun kau
berada, aku yakin kalau aku pasti akan menemukanmu. Di hari-hari biasa yang
berlalu bahkan di dalam mimpi sekalipun, suatu kenyataan yang ingin aku
percayai dan lihat atau mungkin di masa depan yang belum kita lihat, aku tidak
akan pernah tersesat karena melihat sosokmu yang membantuku menemukan cahaya.
Di hari-hari yang biasa kita lewati bersama, waktu berjalan
seperti yang sudah sangat aku ketahui. Kita yang tidak pernah berubah.
Bayangan seseorang yang terpantul di langit itu, aku ingin melindunginya
tapi,
Kata-kata yang ingin aku sampaikan,
Ternyata tak bisa sampai kepadamu seolah terhalang sebuah barrier yang tak terlihat.
Pada akhirnya, semua tetap sama seperti
biasa.
Hari-hari yang biasa, masa depan yang tak
akan pernah berakhir, Kau yang tidak pernah berubah, persaanku yang tidak
pernah berubah. Kita yang tidak pernah berubah.
Dan akhirnya aku hanya bisa menyembunyikan
air mata yang menetes di balik senyuman kecil yang terasa tulus.
Karena semua yang sudah kita alami bersama, semakin mendekatkan
kita dari hari ke harinya, bukan berarti itu telah mengubah semuanya. Di saat itulah aku baru saja menyadari, kalau
cahaya yang merefleksikan diri kita di langit itu, adalah sesuatu yang sangat
spesial, dan aku menjadi sadar,
Akan apa yang sebenarnya aku inginkan.
Hari ketika aku tak sengaja bertemu denganmu
saat itu, ketika hanya kita berdua yang tersisa di sebuah ruangan kecil yang
terkena cahaya matahari sore, aku menemukan banyak impian.
Menemukan sesuatu yang disebut ‘cinta’.
Di saat bersamaan aku juga menemukan yang
disebut ‘harapan’ dan juga ‘sesuatu yang berharga untuk kulindungi’.
Dan pada waktu itu, sebuah pertanyaan selalu
terlintas di kepalaku,
‘Akankah semuanya berubah jika aku menyatakan
perasaan ini kepadamu?’
Saat itu, aku ragu. Kini, aku yakin.
Hubungan kita ini, aku ingin melindunginya,
aku ingin mempertahankannya, ikatan yang menghubungkan hati kita. Ini adalah
pertama kalinya aku ingin melakukan sesuatu, yang bahkan aku rela jika harus
kehilangan segalanya. Mungkin aku tidak berpikir panjang. Mungkin akan terkesan
bodoh.
Tapi seberapa bodohnya, aku tetap ingin
melakukannya. Jika memang dengan cara seperti ini aku bisa terus berada di
sisimu, terus bisa melihatmu tertawa dan terus bisa memperhatikanmu dari dekat,
maka tidak apa jika terus seperti ini.
Aku tidak ingin berubah jika itu berarti
mengubah segalanya, mengubah sikapmu kepadaku dan juga mengubah dirimu.
Seperti sebuah sihir, ketika aku melihat
sekilas ke atas langit, bintang-bintang kecil mulai terlihat bersinar dan
berkilauan.
Langit yang tenang merefleksikan pantulan
kita berdua.
Jika seandainya aku menaiki tanjakan ini,
menuju ke tempat di mana kita akan berpisah, Tiba-tiba saja bayanganmu terlihat
kabur begitu aku ingin menyentuhnya.
Aku tidak ingin itu terjadi.
Kata-kata yang ku tuliskan di halaman
terakhir yang rahasia itu...Kata yang tak pernah bisa aku ungkapkan secara
langsung padamu, yang ada di sisiku... Ketika aku mendekatkan jemariku dan
menyentuhkannya pada namamu yang tertulis di sana, tiba-tiba saja aku mengingat
bayanganmu. Tanpa aku sadari, air mataku mulai menetes mengaliri pipiku.
Impian kita selama ini terukir di masa-masa
yang terkesan ragu. Aku ingin memberanikan diriku, melangkah maju, menuju ke
masa depan yang tidak diketahui oleh orang lain. Tapi sampai saat ini, itu
semua hanya bisa menjadi sebuah keinginan belaka.
Ketika aku tertidur, atau ketika aku
terbangun sekalipun, aku selalu merasa berbeda dari biasanya, aku menemukan
diriku sendiri, terbalut dengan rasa cinta yang sangat hangat, wajahku langsung
terasa panas.
Aku ingin mengetahui bagaimana perasaanmu, di
saat itu pula aku tak ingin mendengarnya. Manusia hanya ingin mempercayai
sesuatu yang ingin mereka lihat dan membuat semua yang tak ingin mereka lihat
seolah hanyalah sebuah bayangan yang tak diinginkan. Ah, kurasa baru saat
inilah aku memahami perkataan tersebut. Hanya tidak ingin tahu, kalau
seandainya jawabanmu tidak sesuai dengan yang aku inginkan, bagaimana aku akan
menghadapi dirimu nanti?
Aku akan menjadi semakin dekat denganmu dan
bisa menghabiskan tiap harinya bersama,
Untuk itu aku harus tetap seperti ini.
Mempertahankan diriku yang sebenarnya, tetap mempertahankan eksistensiku yang
seperti ini di hadapanmu.
Sudah cukup seperti ini karena egois bagiku
untuk meminta lebih. Perasaan bingung yang tergambar dengan jelas di mataku,
pelan-pelan aku mulai menutupnya.
Mungkin aku akan terus menyimpannya, di
bagian terdalam hatiku...
Karena sekali lagi, di tempat ini, aku ingin
melihat senyumanmu yang menyinari hatiku itu, dan aku telah membuat janji
kepada diriku sendiri,
Kalau aku akan selalu menjaganya.
Aku selalu mendekapmu, di manapun kau berada,
aku yakin kalau aku pasti akan selalu mencintaimu. Di hari-hari biasa yang
berlalu bahkan di dalam mimpi sekalipun, suatu kenyataan yang ingin aku
percayai dan lihat atau mungkin di masa depan yang belum kita lihat, aku tidak
akan pernah tersesat karena melihat sosokmu yang membantuku menemukan cahaya.
Ternyata,
Yang aku inginkan hanyalah bisa selalu berada
di sisimu seperti ini,
Dan sampai saat ini,
Hari-hari yang biasa itu tidak pernah
berubah...
Begitu juga dengan perasaanku...
Perasaan yang disebut,
‘Cinta’.
-[IT’S
CALLED LOVE] THE END-
***-***
A/N : Hai, minna XD
Satu cerita gaje lagi yang terinspirasi dari lagu//kayaknya ngga ada deh cerita yang ga dapet dari lagu ha ha ha//lagu memang banyak memberikan inspirasi.
Kali ini campuran antara lagu Koisuru Kokoro dan Soshite Bokura wa//lagu favorit//dan sebenarnya ada satu judul lagu lagi he he, tapi himitsu//plaak
Sankyuu!!
Author,
Fujiwara Hatsune
Label: art, light novel, anime, manga
It's Called Love,
One-Shot Story,
Slice of Life,
Story
Happy Chinese New Year
Label: art, light novel, anime, manga
Faraway HORIZON,
Fukuzaki Kanata,
Hanazawa Chiisa,
Happy Chinese New Year,
My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!!,
Original Character
Minggu, 15 Februari 2015
Happy Valentine!!
Happy Valentine!!
Happy Valentine!
Btw, ini fanart Himeji Mizuki dari Baka to test!//anime favorit ha ha ha
Fujiwara Hatsune
Happy Valentine!
Btw, ini fanart Himeji Mizuki dari Baka to test!//anime favorit ha ha ha
Fujiwara Hatsune
Label: art, light novel, anime, manga
Anime,
Baka to Test to Shouukanju,
FanArt,
Happy Valentine,
Himeji Mizuki,
Manga
Senin, 09 Februari 2015
OC : Aozaki Tetsuya Chibi
OC : Aozaki Tetsuya Chibi
Uwoo, Tetsuya-kuuun XDDD//akhir-akhir ini jadi suka bgt sama Tetsuya-kun ha ha ha. karena biasanya kalau aku bikin Tetsuya itu versi tone, sekarang yang ada warnanya :3. Tulisan 'KA'di seragamnya itu artinya Kirikka Academy//sekolahnya Tetsuya. Lain kali, bakal bikin character reference buat semua chara utama di 'My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!!'
Sankyuu!!
Visit : ngomik
DA
Fujiwara Hatsune
Uwoo, Tetsuya-kuuun XDDD//akhir-akhir ini jadi suka bgt sama Tetsuya-kun ha ha ha. karena biasanya kalau aku bikin Tetsuya itu versi tone, sekarang yang ada warnanya :3. Tulisan 'KA'di seragamnya itu artinya Kirikka Academy//sekolahnya Tetsuya. Lain kali, bakal bikin character reference buat semua chara utama di 'My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!!'
Sankyuu!!
Visit : ngomik
DA
Fujiwara Hatsune
Label: art, light novel, anime, manga
Aozaki Tetsuya,
Chibi,
My Perfect and Romantic Highschool Life is Ruined Because of My Cute [TRAP] Roommate!!,
Original Character
Story : Faraway Days
Story : Faraway Days
Read :
FARAWAY DAYS
“Aku tidak
akan pernah melupakan hari-hari itu.”
Kelopak bunga berwarna putih itu,terbang terbawa
angin yang lembut, kemudian terjatuh tepat di atas lembaran halaman berwarna
putih yang telah penuh dengan huruf tentang hari-hariku. Duduk di bawah pohon
yang rindang, bayangan dirimu yang sedang tertawa di sampingku, samar-samar
kembali terbayang. Rambutmu yang berwarna hitam terlihat lembut ketika angin
membuatnya berkibar. Aku tak ingin melupakannya, bahkan tiap detik.
Sebuah bolpoin di tangan kananku, tak
berhenti menulis, mengisi tiap lembar yang masih kosong itu dengan kata-kata.
Menceritakan tentang aku dan kamu, yang terpisah oleh hari-hari yang jauh itu.
Aku berpikir, apakah ketika aku sudah
memenuhi seluruh lembaran ini, kisah kita akan berakhir? Atau justru baru akan
di mulai?
Namun satu hal yang aku tahu, bahwa kau tidak
akan pernah melupakan aku dan hari-hari berharga yang telah kita lalu bersama.
‘Jangan pernah lupa’,
Kata-kata yang kau ucapkan sebelum menghilang
dari hari-hariku dan menjadi kepercayaan untukku.
Tidak salah’kan jika aku berharap kau akan
kembali?
Hey, sampai kapanpun, aku akan terus
menunggumu...
Hari-hari yang jauh itu terasa tidak nyata
dan seperti ilusi.
Kemarin aku masih bisa melihat senyumanmu,
namun besoknya, aku tak bisa menemukan sosokmu bahkan di dalam mimpiku.
Meskipun begitu, ketika aku merasakan cahaya
matahari yang menembus jendela sampai ke dalam ruangan tempat biasanya kita
selalu bermain, aku bisa merasakan kalau hari-hari yang aku habiskan denganmu itu
adalah nyata.
Hanya dengan itu, yang menjadi kekuatanku,
menunggumu untuk kembali kemari.
Bayangan kita memang semakin jauh tiap
harinya, bersamaan dengan hari-hari yang jauh itu semakin pudar, tapi bahkan
sampai keesokan harinya, aku akan terus menulis cerita, yang mendekatkan kita
berdua.
“Di sini,
aku selalu berdoa agar kebahagiaan yang sesungguhnya bisa terlihat melalui
dirimu.”
Berdiri di bawah langit yang biru, entah
sudah hari ke berapa sejak perpisahan kita pada saat itu. Aku sudah mulai lelah
menghitung hari dan pada saat bersamaan mulai melupakannya. Aku mengulurkan
tanganku ke atas. Dulu kita sering membuat bingkai dengan tangan kita dan
melihat langit dari dalamnya, cukup untuk kita berdua.
Kini hanya ada tanganku seorang tanpa ada
tangan lainnya yang akan melengkapi bingkai ini. Kenangan mulai kembali. Namun
bercampur dengan rasa sedih. Karena aku tahu, kalau itu tidak akan pernah
terjadi lagi.
Duduk di bawah pohon yang rindang, aku
mencabut beberapa helai rumput dengan sebelah tanganku. Aku tertegun oleh suara
tawa seseorang dan bersamaan dengan itu pula, suara langkah kaki anak kecil yang
berlarian di tengah rumput yang bergoyang itu, berlarian dengan bebasnya dengan
angin di belakang mereka, mengarah ke langit yang luas dan besar.
“Sangat
jauh, sangat jauh...”
Hari-hari yang jauh itu, sebuah rumah kecil
di bawah bukit, sebuah pohon besar di puncak bukit dan aliran sungai yang
biasanya kulalui, akankah suatu hari nanti berubah? Akankah suatu hari nanti
aku lupakan?
Karena tidak mungkin untuk selamanya aku bisa
menyimpan sebuah perasaan yang sama.
Tapi, seperti yang sudah kukatakan padamu,
“Aku akan
ada di sini untuk menunggumu...”
Berdiri di bawah pohon rindang, aku mengulurkan sebelah tanganku
sementara tanganku yang lain mengenggam sebuah buku bersampul biru.
Tanganku menggenggam buku, melindungi semua kenangan dan cerita
hari-hari yang kita lewati, tidak ingin melupakannya.
Dan tanganku yang lain, mencari keberadaanmu di balik perbatasan
yang jauh, namun tak kutemukan bayang-bayang siapapun di sana, mulai
melupakannya.
Perlahan, kelopak bunga berwarna putih itu terjatuh dengan lembut
di atas telapak tanganku.
Bolehkah aku menjaganya?
Hari-hari kita yang jauh itu?
Karena ketika tanganku berusaha menggapai bayang-bayangmu, sosokmu
menghilang, menjauh dan tidak bisa kugapai. Seolah kau terbang jauh ke atas
langit dan aku di sini, hanya bisa mengulurkan tangan ke atas, tanpa bisa
meraih tanganmu.
“Karena
aku berada di sisi jurang, di mana aku tidak mungkin bisa melangkah.”
Apa aku bisa terus menunggumu?
Hari-hari yang jauh itu, terasa tidak nyata dan
seperti ilusi.
Seolah seperti tidak pernah terjadi, kemarin aku masih ingat
dengan jelas wajah dan suaramu ketika menyebut namaku.
Namun esok harinya, bahkan aku mulai melupakan beberapa hal
tentang dirimu.
Ketika aku berdiri di samping jendela yang kini terasa suram dan
dingin, di ruangan tempat biasanya kita bermain, aku mulai meragukan apakah
hari-hari yang aku habiskan denganmu itu nyata?
Ataukah hanya sebuah bayangan yang kejam?
Kekuatanku untuk menunggumu kembali kemari perlahan-lahan sudah
tidak tersisa, tergantikan oleh sebuah mimpi, di mana kau tidak ada di sisiku.
Melupakan wujudmu.
Seperti apa senyumanmu? Aku ingin melihatnya sekali lagi.
“Ketika
tanganku sedang menulis tentang hari-hari yang jauh itu,”
Tanganku tiba-tiba berhenti menulis.
Di satu baris, pada halaman terakhir, aku kehilangan sesuatu yang
ingin aku isikan. Entah mengapa baris terakhir itu tetap kosong, bahkan sampai
bertahun-tahun kemudian,
Ketika ingatanku tentangmu,
Sudah hampir tak tersisa lagi.
Bayangan kita berdua kini sudah tidak terlihat lagi. Bayang-bayangmu
yang biasanya hadir di sisiku, aku sudah tidak bisa lagi merasakan kehadiranmu
lagi. Bahkan sampai keesokan harinya, hari-hari yang jauh itu akan terasa
semakin menjauh sampai akhirnya benar-benar tak tergapai olehku dan selalu
luput dari genggamanku.
Mungkin, ini adalah akhir dari cerita yang aku tulis, sebuah kisah
yang menjauhkan kita berdua.
“Karena
di mimpiku yang jauh itu...”
Anak-anak tertawa, berlari, menulis nama mereka
sepanjang langit biru dengan sebuah kotak kaca berisi jangkrik yang bernyanyi,
di dalam kenangan itu.
Di dalam mimpiku yang jauh itu, aku selalu berjalan
dan berjalan, seorang diri, melalui sebuah rumah tua yang mulai berlumut,
melalui sebuah pohon rindang yang kini mulai terlihat rapuh, melalui aliran
sungai yang biasanya aku lalui,
Apakah sudah waktunya bagiku untuk memilih jalan lain?
Jalan di mana kau tidak pernah menjadi sebuah
kenyataan indah dalam hidupku?
“Tapi
meski begitu, aku masih berdiri di sini,”
Meskipun begitu, meski aku tidak ingat lagi akan
sosokmu, meski ruangan dingin yang biasanya kita bermain di sana telah membeku
oleh waktu dan tak tersentuh cahaya matahari lagi, meski baris terakhir itu
belum terisi dan satu kata itu belum kutemukan,
Aku bisa merasakan genggaman tangan seseorang yang
terasa hangat.
Bahkan sampai detik ini, di bawah pohon tua ini, aku
tetap berdiri seorang diri, melemparkan pandangan pada hari-hari yang jauh di
belakang itu.
Menunggu seseorang yang telah aku lupakan, ingin
kembali mengingatnya.
Mungkinkah aku bisa mengingatmu?
Hari-hari yang jauh itu sekali lagi?
Senyuman yang terasa baik itu, tidak bisa muncul di
ingatanku. Walaupun seperti itu, kata ‘Jangan pernah lupa’, terus bergema di
telingaku, seolah mengingatkanku akan janji kita.
Kata-kata yang kau ucapkan sebagai tanda perpisahan
dari hari-hariku dan satu-satunya yang masih aku ingat.
Bayang-bayangmu sudah tidak terasa lagi, tidak
terlihat lagi. Tapi entah mengapa, tanganku tetap terulur, mencari keberadaanmu
di perbatasan.
Bisakah aku menemukanmu? Yang tersembunyi di balik
hari-hari yang jauh itu?
Tidak cukup seperti ini saja. Aku ingin kembali
melihatmu. Memecahkan gelas kaca tempatku terkurung dan mencari dirimu sekali
lagi.
Meski hanya dengan serpihan-serpihan memory-ku yang seperti pasir putih,
Aku, pasti,
Akan menemukan dirimu di dalam diriku.
“Aku
telah menunggumu...”
Hari-hari yang jauh itu, tidak terasa nyata dan seperti ilusi.
Seperti dunia yang transparan, di mana aku bisa melihat diriku
sendiri di dalamnya bersama denganmu, yang kulupakan, namun sama sekali tak
bisa kusentuh.
Kemarin, aku tidak bisa merasakan apapun tentang dirimu, namun
hari esoknya aku mencoba untuk kembali merasakan kehadiranmu di sisiku.
Ketika aku kembali lagi ke ruangan berdebu yang sudah tak
tersentuh bertahun-tahun lamanya, samar-samar, bayangan kita yang yang dulu
mulai terlihat berkeliaran, saling mengejar, bercanda dan tertawa. Kujulurkan
tanganku, berusaha membelai figurmu dari kejauhan. Walau wajahmu tak nampak
dengan jelas, tapi kuyakin bahwa itu adalah dirimu.
Hanya dengan itu, aku bisa yakin kalau hari-hari yang kuhabiskan
bersama denganmu,
Ternyata benar-benar nyata.
Tanganmu yang menyentuh pipiku, tanganmu yang menggenggam
jari-jariku yang bergetar, sekarang dan selamanya, aku akan mendekap semua
kehangatan yang ditinggalkan.
Bersamaan dengan aku melihat ke dalammu, dengan bayang-bayang yang
semakin besar, melihat keluar melalui jendela kecil yang berdebu, perlahan
menghapusnya, sinar matahari itu masuk dan menusuk mataku. Pemandangan yang
biasanya selalu aku lihat dari sini, yang sudah bertahun-tahun tak kulihat itu,
“Ah,
pemandangan ini indah sekali...”
Aku ingin menangis.
Air mataku mulai mengalir, mengaliri pipiku, jatuh ke
atas lantai.
Kau berkata kepadaku, bahwa satu-satunya harapanmu,
adalah supaya perasaan kita bisa berbalas, jadi kita bisa melihat satu sama
lain untuk selamanya.
Sekarang ketika aku menutup mataku dengan perlahan,
kata-katamu timbul di dalam hatiku, senyumanmu pada waktu itu, benar-benar
sangat menakjubkan.
Aku mungkin sudah tidak ingat lagi seperti apa wujudmu, tapi aku
tahu, betapa menakjubkannya dirimu untukku, betapa berkilaunya senyumanmu,
betapa indahnya kibaran rambutmu, dan betapa sungguhnya kata-katamu padaku
waktu itu.
Aku yakin kalau kau akan benar-benar kembali.
Itu menjadi kekuatanku, untuk kembali menunggumu.
Bayangan kita memang semakin jauh tiap harinya dan bahkan mungkin
sampai keesokannya harinya, kita mungkin tidak akan bertemu lagi.
Tapi aku tahu satu hal.
Cerita kita belum berakhir. Karena satu halaman terakhir itu masih
belum terisi.
Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya aku kembali mengingatnya,
sesuatu yang ingin aku isikan, sesuatu yang ingin aku sampaikan pada bayangmu,
kata-kata yang aku lupakan.
Walau wujudmu tak dapat kuingat lagi, tanganku kembali menulis.
Mengisi satu baris terakhir itu.
Bayangan kita memang semakin jauh tiap harinya,
Tapi, bahkan sampai keesokan harinya, tanganku akan terus mencari
sosokmu di perbatasan,
Aku akan terus menulis cerita, yang mendekatkan kita berdua...
Dan hari-hari yang jauh itu...
“Hari-hari
yang jauh itu, di sebuah desa kecil, di sebuah rumah tua, pohon rindang yang
kini sudah tak ada lagi, dan sepanjang aliran sungai itu,
Meski
semuanya telah menghilang, meski semuanya telah tidak sama seperti dulu lagi,
meski sosokmu tak lagi kuingat,
Tapi
bukti bahwa kita bermain, berlarian,
Bukti
bahwa kau pernah ada di sampingku,
Dan
rasa cintaku kepadamu,
Semua itu adalah sesuatu yang nyata
Kita hidup di sana...
Sampai
saat ini, aku masih berdiri di sini, terus menunggu...”
-[FARAWAY
DAYS] THE END-
A/N :
Cerita One-shot yang terinspirasi dari lagu Haruka na Hibi :)
Sankyuu!!
DA
Author,
Fujiwara Hatsune
Label: art, light novel, anime, manga
Faraway Days,
One-Shot Story,
Slice of Life,
Story
Langganan:
Postingan (Atom)